2; Police

281 43 5
                                    

"A-apa maksudmu??" Woozi tampaknya mulai waswas mendengar perkataan dari bibir Scoups. Jelas saja, walaupun di hadapkan dengan pria tampan bak pangeran itu Woozi sudah dari awal merasakan ada yang janggal dari pria bermanik bulat sempurna itu.

Scoups yang melihat perubahan raut wajah Woozi yang drastis itu kemudian mulai tersenyum manis layaknya orang normal lainnya.

"Tidak ada. Lupakan saja omonganku tadi" Scoups menyunggingkan senyumnya.

"aneh" gumam Woozi.

Scoups yang sedari tadi memperhatikan Woozi memakan ice cream itu memikirkan sesuatu. Pikirannya kini memutar-mutar. Woozi sangat lihai sekali menjilat ice cream itu pikir Scoups. Terbesit lah sebuah pemikiran jahatnya kembali. Pemikiran untuk memiliki tubuh mungil Woozi seutuhnya. Tidak ada yang boleh menyentuhnya selain dirinya.













Woozi.. Woozi.. Woozi...





Kali ini tidak akan aku biarkan dirimu direnggut oleh orang lain lagi.

Tidak ada yang boleh memiliki mu selain aku, manisku.

Tidak AKAN!!

×××

Bruk..

Woozi menjatuhkan dirinya pada sofa empuk di kamarnya yang berukuran lapangan voli. Ia lelah karena seharian penuh di ajak jalan-jalan oleh Scoups. Namun ia sama sekali tidak menikmatinya. Alasannya karena pria bermanik bulat itu sangat aneh. Ia merasakan ada yang tidak beres. Entahlah. Memang Woozi sudah tidak tertarik dengan pria tampan itu dari awal. Woozi kemudian mendengus lelah.

Tok tok tok

Woozi mendongakkan kepalanya dan lalu berteriak menyuruh seseorang yang ada di balik pintu itu untuk masuk saja. Karena sekarang ini Woozi sangat malas untuk beranjak dari posisinya.

Ternyata itu adalah sekertaris ayahnya.

"Ada apa Wonshik?"

"Apa hari mu menyenangkan, Jihoon?"

Pria mungil itu memutar bola matanya malas. Rasanya muak sekali jika membahas pria itu.

"Hm"

Wonshik terkekeh dan memberinya makanan yang ia bawa dari lantai bawah. "Kau harus membuka kan hati kepadanya"

"Aku tidak tertarik"

Kemudian Woozi langsung meninggalkan Wonshik yang berdiri di sampingnya itu menuju ke kamar mandi. Untuk menyegarkan pikirannya.

Wonshik hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja melihat tingkah keras kepalanya Woozi dan berusaha untuk sabar.

-

"Ya! Jihoon-ah kau mau kemana?" tanya Wonshik di lantai dasar sedang merapikan berkas-berkas milik ayah Woozi. Ia melihat bahwa pria manis ini kini tengah bergegas untuk keluar rumah.

"Aku ingin jalan-jalan saja di sekitar kota." kemudian Woozi pergi meninggalkan Wonshik keluar rumah tanpa menunggu balasan dari Wonshik kepadanya.

He is Mine ➫ SoonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang