(Percabeth) Wow, dunia ini sempit...

286 15 25
                                    


"Hei Percy!" sapa Rachel.

"Hei Rachel, ada apa?" tanya Percy.

"Dimana Annabeth?"

"Dia sedang bersiap-siap di kabinnya. Kami akan pulang, dan aku sudah berjanji padanya untuk membawanya ke Toko Buku..." jelas Percy.

Rachel hanya mengangguk mengerti. Mereka berada di bawah Athena Parthenos. Di bawah cahaya musim dingin pun Patung itu terlihat siaga menatap ke penjuru Perkemahan Blasteran.

Tak lama, Annabeth datang menghampiri mereka. Ia tersenyum pada Rachel.

"Hei Rachel!"

"Hei Annabeth! Hati-hati ya di jalan! Percy, bawa mobilnya baik-baik!" titah Rachel.

Percy menyeringai. "Apa ada ramalan apakah kami akan kecelakaan?"

Annabeth meninju lengan pacarnya. "Kau bodoh, Otak Ganggang!"

Rachel tersenyum miring. "Aku bisa memberitaumu sebuah ramalan mengenai misimu selanjutnya, Sang anak ombak akan--"

"OKE, cukup! Ya ampun aku hanya bercanda!" kata Percy. Kemudian ia berjalan ke arah Prius biru model lama yang terpakir dibawah bukit. "Aku akan menyiapkan mobil..."

Setelah Percy menjauh, Annabeth melirik Rachel keheranan.

"Apa itu ramalan sungguhan?"

Rachel terkekeh geli. "Tentu saja tidak, aku hanya mengarang. Ah iya, sepupuku dari London datang dengan pacarnya. Kurasa aku harus meneleponnya untuk memberitaukan alamat rumahku..."

"Mau ikut bareng kami? Kurasa kami bisa mengantarmu ke bandara..."

"Tidak terimakasih, aku akan menemui mereka nanti malam di rumahku, ada yang harus kulakuan disini. Aku akan mengenalkanmu pada mereka besok, jika kau mau..."

"Oke, kabari aku. Kurasa aku mau..."

Rachel mendengus. "PASTI kau mau..."

"Apa?"

"Tidak ada apa-apa. Percy sudah menunggumu, hati-hati di jalan!"

Annabeth memeluk Rachel singkat. "Kami pasti akan hati-hati. Sampai jumpa besok, Rachel!"

"Sampai jumpa!" Rachel menatap kedua sahabat baiknya mulai pergi. "Ya, kurasa kalian akan menemui mereka di toko buku..."

***

"Jadi, kali ini kau mencari buku apa?" Percy membuka pembicaraan.

"Divergent? Mortal instrument? Umm... Masih jadi dilema mau beli buku yang mana..." Annabeth kentara sekali sedang bingung.

Sebenarnya Percy tidak yakin, maksudnya dia kan diseleksia. Sepertinya mereka tidak menjual versi bahasa Yunani, yang setidaknya membuat Percy bisa membaca sinopsisnya doang.

Mereka sudah sampai di Pusat Pembelanjaan. Dan mengingat, hidup menjadi demigod itu berbahaya. Mereka langsung berhenti di depan toko buku, sebelum para monster mulai mendekat, itu pun kalau ada monster.

Annabeth menyuruh Percy duduk di sofa merah dekat pintu, kemudian ia menyerbu rak-rak buku dengan gagah berani sementara Percy hanya tersenyum menatap kekasihnya.

Tak lama kemudian, seorang pemuda sebayanya duduk di samping Percy. Ia memiliki rambut merah menyala yang agak mirip dengan rambut Rachel.

"Um... Hei, menunggu seseorang juga?" Percy berusaha berbasa-basi.

Pemuda itu menengok ke arah Percy dan tersenyum canggung. Ia mengangguk. "Pacarku, dia um..."

Percy mengangguk paham. "Aku tau, pacarku juga begitu. Ini akan sangat lama..."

Pemuda itu mengangguk setuju kemudian mengulurkan tangannya pada Percy. "Namaku Ron Weasley..."

Percy menjabat tangan Ron. "Percy, Percy Jackson."

"Senang bisa mengenalmu, Percy..."

"Aku juga begitu, Ron..." Percy tersenyum. "Jadi kau tinggal dimana Ron?"

"Aku dan pacarku sedang berlibur kesini dari London selama seminggu..."

"Oh..."

Tak lama kemudian Annabeth datang dengan seorang gadis berambut keriting berwana coklat.

"Jadi dia pacarku, Percy Jackson. Percy, dia Hermione Granger (bener gak sih?)." kata Annabeth.

Hermione terkekeh kemudian menjabat tangan Percy. "Kulihat kau sudah berkenalan dengan pacarku, Ron..."

Annabeth menaikkan alis. "Dia pacarmu?"

Ron mengulurkan tangannya pada Annabeth. "Namaku Ron Weasley."

"Annabeth Chase," Annabeth menjabat tangan Ron. Kemudian ia menyipitkan mata. "Kau punya warna rambut yang sama seperti salah satu temanku...."

Percy menelengkan kepalanya. "Siapa memang? Rachel?"

Annabeth tersenyum tipis. "Tebakan bagus..."

"Well, jika yang kalian maksud Rachel Elizabeth, ya... Dia sepupu jauhku..."

"...."

End...

Wah dunia ini sempit. Pendek? Emang iya... :v

Vote gratis...

👇
👇
👇

Ini cerita kami. PARA DEMIGOD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang