9

4.6K 656 16
                                    

Jam sudah menunjukan tengah malam ditemani dengan enam botol wine. Mereka semua mengobrol sambil meminum wine kecuali Jin. Jin sudah terlelap lebih dulu dari yang lain, Jin sekarang sudah berada di gendongan Namjoon, Namjoon membawa Jin ke kamar dulunya kamar itu milik Jin sebelum menikah dengan Namjoon.

"Jungkook jangan minum lagi." Taehyung merebut gelas langsung meminumnya sisa Jungkook tadi.
Jungkook menatap tajam pada Taehyung.

"Lihat kedua pipimu sudah memerah. Kau tidak kuat minum. Ayo kekamar kita tidur."

"Hmm." Jungkook mengalungkan kedua tangan pada leher Taehyung.

"Kalau begitu aku pulang ya-"

Jimin bangkit dari dudukannya. Mengambil ponsel disofa lalu dimasukan dalam kantong celana.

"Hm aku juga ingin pamit."

Jimin menatap Yoongi tak suka. Entah kenapa Jimin muak.

"Menginaplah. Masih ada kamar untuk kalian berdua. Kenapa malah seperti sama - sama ingin melarikan diri. Hubungan berakhir bukan untuk saling mendiami satu sama lain bukan. Kalian sudah dewasa bersikaplah sebagaimana mesti umur berlaku disini. Ini terlalu larut bahkan lewat, menginaplah hari ini saja setelah itu urusan kalian berdua."

"Tidak bisa. Sudah tak nyaman jangan memaksakan hal seperti itu."

"Setidaknya hanya hari ini. Dikamar bukan hanya ada bed tapi juga ada sofa yang nyaman ditiduri Park Jimin."

"Baiklah untuk hari ini." Yoongi menimpali

"Hari ini? Kau masih mengharapkanku tidur bersamamu Jeon Yoongi."

"Kau terkendali alkohol atau memang cara bicaramu sangat mengganggu ditelingaku Park? Kalau tidak mau ya jangan kau bisa keluar dari rumah ini."

"Aku pemilik rumah ini jadi- aku sangat berminta tolong pada kalian hanya satu malam saja ok. Tolong."

"Tunggu apa lagi kau. Seolah memperlambat waktu, berjalan saja harus menungguku memohon untuk mendahului."

"Park Jimin!" Jungkook berteriak emosi dengan perkataan Jimin yang menyakiti Yoongi.

"Hentikan. Aku tidak ingin kalian bertengkar hanya karna masalah seperti ini. Aku pamit."

Yoongi sudah tidak tahan lagi dari pagi hingga sekarang ini kenapa ia hanya akan tersakiti dengan keadannya. Yoongi berjalan keluar Jungkook ingin mencegah tetapi Taehyung sudah lebih dulu menarik lengan Jungkook.

Jimin mengikuti arah perginya Yoongi. Mereka sudah berada diluar, Jimin sedikit mempercepat langkah dengan kasar maneik lengan Yoongi. Tubuh Yoongi tertarik menghadap Jimin remasan Jimin sakit bukan main membuat Yoongi menahan rasa sakit.

"Kenapa setiap aku melihatmu aku selalu emosi."

"Lepaskan aku."

Jimin melepas tangan pada lengan Yoongi. Yoongi memundurkan langkah. Kedua tangan Jimin sudah menarik pinggang Yoongi, tangan kanan jimin meremas pakaian yang dikenakan Yoongi remasan itu sangat terasa pada punggung Yoongi seperti cubitan. Tubuh mereka tak ada jarak, Yoongi lampiaskan sakit pada dada Jimin meremas kaos Jimin.

"Park Jimin lepaskan- aku bilang."
Yoongi berontak ia pukuli dada Jimin, wajah, semua yang bisa Yoongi gapai. Yoongi gigit bibir bawah agar ia tak lepaskan isakan. Air mata itu mengalir mata kecilnya tak berani melihat Jimin.

"Dengarkan aku Jeon Yoongi."
Yoongi menghentikan pukulannya tangan kurusnya gemetar ia takut sangat takut pada setiap kalimat yang akan Jimin ucapkan sekarang.

"Tak lama lagi semuanya akan berubah. Semua. Dan aku akan segera melihat kehancuranmu didepanku. Kau akan- menyesal."

Yoongi gemetar kedua tangan sudah dibelakang tubuh ramping kecil. Tangan Jimin masih dipunggung Yoongi menangkap tangan Yoongi dibelakang tubuh Yoongi.

"Gemetar. Kau takut rupanya."

Jimin menyeriangai. Yoongi beralih mendorong Jimin. Berjalan menuju mobil memasukan diri didalam mobil Jimin. Dengan tangan bergetar ia pasang seltbelt.

"Aku tidak bisa bernafas."

Lirih Yoongi. Jimin memasuki mobil memasang seltbelt melanjutkan mobil keluar mansion Taehyung yang sebelumnya sepenuhnya mobil keluar sudah lebih dulu dibuka oleh penjaga manaion Taehyung dengan remote control. Yoongi pejamkan mata hari yang berat baginya.


_TBC_

N I K O T I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang