#11 (Suasana Baru)

741 45 2
                                    

"... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi pula kau menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui apa-apa..."
(Q.S Al-Baqarah : 216)
================================
Ketika kau memasuki tempat yang baru. Belajarlah dari bunglon, ia sering berpindah tempat. Tapi, ia pandai menyesuaikan diri.

================================

Waktu terus maju, namun tetap memberikan masa lalu. Kini tiba hari yang aku tunggu, dimana aku akan mengenakan seragam putih abu. Ku pandangi baju itu dengan penuh harap. Semoga di suasana yang serba baru, aku mampu beradaptasi dan mencari jati diri. Aamiin...

Terlintas dalam fikiran ku perkataan Akhtar tempo hari ketika pembagian NEM. Saat itu, aku benar-benar terpukul. Bagaimana tidak? Aku hanya meraih NEM sebesar dua puluh tujuh koma sekian. Sedangkan aku ingin mewujudkan harapan keluargaku untuk melanjutkan pendidikan di salah satu sekolah favorit yaitu SMA Garuda Sakti. Rasanya aku hampir putus asa, aku berfikir peluangnya sangat kecil untuk diterima. Tetapi, Akhtar mengatakan padaku bahwa dia yakin aku akan diterima di sekolah tersebut dan memerintahkan padaku untuk tidak terlalu banyak mengeluh melainkan aku harus banyak bersyukur dan berdo'a agar lebih optimis. Tiba- tiba seperti ada pancaran sinar yang membuat mataku kembali berbinar dan terus berdo'a semoga ucapan Akhtar akan menjadi kenyataan.

Terkadang aku ingin memiliki sikap seperti Akhtar, dia pandai dalam segala hal dan selalu terlihat tenang. Tidak seperti aku, yang selalu panik dalam segala hal. Bahkan, disaat beberapa guru bertanya kenapa bisa? Seakan mereka kecewa pada aku dan Akhtar yang memang ceritanya mereka jagokan. Akhtar dengan tenang menjawab "Ini sudah takdirnya bu, memang ini kemampuan kami". Jangan tanya aku menjawab apa, karena aku hanya diam seribu bahasa seakan masih tak terima dengan hasilnya. Sungguh aku benar-benar menyesal tidak belajar semaksimal mungkin dan menjaga kondisi tubuhku. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Sudah terlambat, yang jelas aku tidak boleh mengulangi hal yang sama.

Aku memandang bayanganku di cermin, dengan senyum merekah aku berkata pada diri :  "jadilah muslimah yang diharapkan Allah dan jangan lalai ketika menimba ilmu."

Tiba-tiba mataku berkaca melihat tulisan di baju lengan kiriku SMA Garuda Sakti. Tulisan itu kembali mengingatkanku pada perkataan Akhtar yang menjadi kenyataan. Argh lelaki itu sungguh mengagumkan. Aku berdo'a semoga semua yang dia citakan terwujud dan aku yakin dia pasti mampu mewujudkannya. Karena, dia bukan pria biasa. Saat di SMP saja dia sudah banyak mengais piala kejuaraan. Alhasil mempermudah dia untuk melanjutkan pendidikan, sampai sekarang dia mendapat beasiswa di salah satu pesantren favorit.

Dia memang senang berkompetisi, ditambah dia sudah mengetahui bakatnya ada di bidang mana. Tidak seperti aku yang sampai sekarang belum tahu bakat ku ada di bidang mana. Dari dulu, tujuan sekolah ku memang untuk mencari ilmu dan membuat bangga keluarga dengan menjadi bintang kelas. Hingga sampai di masa SMP aku mulai mengikuti perlombaan yang diadakan di sekolah. Meski saat itu, kesempatan belum memihak padaku untuk menjadi perwakilan sekolah.

Tapi, aku bersyukur banyak hikmah yang aku peroleh di masa SMP yang akan aku jadikan bekal di SMA. Aku berharap mampu bersaing secara sehat seperti saat di SMP.

🍁🍃🌻🍃🍁

Karena aku mencintaimu. Maka, aku meredam rasa kagumku.
Aku berusaha kita tak perlu bertegur sapa. Tidak pula butuh berkata mesra. Cukup aku menyebut namamu dalam istikharah dan do'a.
Aku berusaha menjaga hatiku dan hatimu agar senantiasa suci terjaga. Agar selalu dia yang tercinta di dalam hati kita.
Aku merelakan mu, ku kembalikan rasa cinta ini kepadanya.
Biar dijaganya rasa ini untuk dia yang telah menjadi jodohku, sambil aku terus berusaha memperbaiki diri.
Bukankah Allah yang menjanjikan yang baik untuk dia yang terus memperbaiki dirinya?

[TERBIT] Gapailah Cita Sebelum Cinta [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang