19. Yang tak terucap

5.9K 789 85
                                    

Seusai bel bunyi tanda berakhirnya jam pelajaran, beruntung sekolah sedang freeclass karna dewan guru sedang rapat untuk persiapan ujian anak anak kelas dua belas.

Gifar berjalan melewati lorong  lorong kelasnya sembari membawa selembaran yang ia dapatkan dari kakak kelasnya—Iqbaal. Kebetulan Gifar tadi bertemu Iqbaal.

“Gifar.” Seorang gadis datang dan berjalan beriringan

Gifar menoleh “O—oh hai, Zid.”

Jantung sialan.’ Gifar merutuki jantungnya sendiri yang tiba tiba berdetak lebih cepat kala gadis itu berada disebelahnya

Zidny senyum lebar “Gue pinjem catetan biologi dong. Seminggu latihan teater gue jadi gak fokus.”

“Boleh, nanti dikelas gue kasih.” Ujar Gifar sambil senyum

“Makasih ya?” Gifar mengangguk

Zidny melirik selembarang kertas yang Gifar bawa “Kertas apaan Far.”

“Oh ini, formulir buat yang minat jadi the next ketua Osis. Mas Iqbaal yang kasih.”

Zidny mengangguk, lantas ia berdiri didepan Gifar membuat Gifar mengehentikan langkahnya dan sekali lagi ia merutuki detak jantungnya sendiri. “Gimana kalo lo ikutan daftar. Selain lo deket sama Kak Iqbaal, lo juga punya basic ke pemimpinan gitu.”

Gifar berjalan melawati Zidny sambil berkata “Deket pun belum tentu gue yang menang kan’? semua tergantung sama siswa yang percayaain tanggung jawab ke gue.”

“Terpenting lo coba dulu Far. Mau menang kalah kan urusan belakang. Gue pastinya bangga banget sama lo, kalo lo ikut. Apalagi Kak (namakamu). kapan lagi sih lo buat orang orang bangga sama prestasi lo, heum.”

Gifar menatap Zidny lama, perkataan gadis itu memiliki sihir sendiri bagi Gifar. Mampu membuat Gifar seolah selalu membenarkan ucapan gadis itu.

“Liat nanti aja lah. Masih gue pertimbangin. Gue fikir pelajaran sama organisasi harus berjalan beriringan nantinya. Jadi, nanti gue mau konsul sama Mas Iqbaal.”

Zidny mengangguk lalu menepuk nepuk pelan lengan Gifar

“Kelas?” tanya Gifar. Zidny mengangguk

~
~
~


satu minggu berlalu

Sepulang sekolah, beberapa siswa siswi memilih tinggal disekolah, dikarnakan Hut Smagasa sudah didepan mata yaitu tinggal hari esok. Maka dari itu mereka menyiapkan beberapa hal yang diperlukan untuk esok. Seperti panggung,  soundsysteem, tenda, beberapa dekorasi, dan ruangan audiotorium yang akan digunakan untuk pentas teater.

Termasuk anggota Osis yang tidak dipulangkan dahulu karna harus menyiapkan dekorasi panggung untuk band. Beda hal nya dengan sang ketua Osis yangs sedang berada di ruang teater.

‘Baper gue. Bener bener bagus banget cerita Kak (namakamu).  gak pa pa dah dia gak jadi peran utamanya. Bangga gue.’

‘lama lama cinlok juga dah tuh Kak Iqbaal sama Zidny. Chemistry nya dapet banget, gila.’

‘tinggal tunggu kabar mereka jadian aja sih.’

‘yakali bener Iqbaal sama Zidny. Trus Kak (namakamu) nya, gimana?’

for your information aja ya, mereka temenan. Dan bakal gitu. SELAMANYA. ‘

understand mis.’

‘heum, kecewa sih, w kira bakal jadi bes kapel.’

‘bes kapel of freindzone of the year.’

Teman Bahagia [IDR-INH]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن