One Last Time

2.2K 223 34
                                    

Sentuhan hangat nan lembut dari jemari tangan yang menyapu ke setiap inci kulit punggung halus tanpa sehelai benangpun menutupi, dan ciuman manis serta dalam yang begitu memabukkan menambah atmosfir ruangan semakin terasa begitu panas, ditambah peluh membasahi tubuh tak berpelindung apapun itu.

Mata terpejam menikmati, desahan kecil lolos dari dua bibir yang saling bertautan, wajah memerah dan dipenuhi oleh peluh, kedua insan dimabuk asmara itu saling membagi kehangatan sebagai bentuk cinta kasih tak terbatas diantara keduanya.

"Hmmm Chan..." Bisik lelaki yang tubuhnya lebih mungil. "Kita baru saja selesai. Jangan memaksa untuk yang berikutnya."

Lelaki bertubuh lebih besar terkekeh sambil tersenyum lebar. "Apa kau lelah, Kyungie? Aku sungguh masih dapat melakukannya lagi setelah ini." Katanya sembari mengangkat kedua alisnya menggoda.
"Kau memang seperti itu, sungguh tidak mengherankan. Tapi aku berbeda denganmu, Chan. Lagipula kita bisa melakukannya lagi besok."

Park Chanyeol, si lelaki bertubuh besar, kembali tertawa melihat lelaki mungil di depannya itu mem-pout-kan bibir berbentuk hati miliknya. Dengan gemas ia mengecup singkat bibir menggoda itu, lalu menggosok hidungnya pada hidung si lelaki mungil.

"Baiklah, Kyungsoo sayang, jika itu maumu. Kau tidak keberatan jika aku kembali lagi kemari besok?"

Kali ini Kyungsoo yang tertawa. "Dan sejak kapan aku keberatan menerimamu datang kemari, Park, bahkan tanpa kau meminta izin terlebih dulu, kau akan langsung menerobos masuk kemari, bukan?"
"Kau seperti cenayang, aku takut kau sungguh bisa membaca pikiranku juga saat ini." Chanyeol memutar matanya, bertingkah sedang berpikir.
"Yeah, kau akan minta ku masakkan sesuatu sebelum kau pulang, benar kan? Tak perlu menjadi cenayang untuk bisa menebak hal itu."

Chanyeol kembali tertawa kencang, lalu menarik tubuh mungil tak berbusana itu ke dalam pelukannya yang hangat.

"Aku selalu tak sabar untuk memakan masakanmu, Kyungie. Dan tentu saja, setiap harinya aku tak sabar untuk selalu bisa bertemu denganmu." Kata Chanyeol, sambil membelai lembut rambut hitam legam Kyungsoo dengan sayang. "Terima kasih sudah menjadi kekasihku yang paling setia."
"Tentu saja. Aku juga demikian, Chan. Kau selalu kuterima disini." Kata Kyungsoo. "Karena besok aku tahu kau akan kembali lagi." Tambahnya, dalam bisikan yang nyaris tak terdengar.

Senyum bahagia Chanyeol menghiasi wajahnya saat ia memeluk erat Kyungsoo dan mencium puncak kepala lelaki mungil itu. Sementara Kyungsoo, tentu saja tak perlu dipungkiri, ia sangat bahagia dan nyaman berada dalam pelukan lelaki tercintanya ini. Lelaki yang sangat ia cintai, selalu ia rindukan setiap malam, dan yang akan selalu ada untuknya. Setiap hari.

Hati Kyungsoo hangat akan kebahagiaan yang ia rasakan saat ini. Namun wajahnya sungguh berlawanan dengan apa yang ada di dalam hatinya. Matanya mendadak kosong, dan tanpa ia sadari, satu bulir air mata tiba-tiba tanpa bisa ia tahan lagi jatuh bergulir ke pipinya.

Kyungsoo menikmati perasaan hangat ini, tapi ia tak bisa membohongi perasaan sesungguhnya. Ia sedih, dan juga takut.

"Baiklah." Seru Chanyeol, dan sebelum ia menegakkan tubuh Kyungsoo, lelaki mungil itu dengan segera menyeka air mata dari pipinya agar tidak dilihat dan disadari oleh Chanyeol.
"Kau akan memasakkan apa untukku malam ini?" Tanya Chanyeol antusias.
"Hmmm." Kyungsoo memutar matanya, berpikir. "Bagaimana jika kubuatkan spaghetti Bolognese kesukaanmu?"
"My favorite." Kata Chanyeol sembari nyengir lebar.
"Kalau begitu mandilah dulu. Aku akan menyiapkan makanannya segera."
"Dan bolehkan aku membawanya pulang juga?"
"Yeah, kau boleh membawa sebanyak apapun yang kau mau."
"Ahhh, kau yang terbaik, Kyungie, tak salah kau memilihku menjadi kekasihmu." Seru Chanyeol memeluk erat Kyungsoo lagi membuatnya sesak.
"Seharusnya aku yang berkata begitu, dasar Park Dobby." Sergah Kyungsoo mencoba melepaskan diri dari pelukan kuat Chanyeol.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chansoo LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang