Part 46 : The Truth (Part 2)

3.4K 98 20
                                    

Readers, jangan lupa untuk follow @/gisel.thewriter_ yaa... untuk tau sneak peek setiap cerita Author:)

🚫PERINGATAN!!🚫
ADA BEBERAPA KATA KASAR DI PART INI

Ps Note : Readers, kata-kata kasar dipart ini jangan dipakai ya di kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini digunakan untuk keperluan cerita ini saja😊

Happy Reading~~

*****

Gadis itu terbangun dari tidur singkatnya. Ia mulai memfokuskan pandangannya dan segera melihat jam. Ternyata jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

"Hoam, udah setengah sepuluh aja. Btw, kok gue laper lagi ya. Jam segini mau makan dimana gue. Aduh, gue harus ngajak siapa ya." Giselle—si gadis yang lapar itu akhirnya berpikir sejenak dan akhirnya ia tahu harus mengajak siapa. Giselle pun bersiap dan segera meninggalkan kamar hotelnya. Ia pun pergi menuju kamar hotel orang yang ia cari.

Tok tok tok

"Rio!! Ini gue!! Buka dong gue pengen ngomong. Please," seru Giselle saat berada didepan pintu kamar hotel Rio. Setelah berteriak, tidak ada jawaban dari dalam.

Giselle kemudian memanggil Rio lagi. Namun, tidak ada jawaban kembali. Merasa aneh, Giselle coba kembali memanggil nama Rio sambil mendekatkan telinganya di pintu. Namun, yang Giselle dengar hanya kesunyian dibalik pintu itu.

"Rio!! Lo udah tidur ya?" teriak Giselle lagi. Giselle kembali mendekatkan telinganya ke pintu namun tidak ada jawaban lagi. Tiba-tiba perasaannya tidak enak.

"Rio, are you okay, buddy? Rio! Open the door, please!!" Berulang kali Giselle berteriak namun pintu tetap tidak terbuka. Rasa panik mulai dirasakannya. Air mata Giselle kembali turun. Tanpa sadar, jari-jari Giselle yang menggenggam smartphone menekan salah satu nomor yang ada disana.

"Hallo? Sell, kenapa kok telfon? Hallo?" Suara dari seberang sana pun terdengar. Giselle yang sedang terdiam tiba-tiba mendengar sebuah suara. Tapi dimana? Giselle mencoba mencari sumber suara. Ketika Giselle mengecek smartphone-nya, ternyata suara yang dicarinya itu berasal dari sana yang menampilkan nama Tio di layar.

"Hallo kak Tio. Maaf tadi gak sengaja kepencet." Kata-kata Giselle tiba-tiba terhenti lalu berganti dengan sebuah isakan kecil. Meskipun isakan itu sudah sangat pelan tapi Tio masih bisa mendengarnya.

"Sell? Lo kenapa? Lo okay kan?"

"Rio kak. Rio ga jawab aku. Ak-aku takut dia kenapa-kenapa."

"Lo sekarang dimana? Gue kesana sekarang." Giselle pun memberitahu Tio dan sambungan telfon pun terputus.

Giselle menurunkan smartphonenya dari telinga. Ia kembali terisak. Kali ini lebih kencang. Untung saja koridor hotel sedang sepi. Bisa-bisa Giselle disangka yang tidak-tidak karena menangis diluar kamar orang.

"Giselle!" panggil Tio yang baru datang dengan nafas terengah-engah. Melihat Tio datang, Giselle langsung memeluk Tio dan membenamkan wajahnya disana. Tio yang tahu bahwa Giselle sedang butuh sandaran langsung mengeratkan pelukannya. Agar Giselle lebih tenang, Tio pun mengelus punggung gadis itu pelan.

"Ssttt it's okay gue disini, Sell. Can you tell me, what happened? Why are you crying?" Mendengar pertanyaan Tio, Giselle sedikit merenggangkan pelukan mereka dan menjawab, "I think there is something wrong with Rio, kak. Cause I tried many times to call him but he didn't answer me. Ak-aku takut kak."

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt