04

50.5K 6.8K 114
                                    

Saat Flora membuka matanya lagi, dia sudah berada bersama dengan seorang pelayan yang tengah membasuh tangannya dengan kain.

Flora kira, kali ini semuanya berubah terbalik, dia tidak lagi menjadi tahanan, melainkan putri mahkota. Namun, ia langsung mencium aroma kemustahilan dengan cepat saat menyadari bahwa dia masih berada di ruangan berjeruji dan diikat oleh rantai panjang yang tidak ia ketahui sumbernya.

Flora menatap kosong ke arah seorang pelayan yang tiba-tiba menoleh ke arahnya dan berhenti membasuh tangannya, tatapannya terlihat ketakutan. Pelayan itu mundur beberapa langkah, menjauh.

"Lepaskan aku," lirih Flora menatap pelayan perempuan itu dengan memohon iba. "Kumohon,  aku hanya ingin kembali ke tempat asalku."

"M-maafkan saya, Nona. Saya tidak punya sedikit pun hak untuk mengabulkan permintaan Nona. Ini perintah pangeran. Hanya raja dan ratu yang berhak akan itu," balas pelayan perempuan itu gugup.

"Kalau begitu, apakah aku bisa bertemu dengan mereka? Kumohon," lirih Flora. Kali ini dia benar-benar tak kuat dengan situasi yang dihadapinya.

Pelayan perempuan itu menunduk dalam, "Maaf, Nona, saya tidak berani. Lebih baik Nona berbicara langsung dengan mereka saat menghadap, besok." Pelayan itu cepat-cepat keluar dari pintu dan mengintip keadaanku dari jeruji besi. "Sekali lagi maafkan saya, Nona."

Melihat pelayan itu keluar terbirit-birit dengan ketakutan membuat Flora keheranan juga. Ayolah, Flora masuk ke tempat ini bukan karena dia habis membunuh semua prajurit kerajaan ini, kan? Dia hanya korban yang tidak tahu apa-apa.

Flora tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Saat ini dia duduk di pinggir tempat tidur yang tentu saja lebih nyaman daripada jeruji penuh tombak yang mengarah kepadanya semula.

Pakaian yang digunakannya juga lebih longgar dan panjang, nyaman untuk digunakan sekalipun polos dan terlihat seperti pakaian penjara pada masa kerajaan.

Oh, dan kalau di masa di mana Flora tinggal, baju ini tidak jauh berbeda dengan baju yang dipakai Mbak Kunti, kalau kata Flora.

Dia tidak mengerti mengapa ia ditempatkan di tahanan yang lebih nyaman daripada sebelumnya dan bukankah Pangeran Barrack seharusnya marah besar karena dia tidak berhasil menemukan jalan keluar? Entahlah, sebenarnya Flora sangat tidak ingin berurusan lagi dengannya, kalau bisa. Flora menarik napas panjang sebelum memutuskan untuk tiduran di kasur itu.

Saat berbaring, lengan bajunya yang longgar melorot turun sampai siku. Kening Flora mengerut dalam saat dilihatnya ada bekas biru kehijauan yang melingkar panjang dari pergelangan tangan sampai siku.

Ini aneh. Seingatnya tadi, dia hanya diikat di pergelangan kaki dan sekarang juga masih begitu. Lalu mengapa ada jejak bekas aneh di sini?

Flora tidak kuat untuk berpikir lagi setelah mati-matian memahami bagaimana dia bisa di sini dan mengapa dia bisa disalahkan di sini.

Hanya bisa memandang langit angkasa yang gelap dari sebuah jendela besar yang memperlihatkan luar kerajaan yang penuh dengan hutan rimba dan pemukiman rakyat kerajaan ini dari kejauhan sana.

"Aku mau pulang," lirihnya sambil memejamkan mata, berharap bisa tidur lagi walaupun ia jelas-jelas baru bangun dari tidurnya.

Matanya terpejam dan ingatannya masih mencari apa yang terjadi sebelum ia sampai kemari. Namun semuanya masih sama seperti sebelumnya, dia belum mengingat apapun.

Suara gesekan besi yang ngilu membuat Flora buru-buru bangkit dari tidurannya dan menatap ke pintu. Di sana, ada seorang pengawal berpakaian besi membawa tombak yang memakai helm besi. Ah, Flora tidak tahu itu apa, yang jelas itu mirip helm.

