keputusan rinda (7)

552 28 7
                                    

I'ts you babe
And I'm sucker for the way that you                        move babe.
And I could try to run but it would be useless
You're to blame
Just one hit you will know I'II never ever ever be the same.
~•Never be the same•~
Camila cabello

                        ••••••kembar••••••

Pagi yang cerah serta kicauan-kicauan burung terdengar di sela-sela Kaca jendela. Namun bagi pemuda yang satu ini tak kunjung bangun.

Meski nada dering alrmnya berbunyi nyatanya pmuda itu tak kunjung bangun.

Namun karna nada dering alrmnya tak kunjung berhenti, dengan susah payah dan matanya yang sayu ciri khas orang yang baru bangun tidur.

2 menit berlalu ia telah selesai mandi dan siap-siap memakai baju seragam sekolahnya. Setelah itu ia hendak ingin turun dari tangga ia mendengar percakapan antara neneknya dan ibunya.

"Rinda sebaiknya kamu itu harus menikah lagi"ucap sang nenek.

" nggak mah aku ini masih istrinya mas bram mah" jawab sang ibu dengan lirih.

"Ini semua demi Revan Rinda" henti sejenak"apa kamu nggak mikir dia itu membutuhkan sosok ayah rinda. Jangan kamu mirin dia terus apa hebatnya sih dia itu?"

Menitihkan airmata"nggak mah aku tetap nggak mau"isaknya.

yang sedari tadi mendengarkan percakapan itu ia lalu tersenyum kecut.

"Bener apa kata omah mah" ucapnya."Revan ini butuh sosok ayah. Semua temen Revan selalu punya ayah Revan juga mau kaya mereka mah diantar sama Ayah main bola dan lain mah"

"Tapi revan kamu itu masih punya ayah nak, dan mamah ini masih istri
s—"

"Udahlah mah gak usah mikirin cowok itu"

"Pokoknya kalau mamah gak nurutin apa kata omah aku bakal ngurung diri di kamar dan gak mau masuk sekolah" ancamnya. Lalu Revan meluar dari kamar Rinda dan berlari menuju kamarnya disusul oleh ida dan Rinda.

Revan membanting pintu kamarnya cukup keras. Ia tau aksinya ini pasti akan mampu meluluhkan hati mamahnya. Dan soal ia mogok makan nantinya juga omahnya sendiri yang akan memberinya.

Dengan pintu yang masih digedor-gedor Revan sengaja tidak membukakan pintu agar aksi ngambeknya ini berhasil.

"Revan sayang ayok buka nak ini omah ayo buka pintunya" tutur lembut sang nenek.

Terdengar suara dari balik pintu"gak mau omah!! Udah Revan bilang kalo mamah gak mau cariin aku ayah aku gak bakal mau keluar dari kamar"jawabnya penuh tekanan di dalam kalimatnya.

Meski di luar pintu tak hentinya gaduh karna perdebatan terjadi lagi. Ia malah sedang asik bermain PSPnya dengan cemilan didepannya yang baru kemarin ia beli sehabis pulang sekolah.

Seolah tidak dihiraukan oleh Revan Rinda dan ida memilih pergi dan mencoba beraktivitas Seperti biasanya walau rasa khawatir di dalam diri rinda.

                           —~▪❇▪~—

"Kemana sih tu anak vin?"tanya dion.

Kevin mengangkat turunkan bahunya." ye mana gue tau lo telpon aje sono" acuhnya.

Dion mengeluarkan handphone nya dan memulai mencari nomor Revan.
Dirasa telah menemukan lalu Dion menekan nomor sang pemilik dan mendekatkan ponselnya di telinganya.

"Loha, eh lo dimane" ucap Dion dengan espreksi wajah yang tidak biasa.

"Rumah"

"Gila ya lo kita di sini nungguin elo eh malah lonya ada di rumah malah main PSP lagi!!!" jawab Dion panjang lebar kali tinggi—eh nggak deng salah.

"Lo tau dari mana gue main PSP yon"

"Kedengeran tolol"

"Oh"

"Eh van gue nanya lo ngapain kagak sekolah dasar baru juga masuk beberapa hari masa lo udah bolos aje"

"Sshhut biase mamah, udah ye gue lagi sibuk"

••Tut tut tut••

"Emang kampret tuh anak, ye gak vin?...vin...vin gue nanya sama lo"Dion berbalik badan" eh kampret lo malah kagak ada"ucapnya sendirian.

•••kembar•••

Jangan lupa untuk vot dan komentnya ye say.

😊😊😊😊

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KembarWhere stories live. Discover now