Satu (Revisi)

1.2K 39 0
                                    

Happy Reading





Ada banyak istilah di kepramukaan, seperti cinta patok tenda dan cinta simpul mati. Sebenarnya itu adalah judul lagu yang menggambarkan tentang kisah cinta anak Pramuka.

Cinta patok tenda yang dapat diartikankisah cinta yang hanya terjadi di Bumi Perkemahan tanpa berlanjut. Ya bisa dikatakan hanya cinta lokasi saat kemah saja.

Namun itu sepertinya tidak terjadi pada Chandra dan Navya. Mereka adalah senior-junior di organisasi Dewan Ambalan SMA Insan Cendekia, Surabaya. Chandra yang saat itu kelas 11 dan Navya kelas 10 tidak menjadi penghalang untuk mereka lebih dekat meskipun beda angkatan.

Chandra merupakan siswa dengan segudang prestasi di bidang kepramukaan sedangkan Navya adalah seorang gadis yang suka tantangan dan menyukai alam sama seperti Chandra.

Awal pertemuan mereka memang tidak bisa dibilang baik, namun mereka mencoba menyesuaikan diri hingga bisa dekat seperti sekarang ini. Ajaib memang.

"Hai adik-adik calon Dewan Ambalan 10, nama saya Chandra Abimanyu biasa dipanggil Kak Chandra," sapanya dengan kepercayaan diri yang tinggi kepada anak kelas 10 yang berminat masuk organisasi Dewan Ambalan.

"Sok banget sih tu Kak Chandra,nggak ganteng-ganteng juga tapi percaya dirinya nya luar biasa" bisik Navya kepada Indah teman sebangkunya.

"Jangan gitu Nav, benci jadi cinta loh hahaha" balas Indah.

Navya dan Indah satu kelas dan mereka cukup akrab. Mereka memang kompak ingin masuk ke Dewan Ambalan.

"Aku naksir kakak itu? Nggak lah, nggak mungkin aku suka sama orang yang sudah kelihatan playboy dari tampangnya aja, lagian kan aku masih sama Fahri, Ndah,"elak Navya.

"Ya mungkin aja kan kamu udah lelah sama sikap posesif nya Fahri dan kakak itu juga ganteng lho Nav, mungkin nggak terlalu sulit untuk menyukainya dan kalau aku lihat, dia selalu curi-curi pandang sama kamu," jawab indah.

Perhatian mereka teralihkan saat Kak Chandra dan Kak Cantika menjelaskan persyaratan untuk menjadi anggota DA. Para calon anggota baru, diharuskan mencari biodata dan foto dari senior nya dan diberi tenggang waktu selama 1 minggu.

"Gimana, ada yang mau ditanyakan?" tanya Chandra yang sedari tadi pandangannya hanya tertuju kepada Navya yang asyik menulis nama-nama dan kelas seniornya. Yang dilihat aja nggak ada respon, hahahahaha

Setelah usai, Navya dan teman-temannya berhamburan keluar kelas dan mereka langsung berdiskusi bagaimana cara mendapat semua syarat itu.

******

Keesokan harinya anak-anak calon anggota Dewan Ambalan berkeliling ke kelas-kelas seniornya yang terlihat menakutkan itu. Padahal itu hanya perasaan anak-anak kelas 10 saja.

Mulai dari kelas 11 sampai kelas 12. Ada diantara mereka yang langsung memberi info dirinya, namun ada juga yang berbelit-belit hanya untuk biodata dan foto nya.

Termasuk Chandra yang terkenal senior paling cool, ternyata benar-benar sulit untuk mendapatkan biodatanya.

"Gimana Ndah? udah dapat biodatanya Kak Chandra? anak-anak bilang di grup WhatsApp katanya paling sulit dia ya?" tanya Navya.

"Iya Nav, aku sampai takut mintanya, takut di tolak mentah-mentah. Kamu udah dapat berapa?" keluh Indah.

"Semua kakak-kakak kelas 12 udah sih, mereka baik banget nggak pakai syarat yang menyusahkan. Tapi yang kelas 11 belum sama sekali, hehehe udah parno duluan. Kamu udah dapat berapa Ndah?" jawab Navya.

"Woww gila kamu Nav, baru sehari aja udah dapat semua kakak-kakak kelas 12, aku aja malah takut kesana. Kalau aku sih baru sebagian kelas 11," jelas Indah.

"Hehehe iya dong lebih cepat kan lebih baik, tapi kok aku ragu ya sama yang namanya Kak Chandra tanpa sinar benderang itu" jawab Navya dengan bangga.

"Tapi aku mikir dia bakal lunak deh sama kamu, nanti kalau kamu minta biodata dia aku ikut ya Nav, please," pinta Indah dengan setengah memohon.

"Bisa aja kamu Ndah," kekeh Navya.

"Beneran Navya," balas Indah.

"Yaudah nanti bareng aja, biar cepet kelar," jawab Navya.

*****

Selasa adalah hari tersial untuk Navya. Hari itu hampir semua mata pelajaran di kelas nya kosong karena para guru sedang rapat mengenai acara hari jadi sekolah itu. Namun, semua guru meninggalkan tugas yang harus dikumpulkan hari itu juga. Semua anak hanya bisa pasrah mengerjakan tugas yang tidak sedikit itu karena protes pun tidak akan mengubah keputusan para guru yang memberikan tugas sebanyak itu.

Setelah selesai mengerjakan tugas yang segunung itu, hari Navya tidak langsung kembali baik karena ia masih harus mencari biodata dan foto senior DA nya.

"Nav, udah istirahat kedua nih kamu mau sholat dulu atau makan?" tanya Dini, teman sekelas Navya.

"Kayaknya aku sholat aja deh Din, habis itu langsung mau nyerbu kelas senior DA buat cari biodata mereka, jadi kalau kamu mau makan nanti sama Cindy aja gimana?" pinta Navya.

"Kamu nggak makan?"tanya Dini lagi.

"Nanti aja setelah semua kelar, aku makan toh ini juga jam kosong kan, jadi kalau nanti makan nggak akan terganggu" jawab Navya.

"Ya sudah sekarang ke masjid yuk biar kamu juga puas selfie sama senior kami yang ganteng-ganteng itu hahahaa" ledek Dini.

"Huh sebenarnya aku males banget minta biodata sma kakel 11 apalagi kalau harus berhadapan sama kakak yang tingkat percaya diri nya selangit itu" keluh Navya dengan sebal.

Saat perjalanan ke masjid, Navya dan teman-temannya bertemu dengan sekelompok kakak kelas yang terkenal semua playboy dan cool, termasuk Chandra.

Indah yang mengetahui pertama langsung heboh mendekati Navya.

"Nav, tuh lihat kak Chandra mandangin kamu terus, nggak mau nyapa gitu atau paling nggak senyum kek biar nanti biodata nya gampang kelar ckckckck" goda Indah.

Navya tampak berpikir mungkin kata Indah ada benarnya. Dia harus bersikap sopan sama kakak kelas sekaligus seniornya itu agar semua urusan syarat masuk DA itu dipermudah.

Akhirnya Navya menyapa nya dengan senyuman mautnya. Chandra yang saat itu mengetahui jika Navya memberi senyuman kepadanya, ia langsung mendekat ke Navya.

"Hai, kamu calon anggota baru Dewan Ambalan 10 ya?" Chandra berbasa-basi.

"Ehm...iya kak. Kakak yang memberikan pengumuman kemarin ya?" jawab Navya dengan sopan sambil melepas sepatu nya di luar masjid.

"Iya..aku Chandra anak DA 9 kelas 11 MIPA 6, kamu tahu kan dimana kelasku? Kalau nggak tahu aku kasih tahu, kelasku di lantai 2 paling ujung dekat dengan tangga dan ya ada kok tulisan 11 MIPA 6. Oh ya btw nama kamu siapa? Kelas 10 apa? Apa sih yang buat kami tertarik ikut DA? Dulu pas SMP pernah ikut Pramuka?" Chandra menyerbu Navya dengan banyak pertanyaan.

Navya pun diam karena tak tahu harus menjawab yang mana dulu dari semua rentetan pertanyaan Chandra.

Harus ya Chandra tahu semua tentang dia? Aku juga tahu kali dimana kelas 11 MIPA 6 karena aku juga punya sepupu yang sekolah disini dan kelas 11 MIPA 5 dan jelas aku tahu kelas 11 MIPA 6 sebab kelas itu berjejeran. Huh dasar kakak DA yang percaya diri nya ketinggian sampai langit ke tujuh. Hahahahahah

****

Hai readers.......

Cerita ini udah lama banget nggak aku lanjutin lagi

Ini aku mau mulai revisi setiap partnya karena tata letak dan ejaannya dulu yang masih amburadul

Jadi bacanya lebih enak

Tetapi tenang aja, alur ceritanya nggak berubah kok

Semoga suka dengan part yang sudah aku revisi ini

Thank you........

Jangan lupa votenya yaaa........

Cinta Simpul Mati ✅Where stories live. Discover now