Killing Me (2)

23 7 0
                                    

Why did I love you if I was gonna hurt like this.
I don't wanna lose you
Don't wanna lose you.

Namjoon kembali menatap arloji yang terpasang di lengan kirinya. Setelah menghitung waktu, lelaki itu kembali menatap pintu apartemen yang ada di hadapannya.

Namjoon kembali berfikir apakah ia harus membuka pintu itu dengan memasukkan pin apartemen itu yang sudah ia ketahui. Atau mengetuk pintu itu untuk mencari tahu apakah sang pemilik rumah ada di dalam.

Namjoon bingung. Dirinya sedari tadi berfikir dengan keras tentang keadaan pemilik apartemen itu.

Mendengar dari teman-teman Savie bahwa gadis itu tak masuk kuliah hari ini membuat Namjoon mengila.

Bagaimana tidak, gadis itu mendapatkan kabar buruk dari Jiyoung kemarin dan mungkin saja gadis itu tengah terpuruk di rumahnya saat ini.

Karna itulah, Namjoon ada di sini. Di depan apartemen Savie. Namun setelah hampir 1 jam berlalu, Namjoon enggan membuka atau hanya sekedar mengetuk pintu itu.

Dirinya hanya mampu berdiri dengan resah menatap pintu apartemen itu.

Namun setelah berfikir panjang, Namjoon memilih memasukkan pin password apartemen Savie. Walau dengan sedikit perasaan ragu, Namjoon perlahan membuka pintu itu.

Why do I do this when I'm hurting so much.
You're always on my mind

Namjoon mengedarkan pandangannya segera ketika memasuki apartemen Savie.

Tak banyak yang Namjoon dapati, bahkan lelaki itu tak mendapati Savie di ruang tengah itu.

Namjoon hanya melihat beberapa bungkusan makanan yang berserakan di lantai, beberapa helai kain-mungkin hanya sebuah selimut atau syal-dan beberapa kertas yang ikut meramaikan lantai.

Namjoon berjalan perlahan, berusaha tak menimbulkan suara apapun. Netranya masih setia mengitari apartemen Savie, mencari keberadaan gadis itu.

"Savie-ya.." panggil Namjoon yang masih tak menemukan Savie.

Tak ada jawaban, Namjoon hanya mendapati sebuah kesunyian sebagai respon panggilannya.

Perlahan Namjoon melangkah menuju pintu kamar Savie. Menarik pintu coklat itu dan mengedarkan pendangannya masih mencari objek yang sama.

Namun setelah menelaah isi kamar itu, Namjoon kembali tak menemukan Savie.

Namjoon berbalik, hendak keluar dari sana dan mencoba mencari Savie di tempat lainnya.

Namun langkahnya terhenti kala netranya tak sengaja menilik ruang di bawah ranjang Savie.

Kaki jenjang Savie yang terbalut Jeans biru langit sedikit terlihat oleh Namjoon.

Mengurung niatnya untuk meninggalkan ruangan itu, Namjoon perlahan berjalan mendekati ranjang itu.

Berjongkok guna memperjelas penglihatannya sekaligus memastikan bahwa gadis itu benar-benar Savie.

"Savie-ya.." panggil Namjoon lagi, kali ini dengan nada lembut.

Namjoon kembali tak mendapati jawaban. Gadis itu masih setia bungkam, tak berniat membalas panggilan Namjoon.

Savie hanya semakin meringkuk sembari menggigiti kuku tangannya.

"Savie.. ayo keluar." Ajak Namjoon, lebih kepada meminta.

Rain Library [Oneshot Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang