Extra

13.9K 1.4K 63
                                    

Seokjin sedang sibuk menulis sesuatu di buku catatannya ketika seseorang tiba-tiba menarik kursi untuk duduk di sebelahnya.

"Hei, Seokjin!"

Itu Lee Jaehwan, salah satu diantara sekian siswa di kelasnya yang hobi menggodanya.

"Hmm?" Seokjin menyahut malas, memilih untuk mengabaikan Lee Jaehwan sepenuhnya dan kembali sibuk dengan bukunya.

"Sedang apa? Serius sekali, kalau sedang serius begitu, kau semakin manis, lho!"

Seokjin mendengus pelan, dia berhenti menulis dan menatap Jaehwan. "Jaehwan, dengar ya, aku ini sudah punya kekasih! Jadi berhentilah menggodaku! Kau membuatku risih."

Jaehwan tersenyum melihat Seokjin yang marah-marah padaya, "Duh, saat marah pun kau tetap manis. Ayo, marahi aku lagi."

Seokjin membulatkan matanya. Pria di hadapannya ini positif sinting.

"Jinseok,"

Seokjin menghentikan gerakan menulisnya, hanya ada satu orang di dunia ini yang memanggilnya 'Jinseok' dan itu adalah..

"Namjoon Hyung?" pekik Seokjin kaget. Yah, setelah resmi sebagai pasangan kekasih, Namjoon meminta Seokjin memanggilnya 'Hyung' dan ehem, 'Oppa' saat mereka sedang intim.

Namjoon berjalan mendekati meja Seokjin, sepenuhnya mengabaikan bisik-bisik di sekitarnya termasuk beberapa siswa yang mengipasi wajah mereka yang memerah.

"Hei, sayang." sapa Namjoon kemudian dia menunduk untuk memberikan kecupan singkat di bibir Seokjin yang terbuka sedikit karena terkejut.

"Hey, man! What the fuck?!" umpat Jaehwan sambil melompat berdiri saat melihat Namjoon mengecup Seokjin dengan santainya.

Namjoon menegakkan tubuhnya, menatap Jaehwan dengan datar. Kemudian dia menunduk dan menatap Seokjin yang masih terpaku dengan wajah kakunya yang manis. "Sayang, apa dia satu diantara sekian bajingan yang mengganggumu?"

Seokjin mengangguk tanpa berpikir.

Namjoon menyeringai, dia menatap Jaehwan dan melangkah mendekatinya, menepuk bahu pemuda itu dengan keras (atau mungkin lebih ke memukulnya?) dan menatapnya dalam-dalam.

"Dengar, Kim Seokjin adalah milikku. Dan jika kau, atau teman-teman bodohmu berani menyentuhnya, atau bahkan menyebut namanya, aku bersumpah kau tidak akan melihat cahaya matahari lagi. Karena menyentuh sesuatu yang mutlak milik Kim Namjoon adalah suatu tindakan yang tidak akan bisa aku maafkan." Namjoon menyeringai iblis, "Apa kau mengerti?"

Jaehwan mengangguk kaku, Namjoon terlihat begitu menyeramkan terlebih lagi dengan aura membunuh yang menguar dari tubuhnya.

Sial, Jaehwan masih mau hidup dengan damai.

Setelah selesai, Namjoon melepaskan Jaehwan dan kembali ke Seokjin yang masih terpaku dengan wajah menggemaskan. Namjoon membungkuk, kali ini memberikan kecupan di pipi, "Aku pergi dulu, Sayang. Sore nanti aku akan menjemputmu."

Seokjin mengangguk kaku dan Namjoon tersenyum padanya, menyempatkan untuk mengusap kepalanya sebelum kemudian berjalan meninggalkan kelas Seokjin dengan gaya arogan. Setelah Namjoon pergi, Seokjin menoleh ke arah Jaehwan yang masih berdiri dengan wajah pucat.

"Apa yang dia katakan padamu?" tanya Seokjin.

Jaehwan tersentak, dia menatap Seokjin sebelum kemudian melompat mundur dengan ngeri. "Waaa! Jangan berbicara padaku!" ujarnya sebelum kemudian dia berlari meninggalkan kelas.

Seokjin mengerjapkan matanya dengan bingung, "Lho? Apa yang salah dari ucapanku?"

End 

Private TutorOnde histórias criam vida. Descubra agora