02

41.5K 2.2K 29
                                    

Ray fokus mendengari penjelasan dari Bu Alya, sesekali ia melirik pemuda disampingnya yang hanya mengarahkan pandangannya pada jendela. Ray sempat berpikir apakah disampingnya ini adalah sebuah patung.

"Azka, berapa jawabannya?!" tanya Bu Alya membuat beberapa orang mengarahkan pandangannya pada meja yang ditempati Ray.

"Nilai X sama dengan delapan, kuadrat dua."

Ray membulatkan matanya tak percaya saat mendapat anggukan dari Bu Alya yang membenarkan jawaban pemuda disampingnya. Padahal sedari tadi, pemuda itu seperti tak peduli pada penjelasan Bu Alya.

"Keren," ucap Ray dengan polosnya membuat pemuda itu menoleh menatapnya.

"Gimana caranya elo bisa ngehitung secepat itu?" tanya Ray mendekatkan wajahnya menatap buku yang masih tertutup.

Pemuda itu menyimpan bukunya agar Ray tak melihatnya. Ray berdecak malas, memilih mengalihkan pandangannya karena merasa di abaikan, apa salahnya ia bertanya.

Ray menghela napas merebahkan kepalanya menghadap pemuda disampingnya yang kali ini tidak menatap jendela.

"Azka Erza Rafael," ucap Ray membaca nama yang tertera di seragam pemuda disampingnya.

"Azka," panggil Ray membuat pemuda itu meliriknya sejenak.

Ray memejamkan matanya perlahan, sesekali gadis itu menyerngit merasakan silau sinar mentari hingga pemuda disampingnya memajukan duduknya agar Ray terlindungi dari sinar mentari pagi.

Bel istirahat berbunyi, Bu Alya langsung pergi meninggalkan kelas diikuti sebagian murid yang berniat pergi kekantin.

"Ray!" panggil Kay menggoyangkan pelan bahu Ray.

Ray membuka mata menatap pemuda yang berada dihadapannya.

"Ayo ke kantin! Gue lapar! Mau nyoba semua makanan kantin!" heboh May dengan senyum lebar.

"Azka, ngantin yuk?"

May dan Kay menoleh ke ambang pintu, terdapat dua orang siswa yang tengah berjalan menghampiri mereka.

"Gue iri!" ucap salah satu dari mereka mengetahui temannya dikepung oleh tiga siswi cantik.

"Kenalan boleh dong, kita anak kelas sebelah." Ucap yang lain mengulurkan tangan pada Ray yang masih duduk ditempatnya.

"Gue Kevin Mahendra," ucapnya namun Ray tak kunjung membalas jabat tangan pemuda itu.

"Gue Maylina!" jawab May membuat Kevin tersenyum berganti menjabat tangan Kay.

"Kayla," ucap Kay singkat.

"Gue Akmal Febrian, panggil Akmal jangan kotak amal! Awas lo!" kekeh Akmal membuat May dan Kay tertawa.

"Mau ke kantin bareng?" tawar Kevin membuat seorang pemuda yang sedari tadi mendengari obrolan mereka berdecak.

"Boleh!" balas May semangat.

"Kepala gue pusing," ucap Ray mengusap kepalanya.

"Makanya jangan tidur dikelas!"

Pemuda di samping Ray langsung pergi setelah menendang kursinya sendiri hingga menimbulkan suara yang cukup bising.

"Dih, sensian?" tanya Kay kesal.

Cold Boy VS Bad Girl ✔Where stories live. Discover now