Prolog

27.2K 1.4K 11
                                    

Februari 1997

"Selamat, Tuan. Bayi Anda laki-laki dan lahir dengan sehat" kata seorang dokter wanita kepada pria berusia tiga puluhan. 

Pria tak kunjung merespon ucapan sang dokter. Bukan karena ia tak mendengar ucapan dokter itu, namun karena ia bingung harus melakukan apa. Pria itu, Park Haejin, sama sekali tidak bahagia mendengar berita kelahiran dari sang istri. Bukankah itu aneh? Orang tua mana yang tidak bahagia ketika anaknya lahir? 

"Kondisi istri Anda juga sudah stabil. Dan setelah ini Anda dipersilakan melihat kondisi istri dan bayi anda, Tuan" lanjut sang dokter dengan sebuah senyuman tulus.

"A-ah, kamsahamnida dokter" jawab Haejin diikuti dengan perginya sang dokter. 

Tinggallah ia seorang diri di depan kamar rawat sang istri. Dibukanya pintu kamar itu dengan ragu. Haejin masuk dan menghampiri sang istri yang terlihat sedang tertidur, mungkin dia lelah karena telah berjuang untuk melahirkan sang putra.

"Yoona - ya.. Mianhae" ucap Haejin sambil mengelus puncak kepala sang istri. 

"Maaf karena memintamu untuk melakukan ini. Kau pasti lelah, 'kan? Harusnya aku membiarkanmu untuk menggugurkan bayi ini" lanjutnya dengan sorot kekecewaan.

Haejin menghela napas berat dan mengusap wajahnya kasar. "Mengapa sekarang aku merasa menyesal? Bagaimana jika nanti justru aku yang tak bisa menerima kehadiran anak itu? Bahkan mendengar dia telah lahir membuatku merasa benci dan marah" ucapnya frustrasi. 

Sebuah pergerakan kecil dari tangan Yoona diikuti kedua matanya yang mulai terbuka membuat Haejin cukup terkejut. Namun ia segera menetralkan ekspresinya dan menggantinya dengan sebuah senyum yang menenangkan. Dia hanya tak ingin membuat kondisi mental sang istri lebih buruk lagi. 

Selama mengandung bayi itu, istrinya sudah sangat menderita. Selalu marah dan menangis, bahkan selalu mencoba melukai dirinya sendiri maupun kandungannya. Bagaimanapun juga, bayi itu akan selalu mengingatkan istrinya akan kenangan buruk itu. Kenangan yang ingin dikubur dalam-dalam namun selalu gagal. 

Haejin bersumpah akan selalu menjaga istrinya apapun yang terjadi. Dia sudah sangat menyesal karena kejadian buruk itu harus dialami sang istri hingga membuat keadaan mentalnya terganggu. Tidak. Istrinya tidak gila. Hanya saja dia masih mengalami trauma yang mendalam bahkan sampai sekarang.

"Oppa.. " kata pertama yang Yoona ucapkan setelah matanya berhasil menyesuaikan pandangannya. 

"Ne, Yoona - ya.. " jawab Haejin lembut sembari mengelus puncak kepala sang istri. 

Bukannya menjawab lagi, Yoona justru terisak. Tangisannya terdengar menyedihkan, tangisan seseorang yang ketakutan dan tersakiti. 


"Mianhae, Oppa. A-aku pasti sudah menyakitimu. Aku sudah membuatmu kecewa. Kau pasti merasa jijik denganku. Aku-" 

"Sst.. Ini semua bukan salahmu. Aku yang salah karena tak bisa menjagamu dengan baik. Dan aku malah menyuruhmu untuk melahirkan bayi itu. Mianhae. Ini pasti sulit untukmu" sebuah pelukan ia berikan untuk menenangkan sang istri. Setelah beberapa menit hanya hening yang tercipta, hanya isakan kecil dari Yoona yang terdengar.

Kemudian Haejin melepaskan pelukan mereka dan menatap Yoona dalam.
"Aku janji, aku akan selalu berada di sampingmu apapun yang terjadi. Kita lupakan saja yang sudah berlalu dan kita mulai dari awal. Kita fokus saja pada kesehatan Jimin. Kalau perlu kita berikan Jimin adik baru. Dia pasti akan senang, 'kan?" ucap Haejin menenangkan Yoona yang dibalas dengan anggukan dan senyuman tulus.

Dan tanpa mereka sadari, seorang bayi yang tak berdosa telah tersakiti sejak ia lahir dan akan terus tersakiti. Karena ketika manusia merasa marah dan benci, mereka hanya membutuhkan sebuah pelampiasan untuk meredakan amarah itu.


.

.

.



Ini lagi proses revisi yaa.. 

Cuma dirapihin dan dijauhkan dari ke-typo-an. Soalnya ini cerita pertamaku, jadi masih acak-acakan banget. Alur dan kisahnya masih sama. Palingan kalo nanti nemu yang rada aneh, baru deh diperbaiki/diganti. 


Happy reading and enjoy it!

See ya! 


-Melody_sj52-



No Place For Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang