Sweet Fate ~ 2

2.3K 241 48
                                    

1 Weeks later

Jackson mengajak Jaebum untuk makan siang bersama di restaurant dekat kantor Jackson. Wajah Jaebum tampak kusut, begitupun dengan Jackson, keduanya seorang workholic tetapi Jackson yang terparah. Jackson seorang pembisnis muda sedangkan Jaebum seorang dokter yang memiliki klinik sendiri.

"Aku tidak percaya! Aku bukan babysisternya, jadi apa yang dipikirkan Irene sebenarnya?!" gerutu Jaebum dan mendengus.

"Dan apa yang kau tertawakan Wang Jackson!" tegur Jaebum sebal, ketika Jackson terkekeh sambil menyeruput kopi.

"Sorry, aku tidak bisa menahannya. Aku pikir Im Jaebum sedikit terkontrol dan itu sangat lucu. Aku tidak percaya kau menuruti permintaan Irene begitu saja, tanpa menolak sedikitpun."

Jaebum berdecak. "Aku tidak memiliki pilihan, dia memaksakan kehendak seperti biasa!" Jackson hanya terkekeh menanggapi.

"Oh ya, Aku ingin meminta maaf soal kemarin-kemarin. Mark juga meminta maaf untuk yang ia katakan. Kau memaafkan kami kan Jaebum?"

"Tentu saja, itu sudah berlalu." sahut Jaebum mantap, ia meminum teh pesanannya lalu melanjutkan ucapannya. "Tetapi aku terkejut, padahal Mark baru beberapa saat bersama Jinyoung. Biasanya ia tidak seterbuka itu dengan orang yang baru ia temui."

"Mark bilang, ia seakan mengerti perasaan Jinyoung, sakit."

Kening Jaebum berkerut. "Dari mana datangnya perkataan itu?"

"Tidak ada, hanya sesuatu yang Mark katakan. Jinyoung sangat lugu, sangat menyakitkan walau hanya dengan melihat wajahnya." ucap Jackson lagi.

"Kau ingin bertanya apa yang akan aku lakukan kan?" tanya Jaebum, ia menghela nafas lelah, menyisir rambutnya yang sengaja ia panjangkan sedikit dan ia ikat satu di belakang.

Jackson hanya tersenyum kecil, ia bangkit, menepuk bahu Jaebum. "Aku kembali ke kantor dulu, ada meeting sebentar lagi."

****

Sepulang dari klinik Jaebum ke rumah Jackson, awalnya ia ingin makan malam bersama tetapi ia tidak mendapati Mark di rumah dan Jackson juga belum pulang kerja. Jaebum yang terlalu lelah malah tertidur di sofa ruang tengah Jackson. Kenapa ia bisa masuk ke rumah Jackson karena ia memang tahu password rumah mereka dari Mark.

Suara pintu yang terbuka mengejutkan Jaebum dari tidur pulasnya.

"Bagaimana perasaanmu?"

"Like shit. Jam berapa sekarang? kau baru pulang?" tanya Jaebum dengan suara khas bangun tidur, ia memijit kepalanya yang sedikit sakit, sudah dua hari ini ia merasa sakit kepala.

"Jam 9.00 malam. Aku sudah menyiapkan sepasang baju di kamar mandi jika kau ingin mandi Jaebum."

"Terima kasih Jackson, kau teman yang baik." Jackson hanya membalas dengan senyum kecil.

Jaebum pergi membersihkan diri, tubuhnya terasa jauh lebih segar setelah mandi. Ketika ia menghampiri Jackson kembali ke ruang tengah, Jackson malah menyodorkan telepon padanya. "Telepon untukmu Jaebum. Mark sepertinya mengkhawatirkan sesuatu."

Jaebum menerima telepon itu walau sedikit bingung. Dan kebingungannya berubah menjadi rasa kesal setelah mendengar apa yang Mark katakan.

"What the hell Mark?! Apa yang kau lakukan disana? Segera angkat kaki dan pergi dari sana" Jaebum menggertakan gigi marah.

"Cepat datang kesini Jaebum, Jinyoung demam tinggi!" ucap Mark di sebrang sana. Nadanya terdengar kesal dan penuh kekhawatiran.

"Berikan saja dia obat, nanti juga dia akan sembuh, aku tidak melihat ada masalah disin--"

'US' The Series's Donde viven las historias. Descúbrelo ahora