04

37.5K 1.9K 24
                                    

May dan Kay memasuki kelas, sontak saja siulan dari para pemuda tertuju pada mereka. Yang membingungkan adalah, dimana Ray. Mungkin hal itu yang ada di benak Azka.

"Heh!" panggil Kay pada Azka.

Azka menoleh tanpa menjawab.

"Kemarin, Ray main kerumah lo ya?" tanya Kay ingin tahu.

Azka tak menjawab pertanyaan gadis itu dan memilih mengalihkan padangannya pada jendela.

"Dengar nggak sih?" bisik May pada Kay. Kay berdecak malas sebab tak mendapat jawaban apapun.

"Pagi!" sapa Ray memasuki kelas. Beberapa orang membalas sapaannya, gadis itu duduk ditempatnya.

Hening, Azka nampak tak peduli akan kehadiran gadis itu. Hingga saat Ray menoleh, senyuman jahil gadis itu kembali hadir.

"Azka!" panggil Ray namun Azka tak menjawab.

"Pagi," sapa Ray mendekatkan wajahnya.

"Azka si Jenius, selamat pag---"

"Apaan sih!?" Azka berbalik saat itu juga Ray terkejut hingga kursinya oleng.

Bruk!

Mereka berdua terjatuh kelantai sebab Azka ingin menahan tubuh gadis itu, al hasil ia malah ikut terjatuh. Seisi kelas terkejut, beberapa dari mereka langsung mengambil ponsel untuk mengabadikan kejadian tersebut.

"Badan lo... berat!" keluh Ray membuat Azka langsung bangkit dari jatuhnya sembari merapikan kembali penampilannya.

"Azka!" panggil Ray saat pemuda itu tiba-tiba pergi.

"Ray! Kemana?!" tanya Kay saat gadis itu berlari meninggalkan kelas. Tanpa menjawab, Ray tertawa pelan pada Kay yang membuat Kay mengerti kalau sahabatnya itu benar-benar ingin menjahili Azka.

"Azka!"

Langkah Azka terhenti saat gadis menyebalkan yang sejak kemarin mengganggunya, menghalangi jalannya.

"Mau kemana? Kantin?" tanya Ray berjalan mundur menatap Azka yang bahkan tak memperdulikan kehadirannya.

"Azka Erza Rafael!"

Akmal menghampiri Azka menenteng sebuah papper bag.

"Maksud lo apa naruh ini di motor gue? Gue bukan anak mami ya, yang ke sekolah bawa bekal!" ucap Akmal menyerahkan papper bag tersebut pada Azka kemudian pergi setelah tersenyum pada Ray.

Menyebalkan...

Azka menghela napas menatap papper bag tersebut.

"Apaan tuh?" tanya Ray ingin tahu.

"Buat lo!" singkat Azka menyerahkan papper bag tersebut kemudian melanjutkan langkahnya.

"Eh?! Buat gue? Apaan nih? Bekal? Beracun pasti! Gue nggak mau!" elak Ray menyerahkan kembali bekal tersebut pada Azka.

"Ck! Itu masakan bunda gue buat lo!"

Ray mengalihkan pandangan menahan senyuman.

"Dari bunda lo? Buat gue?" ulang Ray membuat Azka berdecak.

Tadinya Azka tak ingin memberikan itu dan menaruhnya di motor Akmal, namun Akmal malah menyerahkan kembali padanya dan lebih parahnya lagi, saat ada Ray bersamanya.

"Iya!" kesal Azka melangkah menaiki tangga diikuti Ray yang kini memeluk papper bag tersebut hingga mereka tiba di rooftop sekolah.

Ray berjalan menuju pagar pembatas menatap langit biru. Sedangkan Azka memilih duduk di lantai yang terlihat bersih.

Cold Boy VS Bad Girl ✔Where stories live. Discover now