(PRESENT) Voice

411 18 11
                                    

Kali ini Daina yang Curhat, Rio ngasih tanggepan gak jelas doang.  

-

Sangat menyebalkan sekali menonton orang yang kita cintai bercerita tentang kekasih hatinya.

Apalagi sebuah cerita sedih yang membuat kita sungguh merasa tidak bisa berbuat apa apa dan tidak berguna.

Rio merasakan betul hal itu sekarang,

Daina yang menangis dihadapannya, Daina yang marah, Betul betul badmood sampai sampai iapun agak segan memberikan pendapat. 

“Aku tidak mengerti…” Kata Rio kalem, “Apasih yang membuatmu kesal dari tadi?”

Sudah dua jam, Tadinya yang ingin cowok keren itu lakukan adalah pura pura mendengarkan saja tanpa memberikan pendapat apa apa, Jadi segala yang ia lakukan hanyalah menatap layar televisi dikamarnya dan berpura pura menanggapi ‘oh’ atau ‘ya’ setiap kalimat yang meluncur dari bibir mungil Daina.

Rio sudah bisa menebak, Pasti masalah itu-itu lagi.

Tapi kini ia penasaran.

Ia tahu tidak berguna, tidak berguna meski ia telah sengaja mengacuhkan gadis itu,

Karena pada kenyataannya, ia tidak bisa berhenti bertanya tanya apa kiranya sebab kesedihan yang dialami oleh sahabat baiknya ini…

Wow, godaannya berat sekali.

Wajah Daina muncul dibalik bantal, Ia menggunakannya untuk menutupi muka dan menangis sejadi jadinya, eyeliner dan maskara sampai luntur mengotori bantal Rio, wajahnya jadi tampak seperti lelucon besar,

Tapi tidak ada yang peduli soal itu saat ini.  

“Kamu tidak mendengarkanku dari tadi?”

Rio garuk garuk kepala tidak gatal, salah tingkah, “Errr, Iklannya bagus sih, jadi…”

“Iklan?” Dengus Daina tidak percaya.

Rio menepuk nepuk kepala sahabat baiknya, berusaha memcairkan suasana. “Sudah, sudah, aku ingin mendengar ceritanya dari awal lagi sekarang,”

Dengan santai ia memberikan tisu bersih dan Daina langsung menggunakannya untuk membuang ingus. 

“Tasuku,” Daina berkata parau. “Pulang dalam keadaan mabuk…”

Keadaan hening sesaat.

Hanya ada mereka berdua yang saling berpandangan.

“Ha?” Rio membelalak tidak percaya.

“Yeah,” 

"Mungkin... karena pekerjaan?" 

"Tentu saja Pekerjaan," Daina melempar guling kesegala arah, "Tasuku bukan orang yang melakukan segala sesuatunya tanpa alasan atau sia-sia, Pekerjaan, dan ada masalah sedikit dengan teman bisnis, blah blah, dia hanya mencoba mem-fix hubungannya dengan si rekanan, membuatku muak dan ingin memutilasi rekanan bisnisnya itu."

“Tapi… tapi bukannya kau bilang, Kah… Maksudku, Tasuku, Tidak pernah ikut pergaulan aneh-aneh lagi sejak tiga tahun belakangan ini... Eh, Sejak menikah denganmu?”

Romeo and CinderellaWhere stories live. Discover now