"Mengapa dia lari terbirit-birit seperti itu?"

Flora mengangkat kedua bahunya, "Tidak tahu," jawabnya.

Flora baru berpikir untuk melanjutkan tidurannya karena ia tahu bahwa prajurit tersebut tidak akan memberikan kesempatan baginya untuk keluar. Pintu juga nyaris tertutup, sebelum akhirnya prajurit tersebut kembali membukanya.

"Oh iya, besok Nona akan menghadap Yang Paduka raja dan ratu, apakah Nona tahu?" tanyanya.

"Aku sudah dengar, tadi," gumam Flora tidak bersemangat. Sesungguhnya dia ingin malam segera menjadi pagi dan dia bisa menghadap raja dan ratu secepatnya.

Flora masih percaya apa kata ayahnya, bahwa kejujuran dan kerja keras adalah hal yang penting dalam kehidupan.

Dia berharap, orang yang memimpin kerajaan yang bahkan tidak ia ketahui namanya ini adalah orang yang bijaksana dan mampu mengerti serta tahu kejujuran akan kata-katanya

Semoga saja.

"Dan jangan lupa untuk membasuh kaki dan tanganmu yang terinfeksi serat tanaman Eufirose."

Usai mengatakan hal itu, prajurit itu menutup kembali pintunya. Sebenarnya dia bisa saja berbicara di luar jeruji, mungkin ini semacam formalitas dalam kerajaan ini. Sepertinya begitu.

Lalu ucapan prajurit itu kembali terngiang dalam pikirannya.

Tanaman Eufirose.

Ditariknya kembali lengan bajunya untuk memeriksa bekas di pergelangan tangannya dan juga bekas biru kehijauan yang menjalar kurus secara melingkar memutari lengannya sampai melewati sedikit sikunya.

Oh, ini yang namanya terinfeksi serat itu, pikirnya. Lalu, dia teringat dengan serat tumbuhan yang menghiasi dinding batu saat dia bertemu dengan Pangeran Barrack untuk pertama kalinya.

Dia mulai memikirkan efek samping yang mungkin terjadi padanya setelah ini, semua efek yang dipikirkannya adalah efek buruk yang membuatnya merasa bahwa efek itu akan memperpendek umurnya atau mengutuknya menjadi batu. Dan sekarang, tangan kanannya mati rasa seolah tangannya baru saja selesai diamputasi.

Di tengah pikiran buruk itu, suara prajurit tadi kembali merasuk di pikirannya. Dia segera berdiri dan mengangkat pakaian panjang kunti-nya sampai ke lutut.

Dan dia tidak menemukan hal yang janggal di sana, selain rantai yang mengikat kakinya, tentu saja.

"Dia mabuk ya?" gumam Flora sambil geleng-geleng kepala.

Malam itu, Flora tidak bisa tidur. Entah karena bangun dan tidur berulang kali hari ini atau karena antusias untuk menghadap raja dan ratu di kerajaan ini.

Tbc

4 Mei 2018

a/n

Halo, semua! Jangan lupa besok terror aku, ya!

Akan kuajari kalian cara menerror paus yang baik dan benar.

SS salah satu ceritaku (Aqua World/REVIVE) dan kirim ke DM/story IG/line/wattpad (kalo bisa) ke aku saat kamu menangkap aku like foto di IG atau 'Active now' di DM ((Oke, aku memang gabisa buat ga like gambar di IG, jadi yang ini jangan diikutin)).

Oke, aku akan ajari kalian cara yang benar.

1, 2, 3, go.

Spam aku aja di DM, PM, atau di mana aja. Tolong yang lagi UN atau yang mau UAS, jangan ikutan.

Nah, kalau semisal besok aku sudah up Aqua/Revive (salah satu), Itu hari minggunya tolong jangan diSPAM lagi aku-nya. Kasian.

Serius, kasian, lho. Mosok udah 4 minggu, weekend-ku nda tenang. Jangan ganjilin jadi lima, pls.

Itu aja ya, bye, jangan sampe aku dikeroyok karena A/N lebih panjang daripada cerita.

AND ANYWAY, TGIF, GUYS. Yang lagi perang, ganbaaaa! Kamu pasti menang!

Cindyana

MIZPAH - The Kingdom of Mist [END]Where stories live. Discover now