Bab XXIX : Buku Pengungkap Kebenaran

167 23 1
                                    


Lima bulan telah berlalu, kali ini aku kembali berkawan dengan rindu, namun kali ini rindu yang bisa terobati. Aku masih sering mengubungi om, tante dan Ray tentunya. Tak ada satu hal pun yang aku lewatkan tentang keadaan mereka, kecuali Sakha. Setiap kali aku menanyakan keberadaannya mereka selalu mengatakan kalau Sakha sedang sibuk mengurus kuliahnya. Entah mereka berkata jujur atau sedang membohongiku. Intinya aku sangat merindukan mereka, jangan dibayangkan merana nanti jadinya.

Sebulan sekali aku bibi dan Pak ujang akan membereskan rumah tante agar tidak begitu kotor, dan setelah semuanya beres sepertinya aku akan memutuskan untuk tidur dirumah tante malam ini. Jadi aku bergegas naik kelantai dua untuk merasakan kembali tidur dikamarku. Namun entah kenapa langkahku terhenti tepat di depan kamar Sakha. Sebuah kamar yang tak pernah ingin ku masukki, khawatir jika aku semakin rindu pada pemiliknya. Biasanya hanya bibi dan Pak ujang yang membereskan kamar ini tanpa membuang satupun barang milik Sakha.

Dengan perlahan kubuka pintu kamarnya. Ku lihat meja belajarnya yang masih dipenuhi dengan buku-buku miliknya yang mungkin sengaja ia tinggalkan, ada sebuah kotak besar disana. Kubuka kotak itu, ku lihat ada beberapa lembar kertas yang aku tidak mengerti bahasa dari tulisannya, tapi ku temukan sebuah buku didasar kotak tersebut. Buku berwarna abu-abu mengkilap, dengan perlahan ku buka buku tersebut. Di beberapa halaman depannya ada banyak tulisan tangan namun lagi-lagi dalam bahasa yang aku tidak mengerti. Jadi kusudahi membacanya, namun saat aku ingin menaruhnya kembali kedalam kotak, buku itu terjatuh dan membuka tepat kehalaman tengah.

______________________________________________________________

Ada seorang wanita yang ku juluki "Sang Penjelma Rindu"

Kenapa?

Akupun heran, kenapa ku berikan ia julukkan seperti itu. Yang aku tau, kita tidak pernah bertemu, tapi entah kenapa setiap saat aku menunggu cerita tentangnya. Sebuah kisah baru yang diceritakan langsung oleh seorang ibu tentang anaknya. Hingga akhirnya aku menyadari ada sesuatu yang tidak beres di hatiku setiap kali mendengar cerita tentangnya. Mungkinkah tanpa seizinku ia telah menjelma sebagai cinta pertama?

______________________________________________________________

Apa ini buku diary Sakha? jika benar aku cukup kaget. Pria seperti Sakha menulis diary, bukankah ia selalu mengatakan apapun yang ada di otaknya tanpa berfikir dua kali? paling tidak itu yang ia lakukan padaku. Sungguh menyebalkan!.

______________________________________________________________

Aku rasa aku mulai gila, dan yang lebih gilanya lagi kini ku titipkan rasa cinta di balik boneka beruang besar sebagai si pengagum rahasia, hingga suatu saat mungkin tidak lagi menjadi rahasia.

Ahhhh... aku pernah mendengar tentang cinta pada pandangan pertama, tapi kisahku kali ini jelas jauh berbeda! Entah apa nama yang tepat untuk cintaku saat ini.

______________________________________________________________

Tunggu?? Boneka beruang? Pengagum rahasia?? Mungkinkah yang dimaksud ini adalah aku?? Ahh tidak mungkin, ia sama sekali tidak terlihat seperti sorang yang mengagumiku setiap kali kita berbicara.

______________________________________________________________

Suatu malam kusaksikan dengan kedua mataku sendiri ketika wanita yang ku juluki "Sang penjelma rindu" mulai berkawan dengan "mimpi". Ini pertama kalinya kulihat seseorang tidur sambil berjalan. Ku dekati dirinya selangkah demi selangkah, hingga kudengar semakin lirih tangisnya. Sesekali ia memanggil-manggil mamanya yang baru saja kembali kepangkuan Sang Pencipta. Saat itu aku ingin membangunkannya saja agar aku tidak perlu melihatnya menangis lebih lama dari ini. Tapi tiba-tiba saja ia jatuh kepelukanku yang sedang berada tepat dihadapannya, seolah saat itu energinya sudah benar-benar habis terkuras kepedihan.

Oranye Di Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang