Chapter 20 (B)

2.6K 196 22
                                    

Happy Reading

.

.

.

Seorang pria tampan memasuki sebuah kamar yang cukup besar untuk ditempati oleh satu orang. Kamar yang dilengkapi berbagai macam buku ini sangat terlihat rapi dan juga tidak membosankan. Tentunya karena banyak bukulah bisa menghilangkan kebosanan dengan cara membaca beberapa buku yang ada. Dan lagi siapapun yang masuk kedalam kamar ini akan sangat nyaman, juga sulit untuk meninggalkan kamar ini.

Pria tampan itu menyunggingkan senyum tulusnya saat dilihatnya diatas kasur terbaring seseorang yang sangat dicintainya, siapa lagi jika bukan kekasihnya---Jeon Wonwoo. Tanpa ragu ia semakin mendekati ciptaan Tuhan itu dan mendudukkan tubuhnya dipinggiran kasur. Tangan kanannya terangkat dan menyibakkan rambut yang menghalangi dahi orang yang tengah menutup kedua matanya dengan sangat nyaman. Miris sekaligus sedih saat melihat orang yang sangat dicintainya ini kembali mendapat luka.

Seungcheol yang tak lain adalah kekasih Jeon Wonwoo ini terus menatap wajah damai kekasihnya yang tengah tertidur lelap. Wajar jika Wonwoo tidur senyenyak ini dan mungkin sekarang ia benar-benar merasa lega karena keluarganya sudah menerima kehadirannya kembali. Berbeda sekali dengan beberapa hari yang lalu, dimana ia tidak bisa tidur. Bahkan saat dirinya mencoba untuk menemaninya tetap saja tak ada hasil. Wonwoo terus saja sulit tidur dan jalan satu-satunya untuk membuatnya istirahat adalah memberinya obat tidur, walaupun awalnya ia tidak setuju dengan itu. Tetapi, melihat keadaannya yang memprihatinkan oleh karena itu ia memberikannya dan menemani Wonwoo sampai tidur.

"Seungcheol hyung..." panggil Wonwoo dengan suara serak khas bangun tidur.

Seungcheol yang tengah menatap Wonwoo dengan sedikit melamun itu terperanjat kaget saat kekasihnya memanggil namanya. Tunggu ! Wonwoo memanggilnya kan ? Bagaimana ia bisa tahu bahwa dirinya disini ? Tidak mungkin jika Wonwoo sudah---

"___penglihatanku kembali, hyung." tambahnya dengan senyuman manisnya. Sedangkan Seungcheol ? Nampaknya pria berprofesi dokter itu menjadi bodoh. Bodoh karena ia tidak bisa mencerna dengan baik apa yang dikatakan Wonwoo padanya.

Tidak ada respon dari kekasihnya, Wonwoo mencoba untuk duduk dan langsung menyilangkan kedua tangannya dengan bersandar menatap tajam Seungcheol. Tetap saja yang ditatap tak memberikan respon apapun dan tentunya membuat dirinya bosan sekaligus kesal. Bagaimana mungkin ia memiliki seorang kekasih yang seperti Seungcheol ? Apakah pria itu tak senang dengan yang terjadi padanya ? Ayolah ia bisa melihat lagi.

"ck. Kau sangat menyebalkan sekali Choi Seung___"

Grep.

Wonwoo terdiam saat pria yang tak dianggapnya menyenangkan ini memeluknya begitu erat. Bahkan ia tak bisa melepaskan diri saking eratnya. Tentunya ia hanya bisa pasrah dan senang sekaligus dibuatnya. Ia kira Seungcheol hanya akan terus diam dan tidak senang dengan apa yang terjadi padanya. Ternyata Seungcheol begitu senang dan tidak bisa melepaskan kekasihnya dalam pelukannya.

"Aku begitu senang penglihatanmu telah kembali, Wonwoo-ya. Aku merasa ini seperti sebuah mimpi. Dan maaf karena aku tidak bisa menjagamu juga membuatmu kembali terluka lagi." sesal Seungcheol membuat Wonwoo harus menenangkan kekasihnya ini dan tidak menyalahkan dirinya.

Wonwoo dengan perlahan menjauhkan tubuh Seungcheol dari tubuhnya. Mereka saling memberikan tatapan. Kedua mata Wonwoo menatap wajah tampan yang sangat dirindukannya. Hingga---tanpa sadar kedua tangannya meraih wajah tampan Seungcheol dan mengelusnya dengan perlahan. Hari ini ia begitu bersyukur karena telah diberikan kesempatan kedua untuk bisa melihat indahnya dunia. Dan ia juga merasa sedih karena harus kehilangan seseorang yang selama ini telah menjaganya, siapa lagi jika bukan Ahjumma Park.

Hatinya begitu berat saat harus memasukkan Ahjumma park kedalam jeruji besi itu. Namun, ia juga tidak bisa berdiam diri dengan apa yang telah diperbuat olehnya. Apapun kesalahan yang dilakukan Ahjumma park padanya dan Minwoo, maka ia harus mempertanggung jawabkannya. Oleh karena itulah jalan satu-satunya adalah penjara agar tidak ada lagi kesalahpahaman yang pernah menimpanya. Lagipula apa yang menimpa Nayeong bukanlah kesalahan siapapun, melainkan telah Takdir dari Tuhan. ahjumma park hanya salah paham dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi.

"___jangan sedih, Wonwoo-ya. Aku tahu ini berat untukmu. Tapi jika kau tidak seperti ini, maka ahjumma park tidak akan pernah sadar dan akan terus melukai kalian berdua. Lagipula ini bukanlah kesalahan siapapun dan hanya kesalahpahaman. Aku tidak bisa membayangkan jika diantara kalian pergi atas ulahnya sendiri, maka ia akan seterusnya menyakiti siapapun sebelum orang lain menyadarkannya bahwa apa yang terjadi menimpa anaknya adalah murni kecelakaan." tambahnya dengan meraih kedua tangan Wonwoo dan menggenggamnya dengan erat.

"Aku merasakan apa yang ahjumma rasakan. Kehilangan seseorang begitu berat untuknya, apalagi ia harus kehilangan anak satu-satunya dan juga suami yang lebih dulu meninggalkannya. Ahjumma tak mudah melewati hidupnya seorang diri, hingga---ia nekad bertindak gegabah seperti ini. Aku tidak menyalahkannya, tapi seandainya ia menceritakannya padaku lebih awal mungkin semua ini tidak akan terjadi. Mungkin aku bisa meyakinkannya bahwa disini ada aku yang menyayanginya dan menganggapnya seperti ibuku sendiri. Bahkan aku rela menemaninya."

Benar yang dikatakan Wonwoo. Seandainya ahjumma park tidak menyimpan masalahnya seorang diri, maka hal ini tidak akan terjadi padanya dan juga pada si kembar. Tapi semua ini sudah terlambat dan nasi sudah menjadi bubur, tak ada yang bisa mengembalikan kejadian yang sudah terjadi. Jadi yang harus dilakukan sekarang adalah memperbaiki diri dan melupakan segala dendam yang ada.

"Aku sangat bangga padamu, Wonwoo-ya. Seberapa besar kau merasa sakit dan disakiti, tetap saja kau bukan orang pendendam. Bahkan rasanya dendam tak sedikitpun melekat pada dirimu. Kau mengikhlaskan apa yang telah menimpamu tanpa dendam dan menjalankan seorang diri. Maaf karena dulu aku menyakitimu dan tidak menguatkanmu saat masalah mulai menimpamu."

"Kau salah, hyung. Aku seperti ini karena kehadiranmu. Aku harus menjadi seseorang yang kuat dan membuktikannya padamu. Karena aku tidak ingin terus bergantung padamu dan menjadi sosok yang terus saja menyulitkanmu. Oleh karena itulah aku lakukan hanya untuk membuktikannya padamu, dan sekarang aku bersyukur karena kau masih percaya padaku dan berada disampingku."

Grep.

Kembali Seungcheol memeluk tubuh Wonwoo dengan erat dengan perasaan bahagia. Wonwoo yang sangat dicintainya ini telah kembali kepelukannya dan menjadi pribadi yang kuat. Berbeda sekali dengan dulu sebelum berbagai masalah menimpanya. Sekarang ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah meninggalkan dan menyakiti Wonwoo untuk kedua kalinya. Hatinya sudah bertekad untuk menjadikan Wonwoo sebagai teman hidup dan menjadi bagian dari dirinya.

"Aku mencintaimu, Wonwoo-ya. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Aku percaya bahwa kau adalah takdir yang Tuhan berikan padaku. Terima kasih karena telah percaya padaku selama ini. Jadi, besok tanpa penolakan kau harus ikut aku ke rumah sakit. Aku tidak ingin terjadi apapun padamu dan kau harus diperiksa dengan benar."

"Baiklah Tuan Choi yang terhormat."


TBC or END ?

#23092019

Aku tuh bingung, endingnya antara gini atau bukan ? 😭
Kalo bukan berarti harus bikin chapter (C)nya.

I'm Not Him [SVT / END]Место, где живут истории. Откройте их для себя