18.

3.7K 292 19
                                    

Tengah malem gue haus banget. Tenggorokan gue rasanya kering kuadrat. Gue bangkit dari tempat tidur dan jalan menuju dapur untuk ngambil air minum

Gue jalan sambil meraba sekeliling gue. Karna jujur gue demam tinggi dan pusing banget. Langkah demi langkah gue berusaha untuk menopang tubuh gue supaya nggak jatuh. Hingga akhirnya gue sampai di dapur dan mengambil air minum

Gelas yang gue pegang rasanya jadi berat banget. Gue mengurungkan sejenak niat gue untuk minum

Bibir gue terlihat sangat pucat dari pantulan cermin yang ada di dekat dapur. Seketika badan gue terasa sedang melayang tanpa arah yang jelas. Gelas yang berisi air tadi tumpah dan jatuh begitu saja. Gue merasakan dinginnya lantai saat ini. Suara orang berlarian itu terdengar jelas di telinga gue, namun tidak dengan mata gue. Sekilas gue melihat sosok pria berjongkok di depan gue sebelum gue memejamkan mata

**

Gue merasakan cahaya redup lampu kamar gue. Ada genggaman hangat di tangan

"Rani-ya" -panggilnya lembut sambil membantu gue untuk tidur sedikit lebih tegak

"Oppa" -ucap gue lirih

"Gwenchana?"

"Ye" -balasan gue sambil tersenyum

Seperti ada sesuatu uang menancap di dada gue. Sangat sakit namun tak terlihat. Hingga akhirnya air mata ini mulai berjatuhan

"Mengapa kau bisa begini? Jika kau butuh sesuatu kau bisa memanggilku atau yang lainnya"

"Ye, mianhae" -gue

"Aku dan yang lainnya sangat mengahawatirkanmu"

"Jeongmal mianhae" -gue

"Gwenchana Rani-ya"

"Terimakasih" -gue

"Ne, uljima"

Ia menarik gue ke dalam pelukannya dan berusaha untuk menenangkan gue yang lagi nangis. Ia mengusap pelan punggung gue

"Jangan menangis, kau akan sembuh"

"ㅠㅠㅠ" -gue

Aku tidak menangis karena sakit fisikku, tetapi karena hatiku. Aku berharap kau adalah orang yang ku cintai, namun kau orang yang berbeda

Gue berharap ia adalah Chanyeol namun bukan, dia adalah orang yang sama seperti yang nenangin gue semalem. Iya Suho, siapa lagi kalau bukan dia

Dia selalu ada disaat gue butuhin. Dia baik dan perhatian. Tetapi sayang, gue nggak ada perasaan lebih padanya, kecuali hanya sebatas kakak laki-laki di mata gue. Sayang gue hanya untuk Chanyeol sampai saat ini

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar gue. Gue langsung melepaskan dari pelukan Suho dan menghapus air mata

"Kau sudah sadar?" -baekhyun

"Gwenchana Rani-ya?" -Kai

"Kami sagat menghawatirkan mu" -Sehun

"Kau pingsan begitu saja" -DO

"Gwenchana Oppa" -gue lirih

LUCKY ✖ PARK CHANYEOLKde žijí příběhy. Začni objevovat