19 *END*

3.3K 255 30
                                    


"Lu pernah denger tentang lucid dream?"

Pandangan Yoorae teralih seketika. Cukup lama ia terdiam hingga akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

"Pernah ngalamin?" lagi-lagi Taeyong mencoba untuk memastikan bahwa dugaannya tidak salah.

"Pernah. Memangnya kenapa?"

"Sering?"

Yoorae menautkan alisnya mendengar pertanyaan yang bertubi-tubi dari Taeyong. Ada apa dengan pria ini?

"I..ya. Kenapa sih?"

Bukannya menjawab, Taeyong justru hanya memberi senyuman tipis. Sangat aneh, hingga membuat Yoorae bingung.

"Gua selalu bermimpi ada di cafe yang cuma nyediain cokelat panas sama kue. Dan di sana selalu hujan, benar-benar aneh" ucap Taeyong yang membuat Yoorae terdiam. Taeyong menatap Yoorae cukup lama.

"Ternyata Choco yang di dunia nyata lebih cantik dari dugaan gua" lanjut Taeyong dengan kekehan kecil.

Tubuh Yoorae menegang. Cookies? Choco? Lucid dream? Kenapa ia baru menyadarinya sekarang?

"Kak, lu--"

Jujur, Yoorae tidak bisa berkata-kata saat ini. Jadi selama ini orang yang ia sukai ada di sampingnya?

Yoorae mengalihkan pandangannya ke arah tulisan Choco yang ada di dashboard mobil. Seakan tahu apa yang Yoorae lihat, Taeyong kembali membuka mulutnya.

"Iya, tulisan itu emang sengaja gua tempel. Biar gua ga akan lupa sama yang namanya Choco"

Yoorae tersenyum tipis. Ia tidak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini. Senang? Tentu saja. Ia bahkan hampir mengeluarkan air matanya, dasar cengeng.

"Gua ga bisa ingat apapun kecuali nama lu. Oh dan tanda yang ada di leher lu"

"Lu cookies?" Yoorae masih belum bisa menyadari apa yang terjadi. Benar-benar lemot, dan cengeng tentunya.

Tanpa aba-aba Taeyong memberikan Yoorae sebuah pelukan hangat. Benar-benar hangat. Tak lama, titik-titik hujan mulai membasahi mobil Taeyong. Situasi macam apa ini?

👑👑👑

"Kak? Lu ada di mana?" ucap Yoorae sembari mengedarkan pandangannya.

"Di mana-mana hatiku senang" jawab Taeyong dari seberang panggilan.

"Ih, kak! Serius, gua dah nungguin di sini. Jangan-jangan lu beneran ga ngejemput pula"

"Bawel amatsi"

"Kak!"

"Haha, iya sayang. Tunggu bentar, kejebak macet nih"

Yoorae menghela napasnya. Manalagi barang bawaannya cukup berat. Untungnya ada kursi tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Jangan marah yaa, bentar lagi sampai kok"

"Iya"

Tak lama Yoorae memutus panggilannya. Sembari menunggu, Yoorae membuka salah satu bungkus cookies. Ini sudah satu bulan berlalu setelah kejadian Taeyong memeluknya di mobil. Mengingat itu, membuat Yoorae kembali mengulas senyum.

Disaat Yoorae ingin memberi gigitan pertama, suara klakson mobil membuatnya mengalihkan perhatian.

Taeyong keluar dari mobilnya kemudian memberi senyuman hangat, membuat beberapa perempuan yang lewat menjadi salah tingkah. Yoorae? Ia hanya memberi tatapan tajam ke arah beberapa perempuan tersebut.

AM 1:27 〰 lty✔Where stories live. Discover now