[팔] Tau Bahasa Jepang Nggak?

981 157 14
                                    

Semenjak hari dimana Luna confess tentang perasaannya, bukannya makin dekat dengan Yuta malah Yuta tidak pernah berbicara dengannya. Bukan, bukan jaga jarak lagi.

"Kayaknya aku juga suka sama kakak."

Yuta mengernyitkan dahinya. "Kamu demam yah dek?" ucap Yuta seraya memegang dahi Luna yang sama sekali tidak panas.

"Kak, aku serius." tidak lama pintu uks terbuka. "Oiy, gue back nih."

"Gue pergi dulu yah, cepat sembuh." Yuta menepuk bahu Luna. "Jangan lupa nasi gorengnya di makan."

Kalau ketemu di jalan, Luna nyapa dengan ramah. Tapi Yuta cuma senyum, tapi ngga lama. Heran? Pasti. Yuta juga udah ngga pernah yang namanya chatting dengan Luna semenjak hari itu. Luna bingung mau gimana, apa dia salah kata waktu itu.

Bukannya Yuta menyukainya? Seharusnya Yuta senang akan hal itu. Luna melepaskan tali sepatunya bertujuan untuk masuk ke ruangan osis. "Yut, bantuin gue elah."

Baru saja Luna mau membuka pintu itu lebih lebar karena terbuka sedikit, seketika ia urungkan karena mendengar suara Taeyong yang menyebut nama Yuta.

"Bantuin gimana."

"Ya kan lo deket tuh sama Luna."

"Udah ngga deket."

"Tapi dulu kan deket, bantuin gue sabi lah."

"Ngga."

"Yut."

"Hm."

"Bant-"

Pintu ruangan itu terbuka. Iya, Luna masuk. "Eh, Luna?"

Luna memberikan senyumnya pada Taeyong yang menyapanya. "Kamu kenapa datang ke sini dek?"

"Katanya Yerin ada barangnya yang ketinggalan kemarin." Ucap Luna mencari barang yang dimaksud Yerin. "Daftar piket bukan?"

"Iya kak!" Taeyong menunjuk meja Bu Taeyeon. "Makasih kak."

Taeyong mengacungkan jempolnya. Luna berlari kecil menuju pintu. "Lun."

Kali ini bukan suara Taeyong, tapi Yuta. Luna berbalik, "Iya kak?"

"Mau kemana?" Taeyong menatap Yuta heran.

"Ke kelas kak?" jawab Luna dengan nada bicara yang lebih terdengar seperti bertanya.

"Oh."

"Kenapa kak?" Yuta menggeleng. Sementara Taeyong masih menatap Yuta heran, kenapa tiba-tiba bertanya hal yang tidak penting. "Duluan kak."

Beberapa menit setelah Luna keluar dari ruangan tersebut, Yuta minta izin sama Taeyong mau ke toilet. Padahal mah, dia juga bisa aja langsung cus ke toilet osis. "Jangan lama woy, ini kerjaan masih bejibun."

Yuta berteriak 'ok' dari luar ruangan. Yuta berjalan menuju kelas Luna. Mau ketemu Luna? Iya. Yuta sudah berada di depan kelas Luna, tapi ngga berani masuk atau ngintip dan minta tolong buat temennya panggilin Luna.

Yuta mengambil handphone-nya dan menelfon Luna melalui aplikasi LINE.

"Lun, keluar dulu bentar."

"Eh?"

"Gue di depan kelas lo sekarang."

"O-oh iya kak, tunggu aku keluar."

Yuta memutuskan sambungan teleponnya sepihak. Tidak lama Luna keluar dari kelasnya. "Kenapa kak?"

"Lo tau bahasa jepang ngga?"

Eh?

"Hah?" Luna bingung dengan pertanyaan tiba-tiba Yuta. "Jawab aja."

Luna mengangguk ragu. "Cuma beberapa kak. Emang kenapa kak?"

"Coba sebutin yang lo tau."

Luna tampak berpikir. "Kon'nichiwa. Arigatō. Ohayō. Watashi. Nani. Aishiteiru."

Yuta tersenyum. "Watashi mo anata o aishiteimasu."

Luna memiringkan kepalanya. "Kakak ngomong apa? Eh, maksud aku. Itu artinya apa?"

Yuta sekali lagi menunjukkan senyumnya itu. "Coba kamu cari di google, kira-kira artinya apa."

Coba kamu cari di google. Baik. Udah pakai aku-kamu.

Okay, fokus kembali. Watashi mo anata o aishiteimasu. Kalimat itu harus Luna ingat. Rasa penasaran sudah menjalar di otak Luna. "Gue duluan yah."

Gue duluan yah. Yuta kenapa sih?

"Eh satu lagi. Anata wa watashi no gārufurendo ni naritaidesu ka?"

"Ih kak Yuta kalau mau ngomong langsung aja. Luna ngga ngerti kalau kak Yuta pake bahasa je-"

Cup!

Satu ciuman mendarat di pipi Luna. Yuta tanpa rasa bersalahnya berjalan santai kembali menuju osis.

"KAK YUTA!" Teriak Luna sambil melihat sekitar yang untungnya tidak ada orang yang melihat kejadian itu.

575 words.

( 26 Mei 2018 )

Zero Mile | Yuta ✓Where stories live. Discover now