[18] Delapanbelas (Cinta)

565 26 0
                                    

Adinata terus menggenggam tangan Felicie yang sedari tadi tidak bisa diam dan terus berteriak menyaksikan sepasang kekasih sedang bernyanyi dengan amat mesra dipodium panggung.

Suasana gedung megah terasa sempit dengan banyaknya orang yang berdesak-desakkan seakan tak ingin berada dipaling belakang dengan hanya melihat setitik tubuh sang penyanyi.

Adinata sendiri terlihat sangat menikmati dengan jenis lagu yang menurutnya enak didengar, apalagi sang penyanyi yang sudah begitu terkenal membuat siapa saja tidak ragu dengan kualitasnnya.

"Bisa ga lo lepasin tangan pacar gue?" Gio menarik paksa tangan Felicie yang tengah digenggam oleh Adinata menuju tangannya.

Adinata sendiri hanya acuh dan mulai kembali menikmati alunan lagu tanpa menghiraukan apa-apa lagi. Sebenarnya ia sendikit tidak menyukai keramaian yang penuh dan sesak seperti ini, tapi karena tuntutan momnya yang menyuruh untuk menemani Felicie melihat konser di Jakarta ia tak bisa menolak.

Awalnya memang hanya ia dan Felicie saja yang akan melihat konser berdua, tetapi ketika keesokan harinya, ia dikejutkan dengan kedatangan Gio dengan gaya bossynya, berdiri di sebelah mobil keluarga Henning.

Dan untung saja tepat saat itu Felicie masih bersiap-siap dirumahnya sehingga tidak menimbulkan keributan yang fatal jika Gio mengetahui Felicie keluar dari pintu rumahnya.

"Sorry ya Adinata, Felicie ngajak gue ikut jadi lo gaada alasan buat ngusir gue."

Itulah kalimat yang diucapkan Gio pertama kali saat ia memandang Adinata. Adinata sendiri tidak mau ambil pusing karena ia pun malas jika harus berdebat saat cuaca sedang terik seperti ini.

"Terserah."

Dan kalimat itulah yang mengakhiri percakapannya dengan Gio sebelum tak lama kemudian Felicie datang dengan raut tidak suka dengan Olivie dibelakangnya. Adinata tau Felicie sangat tidak menyukai kenyataan bahwa saudara tirinya ikut perjalanan konser mereka.

"Jauh-jauh sana." usirnya melihat Olivie terus mengikuti dibelakang bahkan saat mereka masuk ke dalam konser pun.

Dan disinilah mereka, berada di ruangan megah dengan lighting yang begitu memukau dan terlihat sangat menakjubkan. Dan ia pun sengaja mengenggam tangan Felicie agar wanita itu tidak hilang ditengah meriahnya konser. Bahkan Gio pun yang notabenya pacar sah Felicie sedang sibuk dengan Olivie, meninggalkan Felicie yang sama sibuknya dengan keantusiasannya sendiri.

Bukan bermaksud khawatir, tetapi ia tak mau disalahi jika Felicie benar-benar hilang walaupun kemungkinannya sangatlah kecil.

"AREAUS OMG I LOVE YOU!" teriakan nyaring remaja bahkan dewasa perempuan memenuhi konser yang sengaja diadakan oleh pihak Austrin setelah lama mereka hengkang dari dunia hiburan.

Dan teriakan Felicie sepertinya yang paling nyaring. Adinata sudah pernah mengatakan bahwa walaupun badan Felicie sangat kecil tetapi jangan meragukan suaranya yang begitu menggelegar seakan-akan siap untuk membelah dunia.

Dan benar saja. Remaja yang berdiri didepannya langsung menjauhkan diri dari depan Felicie, sedikit bergeser ke kanan dan ke kiri seakan memberi jalan untuk Felicie bisa berdiri selangkah didepan.

"Apaan si norak banget. Ini konser pop woy bukan konser punk."

Adinata melihat Felicie mendelik dan sedikit menarik sang pemegang tangannya—Gio. Adinata hanya melihat saja karena ia pun malas jika harus mengikuti Felicie menuju lebih depan dengan resiko berhimpit dengan menonton lain.

Adinata tidak mau itu.

***

"Tadi konsernya seru ya." Gio bersandar dipundak Felicie dan menggenggam tangannya. Mereka baru saja keluar dan masuk mobil ketika konser yang hingga jam tujuh malam itu selesai.

Marriage With a Little Secret [COMPLETED]Where stories live. Discover now