7. Who Next?

1.1K 160 24
                                    

Fate/Stay Night by Type Moon
Disclaimer by Type Moon
Story by reeshizen
Gilgamesh (Archer) x Reader
Setting: dominan Fate/Stay Night: Unlimited Blade Works
Genre: humor (gagal), romance.

.

"Tidak mengambil keuntungan komersil apapun dari fanfiksi ini. Semata-mata hanyalah kesenangan belaka."

.

Warning
Possible OOC!Gilgamesh, OC!Reader, plot tidal jelas, Bad EBI, alur ngaco, slight!ShirouxRin, slight!ShirouxSakura, dan tidak sesuai ekspetasi

Tolong jangan berharap banyak pada penulis

.

Don't Like Don't Read

.
.
.

Happy Reading!

.
.
.

Ada kalanya status kepala keluarga berguna. Biasanya cuman embel-embel patut dikenal hingga mendapat rekan atau aliansi, tergantung situasi yang terjadi. Kadang pula hanya sebuah label, menandakan keluarga penyihir masih menegakkan diri di tanah mereka masing-masing. Juga, sebagai pamor kemahsyuran keluarga yang dipertahankan. Sebenarnya sih, tergantung niat pihak keluarga dan sang kepala inginnya bagaimana. Misalnya, seperti aliansi tiga keluarga besar, Einzbern-Tohsaka-Makiri yang menciptakan ritual sihir besar yang masih bertahan hingga sekarang. Contohnya, Cawan Suci. Mustahil keluarga besar penyihir mahsyur hanya berdiam diri menjaga pamornya. Minimal, selalu berkontribusi di Asosiasi Penyihir di Menara Jam. Yang terakhir, yang dilakukan [name] beserta keluarga besarnya. Anggota keluarganya terlalu santai, apalagi ketika [name] menjabat sebagai kepala keluarga. Bukan disebabkan oleh kemampuan sihir dan kepemimpinan [name] yang masih kalah jauh hingga terkesan diremehkan. Meski iya, sebagian anggota beranggapan begitu karena [name] masih belum cukup umur dan pengalaman masih tertinggal jauh jika berjalan kaki. Gini-gini, [name] adalah mantan murid Lord El-Melloi II yang termahsyur di antara paling mahsyur sehingga kemampuan sihirnya tidak diragukan dan ia merupakan pewaris sah dari keluarga utama. Meski berpenampilan remaja labil, kemampuan otak dan sihirnya sangat stabil.

Terkecuali, hatinya.

Di sinilah ia, duduk manis di sebuah sofa apartemennya. Memegang secarik kertas dengan label cap dari Asosiasi Penyihir di Menara Jam. Tatapan malas dan bosan bercampur hingga membentuk kelopak mata yang menutup. Ia tidak tertidur, tetapi ingin tidur. Hari libur idealnya sedikit terusik oleh kedatangan surat yang meluncur manis ke dalam lubang pintu khusus surat. Hari libur kok, ada surat? Sungguh, yang mengantarkan surat ketika libur adalah petugas rajin. Begitulah yang terucap di benaknya jika tidak terpikirkan bahwa dari asosiasi sendiri yang mengantarkannya.

Tumben, asosiasi sedang berbaik hati padanya. [Name] sangat setuju setelah membaca surat yang tanpa lampiran itu. Dasar jika ada maunya. [Name] melengos, dengkusan meluncur masam. Mendadak, teh di sampingnya sudah tidak enak lagi karena dingin yang dibiarkan waktu.

Mendadak pula, dia ingin pergi keluar. Selain karena hari libur yang sudah melenceng dari rencana, ia terlalu takut berlama-lama karena pada lantai yang sama, Uryuu Ryuunosuke tengah menggila bersama servant-nya, Gilles de Rais. [Name] kira mereka akan sibuk bersenang-senang di luar ketika hari libur karena itu ia kembali, tahunya malah mendekam rapat di apartemennya. [Name] tahu karena suara erangan Uryuu yang mengagung-agungkan Gilles de Rais terdengar. Entah ritual apa lagi yang dilakukan, [name] tidak mau jadi korban. Sudah banyak penghuni apartemen di lantai yang sama mengungsi dengan dalih pindah hunian. Mereka tidak tahu situasinya, tetapi paham bahwa Uryuu adalah orang waras yang telah lama kehilangan akal warasnya sehingga bergeser status menjadi gila. Alhasil hanya Uryuu, Gilles de Rais, dan [name] yang tersisa.

Petaka Cinta [Gilgamesh x Reader]Where stories live. Discover now