Chapter 10

4K 434 18
                                    


Setelah mengalami kebimbangan selama beberapa detik, pada akhirnya Jongin memutuskan untuk menyembunyikan bukti itu di bawah bantal dan kemudian bergegas turun dari ranjang untuk membukakan pintu bagi ayahnya.

"Apa yang kau lakukan di dalam, kenapa lama sekali?" Chanyeol mengerutkan keningnya saat memasuki kamar anaknya.

"Maaf papa, tadi aku sedang memilih pakaian ganti."

Chanyeol menoleh pada pintu walk in closet yang terbuka lebar, lalu ia mengangguk. "Kenapa kau menutup semua gorden jendelamu nak?" Chanyeol melangkah menuju jendela untuk membuka gorden itu.

"Aku ingin tidur sebentar papa, aku pikir kalau semua gorden di tutup dan ruangan menjadi agak gelap, aku akan lebih mudah terlelap," ada rasa bersalah di hati Jongin saat ia harus membohongi ayahnya seperti ini. Tapi untuk sekarang ia merasa bukan saatnya ia membongkar masalah soal Sehun pada ayahnya.

"Pasti berat sekali untukmu ya?"

"Apa maksud papa?"

Chanyeol menghampiri Jongin dan menepuk bahunya dengan pelan. "Suho benar, kau terlihat kacau anakku."

"Memang."

"Kalau begitu, atasilah," ucap Chanyeol. "Kau sering mengalami hal seperti itu bukan. Rasa tertekanmu."

"Tidak semudah itu papa, aku mungkin bisa dengan cepat mengatasi tekanan yang datang dari orang lain."

"Jadi ini tentang Shixun? Memang kalau masalah tentang istri bukan perkara yang mudah."

"Sejujurnya aku sedikit ketakutan dengan fakta bahwa aku sebentar lagi akan menjadi ayah. Papa tahu bagaimana aku dulu bukan, bahkan untuk memperhatikan Shixun saja aku hampir tak punya waktu."

"Bukankah kau sudah berusaha menebus semua kesalahanmu dulu? Ku lihat hubunganmu dengan Shixun berjalan dengan lancar akhir-akhir ini."

"Yah, sedikit." Jongin duduk di pinggir ranjang, berdampingan dengan ayahnya. "Hanya sedikit perubahan yang aku lakukan." Tapi itu terjadi sebelum ia tahu kalau yang bersamanya sekarang bukanlah istrinya, untuk sekarang ini ia masih bimbang apakah ia masih bisa memperlakukan Sehun dengan baik.

"Terkadang perubahan kecilpun akan menjadi sangat berarti Jongina," mata Chanyeol menerawang jauh. "Tapi dia... kurasa dia banyak berubah ya?"

"Apa?"

"Aku tak tahu kalau sekarang Shixun menjadi lebih gampang tersenyum setelah kecelakaan itu terjadi. Dia juga terlihat begitu berusaha untuk menyenangkan hatimu, hal yang tak pernah ia lakukan dulu."

"Itu karena dulu ia terlalu fokus dengan dunia keartisannya."

"Bahkan setelah apa yang terjadi dulu, kau masih begitu mencintainya."

"Papa masih membenci Shixun?" tanya Jongin.

"Bukan," jawab Chanyeol dengan ragu. "Ku rasa, benciku itu hanya..."

"Sementara."

"Ya," katanya dengan nada datar. "Aku memikirkan banyak kenyataan, Jongin. Saat kalian mengumumkan akan menikah, saat itu Shixun baru mulai merintis kariernya di dunia hiburan. Pernikahannya denganmu memberikan dampak yang besar untuk kariernya. Ia menjadi sangat terkenal dan memiliki pekerjaan yang menumpuk. Bukan maksudku mencampuri kehidupan pribadimu. Tapi kau tahu nak, kebahagiaanmu adalah hal yang utama untukku. Dulu saat Shixun lebih mementingkan kariernya dibandingkan memerhatikanmu, suaminya sendiri, aku punya hasrat untuk membujukmu agar kau menceraikannya. Tapi itu tidak aku lakukan, karena ku tahu kau masih sangat mencintainya."

Believe In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang