[34] Tigapuluhempat (Terungkap)

460 23 0
                                    

"Makasih banget ya Nata. Makasih udah jagain Licie selama ini, Mama gatau mau ngomong apalagi buat ngutarain rasa terima kasih Mama."

"Jangan seperti itu Ma, aku ikhlas ko."

"Mama sekarang pasrah aja. Terserah Nata mau gimana nanti ke depannya, kalau kasus ini udah selesai semua terserah kamu, mau lanjut ataupun engga, Mama siap sama keputusannya. Mama juga siap bikin suratnya."

Felicie tidak bodoh tentu saja. Walaupun nilainya selalu dibawah rata-rata tetapi ia tau arti perkataan Mamanya. Tau bahwa ada sesuatu yang sedang disembunyikan. Saat mendengarnya Felicie tak sengaja karna saat ini ia sedang berkunjung ke rumah Mamanya untuk bertemu dengan kedua adiknya.

"Mama tau kamu pasti tertekan sama pernikahan ini, tapi Mama minta sama kamu untuk tetep sabar. Mama gatau apa yang akan dilakuin sama Septian nanti, jadi Mama mohon buat tetep di sisi Licie dan jaga dia. Mama gatau harus ke siapa lagi buat minta tolong selain sama kamu Nata."

"Tak usah seperti ini Ma, Nata udah rela ko sama semuanya."

"Tapi tetep aja, kamu pasti ngerasa Felicie ngekang kamu. Mama tau sifat dia luar dalam dan Mama juga tau dia pasti nyusahin kamu. Tapi Mama mohon juga buat terus sama Felicie. Kalau semua udah jelas, Mama janji akan ngeberesin semua."

Felicie tertunduk dan merasakan jantungnya berdetak nyaring. Ia kecewa, terlebih dengan Mamanya yang tega melakukan pernikahan yang seharusnya terjadi satu kali seumur hidup dan dijadikan mainan seperti ini. Dan ia pun tambah kecewa ketika Adinata pun menyetujuinya.

Felicie selalu beranggapan bahwa semua pria itu sama, sama-sama membuat kecewa dan tak bisa diandalkan, itu adalah pegangannya selama beberapa tahun ini. Dan terbukti semua pria itu sama. Tak bisa diandalkan.

Sebagai contoh, teman pria Felicie di kelas begitu sulit diandalkan, bahkan semua tugas ataupun bahan presentasi dikerjakan oleh wanita. Hidup seakan-akan dipikul oleh wanita, itu fakta.

Tapi semua itu berubah ketika melihat Adinata yang begitu tulus disampingnya dan setia selalu membantunya dalam hal apapun. Ia senang dengan perlakuan Adinata yang walaupun tak banyak berarti tapi sangat bermanfaat untuknya, dan karna hal itu juga yang menimbulkan perasaan pada hatinya, tapi itu semua dulu.

Tetapi sekarang berubah, semua pujian itu tak ada artinya lagi ketika mengetahui bahwa Adinata sama berengseknya dengan lelaki diluaran sana. Dan Felicie menyesal sudah membedakan Adinata dengan pria berengsek di luaran sana.

Karna nyatanya Adinata lebih brengsek dari lelaki tak bisa diandalkan di kelasnya. Mempermainkan hati wanita adalah hal terberengsek yang Felicie tau.

Felicie menghapus air matanya dan berjalan tertunduk. Ia malu pada Adinata atas kelakuan Ibunya. Ia malu karna Mamanya mau menjual nya demi sebuah kesalamatan yang tidak tau kapan datangnya atau mungkin juga takkan pernah datang. Ia kira selama ini Mamanya memang benar-benar menikahkannya tetapi ia ragu sekarang.

Dan Adinata? Ia sangat menyayangkan kelakuan Adinata yang mau-mau saja menuruti kemauan Mamanya tanpa fikir panjang. Dan jika seperti ini, apakah benar pernikahan ini akan terjadi satu kali seumur hidup untuknya?

Mungkin Felicie harus mengubur selogan pernikahan hanya sekali seumur hidup itu.

***

Setelah berfikir panjang, akhirnya Felicie pergi melarikan diri. Ia begitu kecewa pada Adinata dan Nisa. Ia tak menyangka bahwa dirinya begitu tak dihargai sedikit pun oleh keduanya

Ia tau bahwa tak seharusnya melarikan diri, tapi ia tetaplah manusia yang mempunyai persaan rapuh. Membayangkan bahwa orang yang kau sukai bahkan kau cintai mempermainkan sebuah peran penting dan semuanya dalah tipu muslihat semata sangat menyakitinya.

Marriage With a Little Secret [COMPLETED]Where stories live. Discover now