Tiga-Si tengil

6 2 0
                                    

"Pak man mau langsung pulang?" Tanya Cara
"Iya neng, tadi kata ibu non kalo sudah sampai, ke ruang kepala sekolah saja" jawab pak man
"Oh begitu, terima kasih pak"
"Sama sama neng"

Cara masuk ke dalam gerbang sma itu, dada nya berdebar kencang, tidak bisa dipungkiri bahwa dia akan bertemu masa lalu nya karena mereka ada disatu sekolah yang sama.

Cara jalan tidak tahu arah, melihat beberapa kelas yang masih kosong karena penghuni nya belum datang. Masih jam 05:30 pagi pantas belum banyak siswa siswi yang datang.

"Woi lo"
Cara merasa terpanggil akhirnya menengok ke belakang karena hanya ada dirinya disitu
"Gue?" Cara menunjuk dirinya
"Bukan, setan di belakang lo"

Cara diam, memperhatikan cowok itu dari atas hingga bawah. Ia pikir yang datang pagi pasti anak rajin dan sopan, ternyata pemikiran Cara terpecahkan dengan cowok tengil satu ini.

"Ya elo lah siapa lagi yang ada disini"
"Kenapa?"
"Lo mau kemana?"
"Ke ruang kepala sekolah"
"Kepala sekolah bukan ke arah sana, kalo ke sana ke kebun belakang"
"Terus ruang kepala sekolah kemana"
"Ayo gue anter"

"Yakin nih dia mau nganter?" Tanya Cara dalam hati, tidak menyangka, murid yang ia lihat pertama kali dengan tanggapan tengil ini punya hati nurani juga.

"Woi bengong aja lo"
"Eh iya sorry, mana ruang Kepsek nya?"
"Ini ruang Kepsek nya, lo gak liat?" Jawab cowok ini
"Ish rese banget, gue kan nanya baik baik" lagi lagi Cara berbicara dalam hati, susah bagi nya untuk mengucapkan sesuatu yang ia rasakan
"Yaudah makasih" Cara yang ingin masuk tiba tiba ditahan

"Eits tunggu dulu gue mau kenalan"
"Kenalan aja, susah banget"
"Nama gue reffangga arsenio, kelas 11 ipa 2, buat lo panggil aja arsenio"
"Gue Cara dayachesnara, panggil aja Cara"

"Kalo gue mau manggil nya daya gimana?"
Seumur hidup, pertanyaan aneh yang pernah Cara dengar hanya dari seorang cowok yang belum ia kenal seminggu ini, Reffangga arsenio namanya. Nama yang bagus untuk pria, mungkin pertama mendengar nya langsung berpikir lelaki yang tampan, bijak dan pintar. Tapi tidak dengan realita nya saat ini. Lelaki tengil menyebalkan banyak atur cocok untuk Reffangga arsenio saat ini.

"Terserah"
Setelah menjawab, Cara langsung masuk ke ruang Kepsek itu, menanyakan kelas nya ada dimana.
"Permisi"
"Kamu Cara dayachesnara kan? Silahkan duduk"
"Iya pak" jawab Cara sembari duduk
"Saya dengar kamu pindahan dari sma unggulan di Jakarta, saya harap kamu bisa membantu proses belajar disini ya"
"Ah, iya pak, semoga saja. Tapi pak sebelum nya kelas saya dimana ya?"
"Ah iya! Saya sampai lupa. Kamu dikelas 11 ipa 2"
"Oh, terima kasih kalau begitu pak, saya izin keluar dulu, permisi."

Cara segera keluar dari ruang Kepsek, "sebelas ipa dua, Cara datang" ucap Cara pelan. Saat Cara keluar dari ruangan Kepsek, lelaki yang bernama Reffangga yang ingin dipanggil arsenio tadi masih ada di depan, setia menunggu Cara keluar.

"Kelas berapa lo?"
"Astaga lo ngapain masih disini?"
"Nunggu lo lah, kalo lo dapet kelas kan gue bisa nganterin, nanti lo nyasar lagi"
"Sebelas ipa dua"
"Oke, kalo gitu lo sekelas sama gue"
"Hah? Demi apa?"
"Demi, emang kenapa? Lo gak suka?"

