Pria Dimimpiku

1.9K 133 47
                                    

"Itu bukannya?" Haruko kembali menelisik apa benar yang kini duduk berdampingan itu orang yang ia duga "Iya itu mereka kyaaa mereka menghabiskan waktu bersama?!"

"Kenapa kau sangat berisik Haruko-san?" Ucap Sarada memakai kembali kacamatanya karena tidak sengaja terbangun

"Lihatlah! Itu Yamanaka-san dan Uzumaki-chan kan?"

"Wah iya itu mereka, sudah biarkan saja kau kembali lah tidur, ini bahkan belum pergantian hari" ucap Sarada kembali meletakkan kacamatanya dan bersiap untuk tidur kembali

"Yasudah baiklah"

««◎◎»»

"Apa yang Inojin-nii lakukan?" Tanya Hima begitu melihat Inojin sudah berbaring diatas rerumputan kasar itu

"Aku ingin segera tidur, mungkin ini bisa membuatku mengantuk"

"Serius mau tidur diluar begini?"

"Apa salahnya? Yang penting aku tidur.. kemarilah kalau kau mau" ucapnya menepuk tanah

"Untuk apa?"

"Berbaring dan lihatlah keatas" Himawari memandang aneh namun dia menuruti perkataan Inojin dan berbaring di sampingnya dengan sedikit memberi jarak "Lihatlah ke atas, cantik bukan?"

"Ya, sangat cantik, aku baru melihat bintang bintang seperti ini" ucapnya kembali melihat langit pekat malam yang dihiasi ribuan bintang yang terus memancarkan cahayanya

"Harusnya aku membawa alat lukisku untuk melukis ini, kan sangat sayang pemandangan seperti ini sulit didapat" Himawari terkekeh kecil "Kenapa?"

"Menurutku, daripada menghabiskan waktu mengabadikannya lebih baik kita habiskan waktu untuk menikmatinya"

"Tapi dengan mengabadikannya setidaknya kita kan bisa menikmatinya di kemudian hari" Himawari kembali terkekeh

"Kenapa? Aku tidak sedang melawak disini tau!"

"Tidak hanya saja entah kenapa, setiap perkataan Inojin-nii membuatku tertawa hihihi"

"Huh! Terserah!" Umpatnya lagi kesal "Oh ya kau belum cerita soal mimpimu"

"Eh? Mi-mimpiku itu ya? Lupakan saja lah! Itu tidak penting"

"Tidak, tidak mengapa kalau itu tidak penting aku tetap ingin mendengarnya"

Aku memimpikan dirinya? Masa iya aku harus menceritakannya?

"Intinya aku bertemu pria baik yang berhasil membuatku jatuh cinta"

"Jatuh cinta? Seperti apa pria dimimpimu itu?"

"Dia baik walau terkadang sangat cuek, dia juga tampan, dia selalu berkata manis padaku kyaaaa andai saja mimpi itu jadi kenyataan" ucapnya tiba tiba riang

"Kenapa ya para gadis sangat peduli tentang yang namanya cinta cintaan sementara aku huh! Persetan! Dengan semua hal konyol itu"

"Itu bukan hal konyol Inojin-nii! Kalau di dunia ini tidak ada cinta, mungkin kau tidak akan lahir"

"Hmm kau benar, tapi aku berpikir ibuku bilang ayah dulu tidak mengenal perasaan lantas kenapa mereka bisa saling jatuh cinta?"

"Mungkin bibi Ino yang mengajarkan paman Sai untuk bisa mengenal perasaan"

"Begitukah?" Inojin kembali memandang langit sementara Hima tetap pada posisi memandangi Inojin

Hima tersenyum tipis memikirkan kebodohannya yang bisa bisanya jatuh cinta pada pria berdarah Yamanaka ini. Sebenarnya apa yang bisa membuatnya seketika jatuh hati pada pria ini?

Inojin's Painting Love [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang