DUA

2.9K 433 162
                                    

Budayakan vote sebelum baca gengs

***

Cempaka berjalan mondar mandir sambil menutupi tirai-tirai bambu restauran dengan ponsel menempel di telinga.  Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan sudah waktunya ia beristirahat dan para karyawannya pun sudah berpulangan.  Tinggal beberapa pelayan saja yang lembur untuk membereskan meja-meja yang masih berantakan.

"Iya,  Mamiii,  Aka baik-baik aja kok... Hem?  Soal Raka? " gerakkan Cempaka yang semula begitu bersemangat kini perlahan melemah.  Setelah memastikan tirai terakhir tertutup ia berjalan menuju salah satu kursi di bagian bar dan duduk disana dengan raut wajah yang sulit di artikan.

Namun sedetik kemudian dia menggeleng pelan dan tersenyum kecil walaupun ia tau jika Mami tidak dapat melihatnya.

"kamu gak apa-apakan, Ka? "

Suara Mami terdengar  khawatir.

"I'm fine, Mam! Mami gak usah khawatir.  Aku baik-baik aja kok, " Cempaka berusaha meyakinkan sang Mami disana.

"Kamu yakin? Ka,  Mami tau perasaan kamu gimana. Kalau kamu butuh nenangin diri,  kamu bisa pulang. Mami sama Papi juga Udah rindu sama kamu, Antariksa apalagi"

Kali ini senyum Cempaka melebar. Dadanya menghangat.  Diluar kisah cinta yang kacau balau,  Cempaka masih sangat bersyukur memiliki kedua orang tua yang luar biasa perhatiannya seperti Papi dan Mami. Gak perduli sudah sebesar apapun kesalahan yang pernah ia perbuat, Mami dan Papi tetap saja memaafkan dan bersifat hangat padanya.

Cempaka menghembuskan napas pelan. Mengingat bocah laki-laki bernama Antariksa, dadanya menghangat. "Thank's,  Mi,  aku beruntung banget punya Mami sama Papi.  But,  Kalian gak usah khawatir, okey,  aku baik-baik aja kok. Kalau ada apa-apa,  aku pasti kabari... Salam sayang buat Antariksa,  Mi...  Iya Mami,  oke,  bye! " panggilan itupun berakhir bersamaan dengan helaan napas keras , Cempaka meletakkan ponselnya di atas meja.

"Kayaknya capek banget bu Boss! " suara berat itu membuat Cempaka terlonjak kaget. Nyaris saja ia jatuh dari duduknya kalau tidak dengan sigap dia menahan  kedua tangannya pada meja.

Sementara lelaki dengan penampilan bak model papan atas itu tampak terkikik menatapnya.

"Mau buat gue copot jantung ya, lo?  Datang itu pakai permisi kek,  salam kek,  udah kayak hantu aja lo muncul tiba-tiba, " omel Cempaka dan membuat lelaki itu kini tergelak.

"Weees,  lancar sekali anda mengomel ya?  Udah bisa banget ini jadi ibu-ibu kompleks yang nunggui kang sayur tiap hari, " ucap lelaki itu lagi sambil menoel pelan pundak Cempaka.

Cempaka menggeleng pelan,  kemudian lompat turun dari duduknya, mengabaikan wajah penuh kejahilan sosok dihadapannya itu.

"Gak ada sisa makanan lagi buat gue? " seru lelaki itu mengikuti langkah Cempaka menuju ruang kerjanya.  Sesampainya mereka di ruangan bernuansa pastel itu,  seperti sudah terbiasa,  lelaki itu berjalan menuju kulkas mini di sudut ruangan dan mengambil minuman untuk dirinya sendiri disana, kemudian menghempaskan tubuhnya di sofa empuk dengan desain bulu yang super elegan.

"To the point deh, Nick!  Lo sebenarnya
Malam-malam ke sini tuh ada perlu apa? " tembak Cempaka langsung sambil menyodorkan box makanan ke arah Nick.

Dengan penuh semangat setelah menyeruput jus kotaknya ia bangkit dari duduk dan meraih box makanan yang Cempaka sodorkan dengan wajah sumringah.

AKA (Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora