Prolog

9.2K 489 24
                                    

Happy Reading

.

.

.

Puk.

Seseorang yang tengah duduk ditaman belakang rumah dengan ditemani satu gelas teh hangat menatap kebelakang tubuhnya dan dilihatnya sang adik yang tersenyum hangat padanya. Sadar akan situasi apa yang tengah dihadapinya sekarang, ia langsung bergeser dengan tangan yang menepuk pelan kursi yang ditempatinya menyuruh adiknya atau lebih tepatnya kembarannya untuk duduk disampingnya.

Wonwoo yang tak lain adalah adik sekaligus kembaran Minwoo tersenyum dan langsung mendudukkan tubuhnya tepat disampingnya. Terlihat sempurna jika mereka sudah bersama seperti itu. Biasanya sepasang anak kembar tidak pernah akur dan selalu bertengkar bukan ? Tapi tidak dengan mereka. Tidak jarang banyak sekali orang diluar sana yang mempertanyakan sikap akur mereka, meskipun sebenarnya memang anak kembar itu tidak selalu sama atau lebih tepatnya mirip dari segi penampilan maupun watak. Mereka berdua berbeda dalam artian watak.

Minwoo contohnya, ia yang lahir lebih awal dari Wonwoo dan hanya terpaut sepuluh menit dari sang adik. Ia berhati baik dan sangat ramah kepada setiap orang, sedangkan Wonwoo bisa dikatakan ia sedikit dingin dan tidak terlalu mempedulikan mereka yang menatapnya. Meskipun bersikap dingin, ia masih memiliki hati yang hangat dan bagi siapapun akan merasa nyaman jika berada disampingnya. Buktinya ia masih mempertahankan hubungan cintanya dengan kekasihnya yang sudah terjalin selama tiga tahunan, bukankah itu hal yang menakjubkan ?

"Kenapa kau senang sekali berada ditaman ini saat sore hari ? Tidakkah kau merasakan bahwa sore ini sangat dingin ? Hoho lihatlah bahkan kau hanya memakai sweater tipis. Apa kau ingin sakit ?" itulah sikap overprotektif seorang Jeon Wonwoo terhadap kembarannya yang menurutnya terlalu menyepelekan tubuhnya sendiri.

"Kau tidak pergi kencan bersama dengan kekasihmu ?" bukannya menjawab apa yang dikatakan Wonwoo, justru Minwoo tidak mempedulikan omelan sang adik dan malah mengatakan hal lain yang sukses membuat Wonwoo kesal dibuatnya.

"Kekasihku tengah sibuk, jadi hari ini aku tidak ada janji apapun dengannya. Bagaimana dengan dirimu ? Aku dengar kekasihmu itu akan pergi ke jepang sekitar satu minggu benarkan ?"

Minwoo cukup dibuat kaget, darimana Wonwoo tahu bahwa kekasihnya itu akan pergi ke jepang ? Siapa yang memberitahunya atau ia sengaja mencari tahu sendiri ? Ayolah bahkan ia hanya menceritakannya kepada ibunya sendiri. Mungkinkah yang memberitahu Wonwoo adalah ibunya ? Tapi itu tidak mungkin, karena faktanya ibunya tidak terlalu dekat dengan Wonwoo. Lalu ayahnya ? Tidak mungkin. Ia sedang berada di china sekarang ini.

"__kenapa kau tidak pergi kencan saja dengannya ? Mungkin saat kekasihmu berada dijepang, aku yakin kau akan sangat merindukannya." tambahnya saat Minwoo tak merespon perkataannya dan memilih untuk diam.

"Darimana kau tahu bahwa ia akan pergi ke jepang ? Ah apakah ada seseorang yang memberitahumu ?"

"Aku tidak sengaja mendengar pembicarakan kau dan eomma."

"Kau menguping ?"

Wonwoo mendengus sebal mendengar Minwoo yang menuduh dirinya menguping. Oh ayolah padahal ia tidak sengaja lewat kamar Minwoo yang tidak tertutup, dan ia tidak sengaja mendengar pembicaraan kedua orang itu. Jadi disini siapa yang harus disalahkan ? Salahkan saja pintunya yang tidak tertutup rapat.

"Aku kan sudah bilang bahwa aku tidak sengaja mendengarnya. Lagipula untuk apa aku menguping pembicaraan kalian ? Kau pikir aku ini psikopath ?"

Minwoo yang sadar akan perubahan sikap Wonwoo yang sedikit tidak bersahabat ia mencoba mencari pembicaraan lain. Ia tidak ingin ada pertengkaran diantara mereka, "__ah apakah kekasihmu tahu bahwa dirimu memiliki kembaran ?"

Ah baru saja Minwoo hendak mencari topik lain, tapi sekarang Wonwoo yang lebih dulu mengatakannya. Haruskah ia senang karena mungkin hubungannya masih akan baik-baik saja dengan adiknya ?

Minwoo menggeleng pelan,"Tidak. Bahkan aku belum ada waktu untuk mengatakan padanya bahwa aku memiliki kembaran. Kau tahu sendiri bukan bahwa hubunganku denganya masih belum lama, tidak seperti dirimu. Dan juga kekasihku tidak pernah kemari, pernah kemari tapi itu saat dirimu pergi berkemah."

"Seharusnya dulu aku bertemu dengannya bukan ? Mungkin sekarang ia tidak bisa membedakan antara kau dan aku." ucap Wonwoo dengan tersenyum geli atas ucapannya.

"Kau ini ada-ada saja. Oh iya Wonu-ya bolehkah aku berkata sesuatu padamu ?"

"Apa ? Kau tidak akan berkata yang tidak-tidak bukan ?"

"Jika terjadi sesuatu padaku, maukah kau membantuku ? Aku ingin kau menjadi diriku dan menggantikanku disisinya ? Sungguh aku tidak ingin melihatnya terluka."

Wonwoo terdiam dengan perkatan Minwoo yang menurutnya sangat tiba-tiba. Bahkan ia tidak paham apa yang dikatakan kembarannya ini. Memang apa yang harus dilakukannya jika ia harus berada disisinya ? Ia tahu apa maksud Minwoo berkata disisinya yang tak lain adalah berada disisi kekasihnya. Ayolah bahkan ia tidak pernah bertemu dengan kekasih Minwoo.

"Kenapa kau berkata seperti itu ? Perkataanmu itu membuatku takut sungguh."

"Kumohon hem. Aku tahu hanya dirimu yang bisa membahagiakannya."

Wonwoo menggeleng kuat, "Kau salah. Sumber kebahagiaannya adalah dirimu hyung, aku tidak bisa. Lagipula aku memiliki seseorang yang mencintaiku, bagaimana mungkin aku harus berhubungan dengan kekasihmu ? Apa kau berniat menyiksa perasaanku ?"

"Aku tidak ada niat seperti itu Wonu-ya, hanya saja aku tidak ingin melihatnya terluka. Jadi aku hanya ingin kau membantuku."

Wonwoo tidak bisa lagi menahan emosinya. Ia bangkit dari duduknya dan menatap Minwoo dengan kilat marah dikedua matanya. Mungkin ini adalah pertengkaran pertamanya selama ia hidup bersama Minwoo, "Jika kau tidak ingin melihatnya terluka. Sebaiknya kau berada disampingnya dan tidak seharusnya pergi darinya. Bukankah itu lebih baik ? Dan juga tidak menyeret orang lain dalam hubungan kalian." ucapnya dan setelah itu ia melangkahkan kedua kakinya  meninggalkan Minwoo yang diam membeku.

"Kau benar bahwa aku tidak seharusnya pergi bukan ? Tapi bisakah ? Aku merasa sebentar lagi ajal akan menjemputku." gumam Minwoo setelah Wonwoo benar-benar pergi meninggalkannya.

Minwoo menatap langit yang telah berwarna jingga dan sebentar lagi gelap. Tanpa disadarinya liquid bening meluncur bebas membasahi kedua pipi tirusnya. Ia tidak sanggup jika harus meninggalkan kekasihnya yang sangat menyayanginya dan membuat dirinya sangat nyaman. Namun bisakah takdir benar-benar membuat hubungan mereka terus bahagia ?

.

.

.

TBC or END ?

#27042018

Ini cerita apaan coba ? 😂
Gak suka ? Jangan baca okay ! Gampangkan ?

Ini FF ujian dan mungkin hal baru menurutku karena selama ini tidak pernah membuat cerita genre romance dan boy love ?
Jadi yang alergi cerita boy love jangan baca ya dan juga tidak seharusnya berkomen ria dengan apa yang kalian tidak suka ! Tapi meskipun ini boy love, dan aku akan buat cerita ini masih bisa dibaca karena tidak akan ada adegan kotor (?)

Jadi mohon jangan bash atau mengata-ngatai aku dengan kata-kata kasar ataupun menghujat !

I'm Not Him [SVT / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang