Tiga Puluh Enam

117 9 0
                                    

Happy Reading


Liburan kenaikan kelas akhirnya datang juga.  Banyak anak yang merencanakan liburan bersama keluarganya.  Tetapi tidak untuk Chandra yang masih bersitegang dengan kedua orang tuanya.  Ia memang sudah pulang ke rumahnya sendiri setelah mendapat pencerahan dari Navya, tetapi hubungannya dengan orang tuanya masih belum membaik. 

Saat ini Chandra sedang berada di rumah Navya.  Ia berencana untuk mengajak gadis itu keluar,  menikmati suasana perkotaan bersama orang yang ia sayang meski sudah menjadi mantan. 

"Assalamualaikum Bu," sapa Chandra kepada Mama Navya.

"Waalaikumasalam nak Chandra,  mau jemput Navya ya?" tanya Mama Navya.

"Iya Bu,"

"Sebentar ya, itu anak udah siap-siap kok.  Emang mau Kemana nak Chandra?" tanya Mama Navya lagi.

"Mau ambil pesanan tenda Bu,  sekalian mau jalan," jawab Chandra. 

Memang lusa Chandra akan mengikuti diklat Laksana dan seminggu kemudian akan disusul angkatan Navya yang akan mengikuti diklat Bantara.

"Ambil tenda dulu Mas?" tanya Navya saat sudah perjalanan. 

"Iya, nanti kita taruh di sekolah dulu habis itu baru jalan-jalan," jawab Chandra. 

"Lahh bukannya ini libur? Emang boleh masuk sekolah?" tanya Navya.

"Boleh kok,  aku juga udah janjikan sama penjaga sekolah biar dibukain pintu sanggar kita," balas Chandra. 

Dan benar saja,  penjaga sekolah sudah stand by di depan sanggar Pramuka.  Chandra pun memasukkan lima tenda besar ke dalam sanggar.  Setelah itu mereka berdua menuju taman kota untuk sekadar jalan-jalan.

"Nggak sabar pengen cepat-cepat diklat," ujar Navya. 

Chandra hanya terkekeh mendengar celetukan Navya. Rasanya ingin sekali menjadikan gadis ini pacar,  tapi apa daya kalau gadis ini masih trauma. 

***

Hari yang dinanti Navya pun datang. Sebelum adzan subuh berkumandang,  semua anggota Dewan Ambalan angkatan Navya sudah berkumpul di halaman sekolah. 

"Setelah ini kalian solat subuh dulu,  tepat pukul setengah enam kita mulai jalan.  Kalian sudah tahu bupernya dimana kan?" tanya Geral selaku ketua pelaksana.

"Siap tahu," jawab mereka serempak.

"Karena jaraknya lumayan jauh,  saya kasih waktu sampai adzan Ashar. Kalau lebih dari itu,  akan ada hukuman tambahan. Kalian paham?" lanjut Geral. 

"Siap paham,"

Dewan Ambalan 10 berjalan menyusuri jalan trotoar menuju bumi perkemahan dengan semangat.  Dan alhasil mereka sampai sebelum adzan Ashar berkumandang. Mereka dipersilahkan untuk istirahat sejenak sambil mendirikan tenda. Tepat pukul 5 sore,  semua anggota berbaris dan siap untuk evaluasi. Ada beberapa anggota yang melanggar peraturan.

Navya yang ketahuan masih menggunakan anting dan kedapatan tidak membawa buku SKU yang menjadi syarat mengikuti diklat Bantara. Chandra yang bertugas memberi hukuman langsung maju dihadapan juniornya yang membuat kesalahan. 

Dalam hal ini juga,  Chandra tengah di uji oleh kawan-kawannya untuk menghukum dan mencari kesalahan Navya.  Dan kebetulan kesalahan Navya kali ini terbilang fatal. 

"Yang masih pakai perhiasan apapun,  silahkan diberikan kepada kak Fira sekarang juga!!" ujar Chandra dengan tegas. 

Navya pun mau tidak mau melepas antingnya dan memberikan kepada Fira untuk disimpan.  Kemudian Chandra memberi hukuman satu per satu juniornya sesuai kesalahannya. 

Cinta Simpul Mati ✅Where stories live. Discover now