The Song

1.2K 72 7
                                    

Happy reading🍃

***

Tak ada sungguh tak ada
Seseorang yang bisa menggantikanmu...
Sampai kapanpun tak ada..

Suara alunan sebuah gitar dan suara merdu seorang laki-laki terdengar jelas di telinga Vinka yang tengah duduk di sofa balkon kamarnya.
Sontak Vinka langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara. Sebuah rumah mewah bergaya modern yang catnya didominasi warna coklat. Dari jendela balkon lantai dua rumah itu ia melihat sebuah bayangan seorang anak laki-laki yang tengah memainkan gitarnya sambil menggerakan mulutnya menyanyikan lagu yang bisa Vinka dengar cukup jelas karna suasana perumahanya yang tenang dan tidak bising.

Kaulah yang terakhir bagiku
Engkaulah hidup dan matiku
Jiwa dan ragaku untukmu
Aku sangat menyayangimu
Izinkan aku memelukmu
Aku takit kehilanganmu
Tak bisa hidupku tanpamu
Karna kaulah,terang dalam gelapku,

"Yo--??" pekik Vinka lirih nyaris tak bersuara. Matanya yang indah kini mulai berkaca-kaca. Kakinya menuntunya untuk berdiri lalu ia berlari cepat keluar kamar, menuruni tangga dan langsung keluar dari rumah. Saat sampai di depan gerbang rumahnya langkahnya memelan karna suara dari arah rumah yang berada di seberang rumahnya itu tak lagi terdengar.
Tubuhnya agak gemetar, nafasnya menderu, dan kini bulir-bulir keringat dingin membasahi wajahnya.

Kakinya yang beralaskan sandal jepit berwarna hitam itu kini sudah berada di tengah jalan beraspal yang membatasi antara rumahnya dan sebuah rumah yang berada di depan rumahnya.

"Mbak Vinka," suara panggilan laki-laki dewasa langsung membangunkan Vinka dari lamunanya dan ia pun menoleh.

"Pak Darno," sahut Vinka lalu buru-buru mengusap air mata yang rupanya sudah membasahi pipinya.

"Sedang apa mbak?" tanya pak Darno yang merupakan satpam di daerah tempat tinggal Vinka.

"Ng-nggak pa-pa,Pak. Tadi denger ada yang nyanyi aja," jawab Vinka jujur. Ia memang cukup mengenal pak Darno setelah beberapa bulan tinggal di rumahnya karna Pak Darno dulu juga yang membantunya mengangkat barang-barang ke dalam rumah saat pindahan.

"Dari rumah itu mbak?" tanya pak Darno sambil menunjuk rumah yang merupakan sumber suara yang Vinka cari.
Vinka mengangguk cepat berharap pak Darno tau sesuatu tentang rumah itu.

"Bapak tau?" tanya Vinka antusias.

"Mungkin anaknya Pak Mahendra mbak, soalnya saya juga sering denger beberapa bulan ini. Suaranya bagus mbak, bisanya kalo nyanyi tengah malem gitu mbak."

"Siapa pak? Bapak tau namanya?"

"Enggak mbak. Hehe-- anaknya pak Mahendra itu gak pernah keluar rumah mbak, setiap keluar rumah pasti pakai helm atau enggak pake mobil jadi saya nggak tau wajahnya kayak apa." jawab pak Darno.

Heran juga, padahal pak Darno bilang kalau beliau sudah tiga tahun bekerja sebagai satpam di tempat tinggalnya ini tapi tidak tau wajah penghuni rumah itu.

"Yang bapak tau di rumah itu ada satu orang pembantu. Dulu sebenarnya ada juga anak perempuan pak Mahendra yang tinggal di sana, tapi sekarang udah pindah gatau kemana. Kalau anak pertama pak Mahendra itu jarang banget dirumah, sibuk kerja. Sedangkan pak Mahendra sendiri sekarang tinggal sama istri barunya." terang pak Darno.

The Truth About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang