Part 16

2.2K 212 24
                                    

10 menit yang lalu...

" Praew... Bisakah kau membantuku? " praew tak menjawab, dirinya masih terhanyut dengan berbagai pikiran yang tertuju pada krist, entah kenapa suara singto mengingatkan ia pada pria itu, praew kembali ditakutkan oleh keadaan yang terasa mengudutkan dirinya.

Tangan praew mulai bergetar, ia merasa tertekan jika saja ucapan singto mengarah pada kecelakan itu, atau sesuatu tentang krist.

" Praew, kau masih disana kan? " singto kembali bertanya, memastikan kalau praew masih mendengarkan ucapannya. Namun gadis itu sama sekali tak berniat untuk membalas, banyak hal yang tertanam dibenaknya dan praew ingin sekali menutup panggilan itu dengan sepihak.

Satu detik,

Praew mengetukan kakinya tepat diatas lantai rumah sakit itu,,

Dua detik,

Ketukan kedua terdengar, dan akal sehatnya mulai hilang dari kepala gadis tersebut.

Tiga detik,

Praew kehabisan akal, ia merasa kalau tingkahnya itu bisa saja membuat singto semakin curiga.

Empat detik,

....

Lima detik,,

....

Detik-detik berikutnya ia lewati begitu saja, praew menghirup napas dengan sekaligus kemudian memegang erat handphone canggihnya.

" ada.. Apa? " jawab praew begitu singkat, sebisa mungkin ia menetralkan nada suaranya sebelum singto berpikiran yang tidak-tidak.

" aku membutuhkan salah satu nomor telpon rumah sakit di thailand "

Deg

rumah sakit...

rumah sakit!

ruma..h sakit??

" rumah sakit? Kenapa kau membutuhkannya, phi? " gelisah, itulah yang praew rasakan sekarang, tak menutup kemungkinan kalau saja singto mengetahui kondisi krist dari seseorang sekarang. Bisa saja singto menanyakan keberadaan krist pada tetangga apartemennya yang membantu praew kerumah sakit saat itu, atau singto akhirnya tahu kalau-

" hanya sebagai reperensi saja "

Praew bingung, jawaban singto membuatnya terheran untuk sesaat, bukankah mata kuliah singto tak ada satupun yang berkaitan dengan bidang kesehatan? Lalu reperansi apa yang ia maksudkan? Praew tidak mau berpikir lebih jauh, singto tidak mengetahui apapun tentang keadaan krist sudah cukup untuknya dan praew akan merasa lega akan hak itu.

" baiklah, aku akan mencarinya untukmu "

" terima kasih! "

PIP

Praew menghela napas lemah kemudian menyenderkan tubuhnya yang lemas pada dinding gedung rumah sakit tersebut. Untuk sekarang ia selamat, namun lambat-laun singto pasti akan mengetahuinya dan jika saja singto tahu dari orang lain, mungkin praew akan semakin tersudut.

Bagaimana.. ini??

Praew memandangi handphonenya beberapa saat, berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang hingga akhirnya ia mendial nomor seseorang untuk menghubunginya.

NEVER THOUGHT 2 - CAN'T DETERMINE [END]Where stories live. Discover now