CHAPTER 10

731 86 5
                                    

Andai Sujeong bisa mempercepat waktu, ia sangat tidak ingin menghadiri pertemuan dua keluarga ini. Apalagi setelah melihat bekas luka di bibir Taehyung yang membuatnya semakin gelisah.

“Jadi, bagaimana keputusan kalian?”

Gadis itu memejamkan mata erat-erat, menunggu jawaban menyakitkan yang akan keluar dari mulut Taehyung. Apa pun keadaannya, ia tidak boleh menangis atau menampilkan ekspresi sedih. Ya, seperti janjinya pada Mingyu.

“Kami menerimanya.”

A-apa?

Sujeong memandang Taehyung dengan kaget. Pria itu tersenyum. Permainan apalagi yang sedang direncanakannya?

Kedua orangtua mereka terlihat bahagia.

“Syukurlah, kami senang mendengarnya.” Pandangan Nyonya Ryu beralih pada Taehyung. “Taehyung, bolehkah ibu bertanya? Ada apa dengan wajahmu?”

Taehyung tersentak. Namun ia berusaha mengontrol ekspresinya agar mereka tidak curiga.

“Wajahku seperti ini karena aku melawan penjahat yang ingin merampok seorang wanita tua.” Taehyung beralibi.

Nyonya Ryu mengangguk. “Apa karena itu kau tidak menjemput Sujeong kemarin lusa hingga dia kehujanan?” tanyanya lagi.

Kali ini, Sujeong yang terkejut. Ia mendumal dalam hati. Kenapa ibunya harus membahas hal itu?

“Benarkah kau tidak menjemput calon istrimu, huh?” Nyonya Kim memberikan tatapan membunuhnya pada Taehyung.

“A-aku-”

“Aku ada tugas mendadak dan harus ke rumah temanku saat itu. Taehyung tidak menjemputku karena aku sudah memberinya kabar.” Sujeong menyela.

“Lalu kenapa kau sampai kehujanan, sayang?” tanya Nyonya Kim khawatir.

“Masalah itu…” Sujeong mendadak gugup. Haruskah ia berbohong lagi? Ia berpikir keras, mencari alasan yang tepat. “Aku kehujanan saat menunggu taksi untuk mengantarku pulang.”

Gadis itu meminta maaf pada semua orang yang ia bohongi. Bukan bermaksud buruk, ia hanya ingin keadaan berjalan sesuai rencana dan berusaha menutupi kejahatan Taehyung.

‘Apa pun yang akan terjadi nanti, kuharap aku bisa melaluinya tanpa air mata.’

Sujeong kembali menatap Taehyung. Ia benar-benar bingung dengan jalan pikiran pria itu. Bahkan ia yakin, peramal pun takkan mampu membaca isi hati Taehyung.

Entah kenapa, Sujeong merasa jika Taehyung memiliki sebuah rencana rahasia yang hanya diketahui olehnya dan Tuhan.

-
-
-

Hati manusia bisa berubah dengan cepat. Bahkan terkadang tidak dapat diprediksi. Semuanya tergantung kepada waktu dan suasana. Dan kini Sujeong sedang merenunginya.

Saking heningnya, suara deru napas serta semilir angin bisa didengar oleh telinga.

Dalam keheningan, Mingyu berpikir. Diamnya Sujeong pasti berhubungan dengan perjodohan itu. Bukan berniat untuk ikut campur, ia juga memiliki maksud menyuruh Taehyung menerimanya. Bisa saja dengan ikatan suci tersebut, perasaan Taehyung berubah dan ia akan mencintai Sujeong. Lagipula, ia dan Chaeyoung hanya sebatas—

“Kau tahu jika Chaeyoung adalah kakak iparku, ‘kan?”

“Ya.”

“Dan dia sudah memiliki anak dari hasil pernikahannya dengan kakakku, Kim Hanbin.”

“Aku tahu, Mingyu. Cukup!” tegas Sujeong.

“Karena itu juga, aku harus memanggilnya ‘Noona’. Padahal aku dan dia seumuran, bahkan kita pernah sekelas.” Mingyu tetap berbicara, menghiraukan Sujeong yang mulai kesal.

ONE HAND || TAEHYUNG BTS & SUJEONG LOVELYZ (TAEJEONG)Where stories live. Discover now