10. Ramen dan Samyang

870 124 40
                                    

Disclaimer by Type-Moon
Story by reeshizen

Warning
AU, OOC, reader insert, xreader, many typos, etc

.
.

"Tidak mengambil keuntungan komersial apapun dari fanfiksi ini. Semata-mata hanya untuk kesenangan belaka."

.
.

DLDR

.
.

Happy reading!

.
.

Entah berapa kali [name] menghela napas. Mungkin sudah tak terhitung. Ia jadi gundah sendiri, mengapa mau menerima ajakan Gilgamesh? Kesambet apa ia? Sepertinya kini [name] yang mesti dirukiah menggunakan air suci. Entah air suci apa, yang pasti air suci di kuil Ryuudou tak akan mempan sekali pun dipakaikan oleh Pendeta Kirei. Separah itukah [name]?

Sudah berpenampilan nyaris seperti gembel, kini ia tampak bego. Mau jadi gila? [Name] rela saja asalkan Gil mau menurunkannya. Namun kalau dipikir-pikir, lebih baik Gil saja yang jadi gila. Sayang, [name] masih muda jua masa depan yang gemilang, sedangkan Gil? Dia hanya pahlawan yang kini berwujud roh, tidak lebih jua tidak kurang. Memangnya orang—roh—seperti Gil masih dibutuhkan di zaman sekarang? Yang ada ia sudah terdepak.

Heran [name], kenapa ayahnya Rin mau membangkitkan servant macam ini, sih? Sudah sombong, tamak pula, juga menyebalkan. Akhirnya Tokiomi terkena getahnya sendiri, tiada tanpa dibantu Gil. Untung saja Gil tidak abadi, jika ia abadi, dunia sudah sakaratul maut jika dipimpin olehnya. Diam-diam, [name] berterima kasih pada ular yang yang pernah dibunuh Gil itu karena telah memakan ramuan keabadiannya.

"Aku mau ke swalayan," ucap [name] tiba-tiba. Gil tidak memberi respons yang memuaskan. [Name] lalu mengguncang-guncangkan bahu Gil.

Motor Gil jadi sedikit oleng. Gil mencak-mencak sendiri. "Apa? Swalayan? Buat apa? Ganggu saja," balasnya dengan nada yang tak ramah.

Kerut-kerut halus hadir di dahi [name]. "Aku lapar, tahu! Berhenti dulu, tidak? Atau aku jatuhkan motor ini bersama isinya?" ancamnya tak mau kalah. Perut [name] memang minta diisi sejak tadi, bunyinya buat [name] tidak tahan.

"Malas. Tahan sedikit tidak bisa?"

"Tidak," jawab [name] singkat, padat, dan jelas.

"Merepotkan saja," cibir Gil sambil mendecih. Dari kaca spion, [name] dapati Gil bergumam tidak jelas. Kepala tanpa helmnya pun mengganggu. Terlebih, pada rambut yang terkibas-kibas, sesekali mengenai hidung [name] yang mancung itu.

Sebelum sempat [name] protes karena balasan Gil tak kunjung memuaskan, Gil memelankan kecepatannya dan menepikan motornya ke swalayan mini terdekat. Sejenak, [name] terperangah karena jarang-jarang Gil mau mengalah, terlebih lagi padanya.

Setelah motor terpakir dan [name] turun, Gil berucap tanpa turun dari motor, "Jangan lama." Tangannya menarik poninya ke belakang sekadar membetulkan dengan hasil yang tak berubah. Meskipun terlihat berlagak keren, [name] keki sendiri melihatnya.

"Tumben?" tanya [name] sangsi juga tak percaya. Langka sekali seorang Gilgamesh mendengarkan orang lain. "Lagi tidak kurang obat?"

Gil mendengus sambil melirik mata gadis itu. "Sebelum aku berubah pikiran, jadi atau tidak?" Gil tak kalah ketus, [name] mengernyih dibuatnya.

Petaka Cinta [Gilgamesh x Reader]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα