☕ Bintang Jatuh ☕

471 42 2
                                    

"Jadi Arka udah ungkapin perasaannya ke lo?"

"Hm," Ramell mengangguk menjawab pertanyaan Megan.

"Jawaban lo?"

"Gue tolak."

"Begok kenapa??"

"Kok lo malah tanya kenapa? Jelas-jelas itu terlalu mendadak buat gue."

"Astaga Ramella, alesan lo itu klasik tau nggak."

"Lagian gue juga gak cinte ama dia."

"Ih jahat lo, dia tuh dah bela-belain nungguin gue di toilet cewek cuma buat nanyain tentang lo."

"Apa lo bilang?"

"Ehhh."

"Kok lo rahasiain dari gue, lo sekongkol ama dia?"

"Enggak, gue gak suka tongkol. Gue alergi," celetuk Megan sambil terkekeh, apa boleh buat mulut jujurnya itu.

Ramell terdiam, sekarang saja Ramell masih tak tau dengan perasaannya sendiri, tiba-tiba ada rasa menyesal karena sudah berkata tidak malam itu, tapi untuk apa menyesalinya?

Jdukkk!!! Saat berjalan sambil melamun, tubuh Ramell itu menubruk dada bidang. Ramell hampir terjatuh, untung ada Megan di sampingnya yang membantunya menompang keseimbangan.

"Sorry, lo gak papa?" suara itu membuat Ramell dan Meganpun tak berkutik seketika.

Wajah itu, suara itu, dan tatapan yang kini ada di depan Ramell. Semua itu, sungguh membuat Ramell terpaku seketika.

"Lo? Lo cewek minimarket di deket gedung musik kan?" seru cowok di depannya itu, ya... dia adalah Ferdo.

"Hm," sahut Ramell kaku dengan mengangguk se-kali.

"Lo sekolah di sini? Kelas mana?"

"12 IPA," jawab Ramell dengan wajah kakunya.

"Ummm," Ferdo mengangguk beberapa kali.

"Gue ke kelas dulu," sahut Ramell langsung beranjak sambil menarik Megan.

"Ramella!"

DEGGG!!! Ferdo memanggilnya, Ramell menoleh dengan kikuk.

"Nama lo Ramella kan?" Ferdo bertanya dengan tatapannya yang khas sungguh membuat hati Ramell keluar dari tempatnya.

Ramell mengangguk dengan senyuman canggungnya, hingga Ferdopun berbalik pergi meninggalkan Ramell setelah mengangguk kecil sambil tersenyum.

"Ra... itu tadi beneran Ferdo kan?" Megan bicara masih tak percaya.

"Meg... itu tadi dia nyebut nama gue kan?" 😲

☕☕☕


Cowok yang membuat jantungnya berdetak ubnormal seharian itu kini memasuki minimarket dengan senyumannya, sungguh berbeda dari biasanya.

Ferdo terlihat sibuk memilih barang belanjaanya. Dia mengambil 3 minuman soda dan sebotol air mineral lalu membawanya ke meja kasir.

"Ramella," lirih Ferdo pelan saat Ramell memasukkan belanjaan itu ke lantung plastik, otomatis itu membuat Ramell menatap cowok ini.
Tapi terlihat mata Ferdo sedang menatap seragam kasir yang Ramell kenakan, Ramell ikut melihat bajunya sendiri dan akhirnya ia paham.

Ternyata dari nametage di baju itulah Ferdo tau namanya, boro-boro tadi dia berimajinasi dari mana Ferdo tau namanya.

"18.700."

Ferdo mengalihkan pandangannya dan tersenyum, dia memberikan uang pada Ramell dan beranjak pergi tanpa menunggu kembalian.

"Ferdo!"

Cowok itu menoleh.

"Jangan terlalu banyak minum minuman bersoda, tidak baik," lanjut Ramell tampak ragu, tapi melihat senyuman dan anggukan Ferdo membuat Ramell senang. Seperti ini saja cukup.

Ini cukup.

S

udah lama Ramell ingin mengucapkan itu, setidaknya itu cukup.

udah lama Ramell ingin mengucapkan itu, setidaknya itu cukup

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Rasanya seperti ada bintang yang sedang jatuh.


☕☕☕

"Ramell," suara itu menghentikan langkah Ramella.

Arka mendekat.

Melihat langkah itu, detak jantung Ramell seolah terhenti mengingat malam itu. Tapi setelah apa yang terjadi malam itu, tak ada yang berubah dari sikap Arka. Seolah tak terjadi apapun, seolah Arka tak pernah mendengar penolakan apapun dari Ramell.

"Pulang sekolah, gue tunggu di gerbang."

"Untuk apa?"

"Gue mau anter lo pulang."

"Gak perlu."

"Raaa."

"Gue kerja.. gue gak pulang."

"Gue anter ke tempat kerja lo."

"Gue gak minta."

"Ramella.." Arka mendesah.

"Ka gue-"

"Gue gak mau denger penolakan lagi dari lo," potong Arka, Ramella terdiam.

Ramella terdiam cukup lama, mata mereka masih saling bertemu.

"Terserah.." lirih Ramell yang akhirnya pergi, melepas tatapan itu.

☕☕☕

KaRamellOù les histoires vivent. Découvrez maintenant