part 17

5.2K 689 58
                                    

Di pagi hari seperti sekarang ini, Jiwon sudah seperti polisi yang sedang mengintai buronan kelas atas. Ia keluar dari kamar dengan cara mengendap-ngendap, lengkap dengan sepatu hak tinggi yang ia gunakan sebagai senjata. Kalau saja pencuri di dapurnya berani melakukan tindakan berbahaya, maka ia akan lebih dulu memukul kepalanya dengan hak sepatu hingga berlubang. Baiklah, sekarang pemikiran Jiwon rasanya jauh lebih kejam dari seorang pencuri yang hanya mengincar harta.

Jiwon bersandar di tembok dapur dan suara gaduh terdengar semakin jelas, seperti panci jatuh dan beberapa barang pecah. Sebenarnya, ini pencuri atau pengacau? Lagi pula, untuk apa pencuri ke dapur? Kenapa tidak langsung saja mengambil barang berharga?

"Kau mencuri, kan? Katakan saja!"

"Siapa bilang aku ingin mencuri? Aku Presdir, bukan pencuri!"

Suara 2 pria terdengar di telinga Jiwon, suara yang sangat ia kenal. Namun, mungkinkah memang mereka? Untuk apa mereka kemari? Astaga, ia sudah dibuat bertanya-tanya di pagi hari yang cerah ini oleh sebuah kegaduhan.

Kini Jiwon mulai mengintip ke dapur, memastikan apakah dugaannya benar. Dan kalian tahu? Mata Jiwon membulat saat melihat siapa yang berada di dapurnya. Bukan pencuri, melainkan Cho Kyuhyun dan Oh Sehun. Dua pria tampan yang sudah membuat dapurnya terlihat lebih buruk dari dapur Kyuhyun, saat ia diminta membuat bubur.

Kedua tangan Jiwon mengepal, kemudian ia keluar dari persembunyiannya dan melempar sepatu hingga jatuh tepat di wastafel. Membuat Kyuhyun dan Sehun seketika menjadi kaget, sampai langsung menjatuhkan peralatan masak yang dipegang oleh kedua pria itu. Mereka tidak sedang memulai memasak, melainkan menggunakan peralatan masak sebagai senjata perang.

Pandangan Kyuhyun dan Sehun beralih pada si pelempar sepatu, Kim Jiwon, yang sekarang nampak sangat marah. Jiwon tidak peduli lagi kalau Sehun adalah kekasihnya, ia akan tetap marah pada siapa pun yang berani mengacaukan rumahnya. Selain karena terganggu melihat rumah berantakan, Jiwon juga enggan bersih-bersih.

"Kenapa kalian bisa masuk?" Meski marah, kalimat pertama Jiwon masih belum terdengar menakutkan.

"Karena kau tidak mengunci pintu." Kedua pria itu kompak menjawab, yang sialnya membuat Jiwon menyadari betapa cerobohnya ia.

Semalam ia terlalu banyak pikiran, lebih tepatnya pikiran tentang Kyuhyun sampai lupa untuk mengunci pintu. Beruntung tidak ada pencuri yang masuk, tapi ia harus kedatangan dua pengacau di pagi hari. Jika saja Ibunya ada di sini, sudah pasti ia akan dihukum dengan membersihkan dapur sampai benar-benar bersih dan mengkilat.

"Lalu kenapa kalian mengacau?! Benar-benar menyebalkan!" Jiwon mulai mengeluarkan bentakannya, hingga membuat Kyuhyun dan Sehun bergidik ngeri.

"Aku tidak mengacau, tapi hanya ingin menangkap pencuri ini. Dia bahkan datang sebelum aku dan disaat kau masih tertidur." Sehun memberikan jawaban versinya, lengkap dengan tatapan tajam untuk Kyuhyun.

"Sudah aku katakan, aku bukan pencuri! Aku datang untuk membuatkan Jiwon sarapan, bukan mencuri!" Kini, Kyuhyun juga memberikan jawaban versi dirinya sendiri dan membuat Jiwon cukup tercengang.

Membuat ia sarapan? Hei, sejak kapan Annoying Boss bisa memasak? Dan juga, kenapa Kyuhyun begitu peduli padanya? Ingin mencari perhatiankah?

"Jangan percaya padanya, Ji. Dia pasti ingin mencuri atau mungkin ingin melakukan sesuatu yang buruk padamu."

"Ya! Berani sekali kau berkata seperti itu! Aku ini pria baik-baik!" Kyuhyun membalas ucapan Sehun, hingga perang adu mulut kembali terjadi.

Mata Jiwon menatap dengan baik aksi perang adu mulut antara mantan bos dan kekasihnya. Tidak ada yang tahu kalau tekanan darah Jiwon sudah naik berkali-kali lipat karena hal ini, adu mulut yang sangat tidak menguntungkan. Sampai akhirnya Jiwon sudah tidak tahan lagi, ia mendekati kedua pria itu dan langsung menarik telinga mereka.

Sehun dan Kyuhyun sudah pasti meringis kesakitan, namun tidak dihiraukan. Jiwon malah semakin keras menarik telinga Kyuhyun dan Sehun, sembari menyeret mereka. Ia membawa Sehun dan Kyuhyun ke ruang tamu, lalu memaksa mereka duduk di sofa. Tidak hanya sampai di situ. Kini, Jiwon berkacak pinggang sampai ia terlihat seperti seorang Ibu yang sedang memarahi anak-anaknya.

Sedangkan Kyuhyun dan Sehun nampak sedang mengusap telinga mereka yang memerah karena ulah Jiwon, belum lagi sekarang tatapan Jiwon yang terlihat cukup menakutkan. Tujuan mereka datang memang bukan untuk membuat kekacauan, namun kekacauan telah terlanjur terjadi dan membuat Jiwon sangat murka.

"Kau marah, Sayang?" Sehun bertanya dengan embel-embel sayang, yang membuat Kyuhyun seketika ingin muntah.

"Menurutmu, Oh Sehun?" Dan ucapan penuh penekanan dari Jiwon membuat Kyuhyun menjadi tertawa, senang karena kalimat manis Sehun tidak mendapat balasan setimpal.

"Diam, Cho Kyuhyun!" Kini, Jiwon membentak Kyuhyun dan sudah pasti membuat Sehun senang, namun tidak berani menunjukkannya.

Tawa Kyuhyun seketika terhenti dan keadaan sungguh berbalik sekarang. Jika beberapa hari yang lalu Jiwon tunduk pada setiap ucapan Kyuhyun, kini Kyuhyun yang tunduk pada setiap ucapan Jiwon. Ayolah, siapa yang tidak akan tunduk jika melihat tatapan cukup menakutkan dari Jiwon?

"Tunggu di sini!" Jiwon memberikan penekanan, lalu pergi untuk mengambil sesuatu.

Selama Jiwon pergi, Kyuhyun dan Sehun tidak terlibat dalam sebuah percakapan. Jangankan percakapan, saling menatap saja mereka sangat enggan. Namun, kini mereka jadi saling tahu wujud masing-masing. Kyuhyun tahu wujud dari Oh Sehun, sementara Sehun tahu kalau seperti inilah Kyuhyun jika dilihat secara langsung.

Setelah beberapa saat, Jiwon kembali dengan membawa peralatan bersih-bersih. Seperti sapu, alat pel dan kemoceng. Ia memberikan alat bersih-bersih itu pada Kyuhyun dan Sehun, sebelum memberikan sebuah perintah bercampur dengan ancaman.

"Karena kalian sudah membuat kekacauan, maka sekarang kalian harus membersihkan rumahku! Kalau sampai setelah aku selesai mandi rumah, khususnya dapur belum bersih... Awas kalian!" Ucap Jiwon dan menambahkan tatapan tajam sebagai pelengkapnya.

"Aku kekasihmu, masa kau tega menyuruhku bersih-bersih?" Sehun merengek, bahkan sampai berdiri dan berniat memeluk Jiwon. Namun, Jiwon lebih malah mendorong kepala Sehun hingga pria bermarga Oh itu kembali duduk.

"Sekarang, kau berhenti sejenak menjadi kekasihku sampai kau dan Kyuhyun membereskan semua ini. Mengerti?" Ucap Jiwon dan ia sempat menoleh sekilas pada Kyuhyun. Entah kenapa ia merasa seperti menyakiti hati Kyuhyun saat menyebut Sehun sebagai kekasihnya.

"Aku tinggal dulu." Dengan langkah cepat Jiwon meninggalkan Kyuhyun dan Sehun, sebelum rasa bersalah tidak semakin ia rasakan. Seharusnya ia tidak merasa seperti itu, tapi dengan bodohnya ia merasa bersalah dan bersikap seperti sangat menjaga perasaan Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum tipis melihat sikap Jiwon tadi, meski hatinya terasa perih melihat kebersamaan Jiwon dan Sehun. Setidaknya ia tahu kalau Jiwon masih peduli pada perasaannya, ia melihat itu dari tatapan Jiwon walau hanya melihatnya sekilas.

*************

TBC...

pendek dulu ya, ide cuma segini...

BIASAKAN VOTE, KOMEN DAN FOLLOW!!!

Annoying Boss✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang