20- Aku Selalu Ada

5.4K 291 25
                                    

Marco tersenyum menatap Cia. Tetapi tidak dengan Cia, dia menatap Marco dengan tatapan penuh tanya. Cia menolehkan kepalanya kearah kiri, dia terkejut melihat wanita blonde yang Marco bonceng tadi.

Cia berjalan kearahnya. Dia bertanya kepada wanita itu, "who are you?"

Wanita blonde itu mengulurkan tangannya, "aku Laura. Marco's Friend." dia tersenyum,"yang kamu lihat tadi itu cuma salah paham, aku menelfon dan minta Marco jemput karena aku ingin melihat Kakek Marco," jelasnya.

Cia tersentak, tebakannya benar. Wanita di depannya adalah Laura. Cia tidak menerima uluran tangan Laura, dia beralih kepada Marco, "jelasin kenapa kamu ga ngabarin aku?"

Marco memegang pundak Cia, "Ci.." Marco tersenyum, "aku ga sempat kabarin kamu, aku terlalu kaget waktu denger Kakek drop, dan ak-"

"Kamu ga sempet, tapi kamu bisa angkat telfon dia. Iya?" potong Cia dengan tajam.

Cia melepas tangan Marco dari bahunya. Dia berjalan meninggalkan Marco, tetapi Marco mengejarnya, "Ci! Dengerin aku dulu Ci!"

Tetapi Cia sudah masuk dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Marco mengusap wajahnya frustasi.

Abin, Lia dan Andra yang sedaritadi mengintip dari dalam Cafe terkejut dengan apa yang terjadi barusan.

Lia menatap Andra dengan bingung, "Ndra, itu tadi... Cia.. Dia kenapa? Kenapa dia kaget ngeliat Marco?" tanyanya.

Abin tersenyum samar seraya menatap Andra, "itu tandanya, yang diomongin Cia waktu dia dipeluk sama Marco, itu buat lo Ndra."

Andra terdiam, entah apa yang harus dia rasakan.

"Iya Ndra. Cia kira itu lo, bukan Marco."

Andra mengangguk, "kalian bener. Itu untuk gue. Bukan Marco."

Abin menepuk bahunya, "dan lo harus ambil apa yang udah jadi untuk lo," dia tersenyum lebar.

-

Andra sedang berada di dalam kamarnya, memainkan kotak musik yang belum diberinya kepada Cia. Sudah sangat lama sejak kejadian di pesta ulang tahunnya waktu itu. Sejak Andra merasa ada yang aneh dengan dirinya. Andra berjalan keluar kamarnya, dia menuju balkon. Dia melihat Cia sedang duduk di balkon juga, menatap langit malam yang mendung, tidak ada bintang.

Andra bisa pastikan, dia sedang menangis. Tetapi dia tidak bergerak sama sekali, dia hanya menatap langit sambil memegang pinggangnya. Andra tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan Cia sejak insiden di rooftop waktu itu.

Cia menghapus air matanya, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke samping untuk menutup pintu kaca balkon dengan gorden, begitu tangannya menyentuh gorden itu, tiba-tiba saja tubuhnya ambruk kebawah. Andra yang melihat itu seketika terkejut dan berlari dari balkon, dia keluar dari rumahnya, menuju rumah Cia.

"KAK AKBAR! TANTE RATNA! OM CHANDRA!"

Andra berteriak, dia tidak memperdulikan sama sekali apa yang akan orang katakan, dia sekarang hanya perduli kepada Cia.

Tante Ratna membukakan pintu, "Andra kenapa?" tanyanya dengan raut wajah kebingungan.

Tanpa babibu lagi, Andra masuk kedalam rumahnya dan membuka kamar Cia, dia melihat Cia yang setengah sadar tergeletak lemas di lantai.

"Cia!" Akbar, Tante Ratna dan Om Chandra terkejut melihat Cia.

Andra langsung mengangkat tubuh Cia dan mereka semua bersiap pergi ke rumah sakit. Andra memasukkan Cia kedalam mobil, begitu Andra ingin membaringkannya di atas paha Akbar, Cia memegang tangan Andra, matanya terbuka sedikit dan Cia bergumam memanggil namanya.

CIANDRA [✔️]Where stories live. Discover now