Seperti ucapan nya pagi tadi, Cara menerima apa yang Bumi dan Tuhan rencana kan. Mungkin Bumi dan Tuhan mengirimkan nio untuk sekedar menemani nya minum kopi atau teh, atau bahkan menemani untuk menguji kesabaran nya, lihat saja tingkah nio sekarang, sedang menghalangi jalan perempuan bertubuh mungil bersama teman teman nya, lalu nio meminta makanan mereka. Benar benar tidak patut dicontoh.
"Makasih ya ciwi ciwi" nio tersenyum lebar
"Iya kak sama sama" jawab para perempuan itu dengan senyum juga.

Harus nya mereka marah karena si tengil itu sudah mengambil makanan nya tapi malah sebaliknya? Ada yang aneh.

Setelah membiarkan para perempuan itu jalan, arsenio berbalik ke arah Cara dengan banyak makanan ditangannya.
"Kok mereka gak marah lo mintain makanan nya?"
"Mereka fans gue, soalnya gue ganteng"

Cara mendecak kesal, jawaban yang benar benar tidak masuk akal. Memang Cara akui wajah nio di atas rata rata cowok yang sedari tadi berjalan jalan lalu lalang didepan Cara.
"Daya mau gak?"
"Aneh" jawab Cara

Sampai di depan kelas, ternyata guru sudah masuk ke kelas.
"Permisi bu Lilis, maaf ya bu saya baru masuk soalnya saya habis mengantar daya nya saya"
"Daya nya kamu?"
"Iya bu daya nya saya, baru ketemu tadi. Terus saya langsung jatuh cinta, aneh ya bu tapi mungkin itu daya nya" Cara yang mendengar hanya diam ditempat menunggu gilirannya berbicara

"Permisi bu, saya Cara dayachesnara anak pindahan dari Jakarta"
"Nah ini dia bu daya nya saya"

"Oh iya tadi kepala sekolah sudah bilang sama ibu. Tapi kenapa Reffangga bilang nama kamu daya?"
"Dia sarap bu"
Sekelas langsung tertawa mendengar jawaban Cara

"Sukurin lo ngga haha" teriak siswa yang ada dikelas
"Sudah sudah diam, Cara perkenal kan diri kamu sekarang ya"

Setelah menunggu anak anak itu diam Cara memperkenalkan diri nya
"Perkenalkan nama gue Cara dayachesnara, pindahan dari sma 48 Jakarta, kalian bisa manggil gue Cara."

"Baiklah, Cara kamu bisa duduk—"
"Duduk sama saya saja bu" ucap Reffangga  memotong ucapan bu Lilis
"Tapi kamu duduk sama Aldo, Reffangga"
"Aldo suruh pindah aja bu, lagian saya stres duduk sama dia terus dari kelas sepuluh"

"Do, pindah dong. Tuan putri gue mau duduk tuh, minggir" suruh Reffangga pada Aldo teman sebangkunya, bukan hanya menyuruh, Reffangga juga mendorong dorong Aldo yang hampir jatuh
"Iyaiya ah bawel" Aldo menyerah, dari pada harus berdebat lama lama dan menjadi tertawaan orang orang dikelas.

"Cara kamu duduk sama Reffangga, sabar sabar aja ya."
"Iya bu, terima kasih"

Perkenalan tak berhenti sampai situ saja, saat bel istirahat berbunyi siswa siswi berbondong bondong datang ke meja Cara dan Reffangga. Bahkan ada dari kelas sebelas lain yang juga datang ke kelas mereka.

Cara dayachesnara, perempuan sederhana, tidak pandai ber poles bedak di wajah nya. Tapi Cara punya kelebihan, wajah cantik, putih, bersih dengan tubuh yang di inginkan semua perempuan. Siapa saja yang melihat nya akan terpesona ditambah suara merdu dan mata indah milik nya, tidak aneh jika mereka berlomba lomba berkenalan dengan nya.

Kali ini Cara beruntung.

bumi dan tuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang