Dua Sisi - 12

10.7K 1.3K 102
                                    

HAIIIIIIIIIIIIIIII
UDAH SELESAI SBMNYAA HAHAHAHA SENANGNYAAAA
Doain ya guys semoga diriku keterimaa yey!!!

HAIIIIIIIIIIIIIIIIUDAH SELESAI SBMNYAA HAHAHAHA SENANGNYAAAADoain ya guys semoga diriku keterimaa yey!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ps: jgn lupa vote & comment

DISCLAIMER:

Semua yang ada pada cerita ini adalah fiksi, murni dari imajinasi author sendiri. Reader dimohon untuk tidak mengaitkan kejadian yang ada di cerita ini dengan dunia nyata. trims.

---

flashback

"Yoon, kamu kalau berangkat sekolah gak sama abang?"

Aku menggeleng, "Biasanya dianter supir atau mamah."

Lelaki itu membentuk huruf O sempurna dengan bibirnya, lalu ia menyendok es krimnya dengan lahap, "Asyik ya Yoon punya abang? Aku jadi ngebayangin kalo Mina udah besar nanti."

Aku tersenyum tipis, "Asik kalo abangku itu kak Mark." Kataku pelan sambil mengaduk es krimku.

Dia mengernyit, "Emang bang Jahe kenapa?"

"Dia gak suka aku, kak."

"Ah paling dia cuma sebel sesaat gitu. Aku juga suka begitu kok ke Mina."

Aku mengangkat bahu, terlalu malas membahasnya.

"Yoon, mau gak temenin aku beli kado buat mama? Besok abis pulang sekolah."

"Eh? Besok?" Tapi besok aku harus les.. gimana ini?

"Gimana? Lusa mamaku ulang tahun, aku bingung nih mau beliin apa."

Gak apa kali ya aku bolos sesekali?

"Eh hmm oke deh kak."

"Makasih ya,"

"Makasih untuk apa kak?"

"Kamu masih mau percaya sama aku."

Aku menunduk sambil menahan senyum. Hari ini ada apa dengannya? Rasanya semakin hari kak Mark semakin berbeda. Atau ini hanya perasaanku saja?

Pranggg

Semua pengunjung kedai es krim ini langsung menengok ke arah sumber suara. Seorang pengunjung wanita yang tak kukenal -di meja sebelahku memecahkan gelasnya. Dia menatap kami sambil menahan malu dan bergumam "maaf, maaf," berkali-kali. Pecahan kacanya barusan hampir terlempar kearah kakiku. Aku langsung berdiri secara spontan, hendak membantunya.

Kak Mark menarik tanganku, "Jangan Yoon, bahaya. Biar aku aja." Kemudian dia bangkit dan menghampiri si pengunjung, berjongkok, lalu ikut membersihkan pecahan kaca itu.

Aku langsung mencari pelayan yang entah ke mana tiba-tiba menghilang. Setelah aku kembali, pecahan kaca itu tampaknya sudah bersih dan tersisa sedikit serpihan kecil.

"Kak," panggilku setelah kami kembali duduk di tempat semula.

Dia sedang sibuk membersihkan tangannya, "Hmm?"

Brother: Jeong Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang