29

5.2K 217 5
                                    

Alunan lagu milik Taylor Swift dan Zayn malik yang berjudul I don't wanna life forever, menemani perempuan itu meneguk cappucino miliknya. Berulang kali ia melirik ke arah arloji mewah di tangannya, namun yang di tunggu belum juga terlihat disini. Hampir saja ia meninggalkan cafe ini lantaran kesal dengan lelaki yang selalu saja terlambat. Tapi langkahnya terhenti saat melihat yang di tunggu akhirnya tiba.

"Lama banget sih kamu," gumam perempuan itu sebelum akhirnya mendaratkan kembali bokongnya di kursi yang duduki.

Lelaki itu hanya menunjukkan senyumnya yang sangat khas itu, lalu ia duduk di hadapan perempuan cantik dan terlihat jelas seperti socialita Jakarta.

"Maaf ya," kata lelaki itu. "Abisnya jalanan macet banget tadi, maklumlah aku kan naik kendaraan umum."

"Lain kali aku jemput deh, biar aku gak kelamaan tunggu kamu." dengus perempuan itu lagi.

"Kak Thalita jangan ngambek dong. Aku kan bukan Mas Arvin yang tahu caranya bikin kakakku yang cantik ini senyum lagi."

Thalita memutar bola matanya, jengah dengan perkataan Andra barusan.

"Kak, aku pesan dulu dong, boleh kan?" Andra menunjukkan cengirannya. Thalita hanya mengangguk sekilas lalu menjetikkan jarinya untuk memanggil pelayan restoran elite itu.

"Terus gimana keadaan mereka? Apa ada perubahan sama hubungan mereka sekarang?" tanya Thalita sambil setelah pelayan berlalu.

Andra tampak meletakkan ponselnya di meja. "Semakin dekat satu sama lain. Setiap hari mereka mesra-mesraan terus, bahkan aku pernah lihat mereka ciuman di dapur."

"Ciuman di dapur?" pekik Thalita. "Aku gak nyangka kalau Arvin sampai segitunya sama perempuan itu. Dulu, kalau aku mengajak yang lebih dari pelukan dia gak pernah mau."

Andra mengangkat bahunya. "Tapi aku gak suka sama istrinya Mas Arvin itu. Dia terlalu cerewet untuk ukuran seorang istri di jaman sekarang ini. Gak kayak Kak Thalita yang selalu sayang sama aku melebihi kakakku sendiri."

Thalita kini tertawa. Ia tahu betul jika Andra pasti akan memihak padanya. Ya, memang selama Arvin menjalin hubungan dengannya, Andra menjadi orang yang mendapat perhatian khusus dari Thalita. Diam-diam ia sering sekali memberi Andra uang untuk membeli kebutuhan kuliahnya atau hanya sekedar untuk jajan. Makanya anak itu menjadi anak yang manis jika berhadapan dengan Thalita.

"Jelaslah. Kakak udah menganggap kamu sebagai adik sendiri, jadi apapun keadaannya Kakak akan tetap sayang sama kamu. Gak kayak kakak ipar kamu yang cuma mau sama Arvin aja, tapi sama kamu gak."

Lelaki itu kembali tersenyum. "Seharusnya Mas Arvin nikah sama Kak Thalita, bukan sama perempuan cerewet itu."

"Kamu benar lebih setuju kalau aku yang menjadi kakak iparmu dibanding dengan perempuan itu?" Thalita merasa dirinya punya kesempatan lagi.

Andra memajukkan tubuhnya yang semula duduk bersandar dengan santai. "Tentu. Aku akan bantu apapun kalau memang kakak mau balik ke Mas Arvin."

"Kamu serius?" Thalita mengembangkan senyumnya. Jelas, ini akan ia gunakan untuk membuat hubungan Nadia dan Arvin menjadi renggang.

"Oh ya, Kak. Ada yang mau aku tanyakan ke kakak,"

Thalita menautkan alisnya, "Apa itu, Ndra?"

"Kenapa dulu Mas Arvin putus dengan Kak Thalita lalu memutuskan untuk menikah dengan perempuan cerewet itu. Apa yang membuat kalian akhirnya putus setelah pacaran bertahun lamanya." tanya Andra yang heran dengan kisah cinta keduanya.

Skak mat!

Kira-kira seperti itulah yang bisa di ungkapkan oleh Thalita. Ia tak tahu jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan Andra. Tak mungkin juga ia menjawab jika alasan putus adalah karena dirinya berpaling pada lelaki lain, yang akhirnya membuat Arvin memutuskan hubungan mereka. Jika Andra sampai tahu, mungkin lelaki itu akan kehilangan respectnya dengan Thalita.

STUPID MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang