Bab. 08,4

494 52 9
                                    


Hai haiii...

Selamat siang pembaca tersayang. Maafkan aku yang baru selesai hiatus dan baru sekarang update Isn't They are Rival nya.

Karena ternyata meskipun selesai UTS, jadwalku masih padat dari urusan UKM sampai rumah juga sibukk.

Jadi sekarang silahkan dinikmati Bab 08,4 nyaa. Happy reading/


*****


Japanese Traditional Garden adalah taman terindah yang pernah kulihat sepanjang taman lain, tidak, ini adalah taman terindah yang pernah dilihat mataku.

Tidak banyak pohon besar, melainkan pohon kecil yang hanya setinggi paha orang dewasa, dengan bunga warna-warninya. Pohon kecil itu mengiringi jalan menuju jembatan di tengah taman. Aku dan Gakushuu berhenti di tengah jembatan dan melihat sungai dibawahnya dengan sebuah kuil di ujung sana.

"Airnya beku." Gakushuu berkomentar.

"Iya. Ini kan hanya danau buatan." jawabku.

Gakushuu mengambil sebuah batu kecil dibawah kaki lalu menjatuhkannya. "Ahahaha, wajah kita retak."

Aku memukulnya setelah itu, "Bodoh sekali." lalu tertawa pelan.

"Haha. Aku juga bisa iseng sepertimu kan."

Aku hanya mengangguk menjawabinya.

Gakushuu menarikku -lagi- untuk turun dari jembatan. Dia mendekat ke sisi sungai, lalu berhenti dan menunjuk ke atas.

"Lihat, Shinjuku Park Tower terlihat dari sini."

Aku mendongak melihat arah yang ditunjuknya. Ada pemandangan yang indah sedang sama-sama kami lihat sekarang. Langit yang cerah ini sangat mendukung acara ken..- maksudku acara perayaan ultahku.

"Mau dipotret bersama?"

Suara itu bukan datang dariku ataupun si orange pirang. Aku menoleh kebelakang dan menemukan lelaki dewasa bersama DSLRnya.

"Aku melayani photo bersama maupun pasangan."

Ckrek.

"Eh!" Satu tangkapan kamera tiba-tiba membekukan pergerakanku. Selain itu aku juga terkejut dengan ucapannya.

Pak, maksudmu 'pasangan' tadi, kau hanya menebak, 'kan? Kok akurat.

"Boleh! Ayo Karma." Gakushuu menyetujui tawaran orang itu.

Orang itu akhirnya memberikan arahan agar background dibelakang juga bisa terlihat, dan beberapa kali mencoba kameranya mencari fokus. Setelah itu dia memberi aba-aba agar kami memasang bersiap. Aku hanya memasang pose biasa, tapi Gakushuu tiba-tiba menarik lenganku untuk mendekat,

Ckrek.

bersamaan dengan jepretan fotografer itu.

"Hoii." aku reflek menoleh padanya. Dia hanya pasang wajah 'sok' tolol.

Ckrek.

"E-eh tunggu Jii-san." aku mencegah fotografer itu mengambil gambar lagi. "Kau jangan main tarik-tarik saja. Poseku jadi gagal."

"Eh? Emangnya wajah datar itu tadi pose ya? Coba senyum dikit dong."

"Heeh." aku mengalihkan wajah darinya.

"Lanjutkan Jii-san."

Ya. Akhirnya acara foto itu dilanjutkan dengan pose suruhan Gakushuu.

"Bagaimana hasilnya?" Gakushuu langsung mendekat, aku hanya melihatnya dan tidak bergeming. "Ini bagus. Karma, kau mau coba lihat?"

Isn't They are Rival? (AsaKaru/Assassination Classroom)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora