#31-Perubahan-

18.3K 1.2K 105
                                    

Sunyi tanpa ada suara apapun di dalam ruangan itu. Tengah malam orang yang ada di dalam ruang inap itu tengah tertidur lelap menunggu sang istri terbangun dari tidur panjangnya. Dua hari digo tidak tidur dan kurangnya istirahat membuatnya tertidur saat dirinya merebahkan badannya ke sofa.

Kedua mata gadis itu menerjab. Perlahan mata itu terbuka dan tatapannya tertuju pada atap rumah sakit. Nyeri di area perutnya di rasakan oleh gadis itu. Dia mendesis dan berusaha duduk. Dia kini melihat sang suami tengah tertidur lelap di sofa.

Teringat pertengkarannya dengan digo membuat sisi menangis. Di gigitnya bibirnya agar tidak terdengar suara tangisnya. Apa yang terjadi pada dirinya? Dan sisi sudah tau pasti apa yang terjadi. Dia kehilangan bayinya. Sisi tau. Tidak mungkin janin yang lemah itu bisa bertahan melawan kerasnya hidup bersama sang ibu. Sisi menangis. Digo yang membuat semua ini terjadi padanya. Jka saja digo tidak memilih wanita itu dia pasti akan masih mengandung.

"Sii... maaf..."

Sisi menghentikan tangisnya dan menoleh arah digo saat mendengar ucapan maaf dari pemuda itu. Namun dia masih terlelap. Apa digo sadar jika dia bersalah dan membuat sisi keguguran? Tapi semua itu terlambat. Bayinya sudah tiada. Dan semua itu kerena digo. Dia tidak bisa lagi bersama pemuda itu. Bayi yang menurut sisi bisa membuat keduanya bersatu telah pergi.

Dia kembali menangis menatap keadaan digo yang berantakan. Digo akan pergi ke salsa meninggalkannya sendiri. Tidak ada alasan lagi untuk bersamanya. Digo akan bersama wanita jahat itu dan sisi tidak rela. Dia tidak rela jika digo bersama orang jahat itu.

"Si? Kamu udah sadar?"

Sisi menghentikan tangisnya dan menatap kosong ke depan. Digo berjalan mendekati sisi dan menatapnya khawatir.

"Kenapa? Ada yang sakit? Biar aku panggilkan dokter." Kata digo dan akan beranjak pergi.

"Gak usah! Dokter gak akan bisa menyembuhkan rasa sakit di hati aku!" Jawab sisi datar. Gadis itu menidurkan dirinya membelakangi digo.

Digo sadar jika dia memang salah dan dia pantas mendapat tatapan benci itu. Digo tidak dapat melakukan apapun lagi. Semua sudah terlambat. Sisi sudah membencinya. Digo menundukkan kepalanya. Dan kini dia sadar jika orang yang dia cintai adalah sisi. Digo cinta pada sisi. Pada gadis cupu yang keras kepala dan cerewet di depannya. Namun kini gadis itu pendiam dan tidak akan pernah melihat ke arahnya.

"Aku-"

"Aku mau tidur jangan bicara." Sela sisi. Digo diam menatap sisi sendu. Pemuda itu berjalan ke arah sofa dan duduk di sana memandang punggung gadis itu berharap gadis itu menoleh menatapnya dengan mata berbinarnya.

Satu jam berlalu digo masih memandangnya. Melihat punggung sisi bergerak teratur digo berjalan ke arah sisi dan menatap wajah gadis itu.

Digo memegang wajah sisi mengelus pipinya lembut. Melihat mata sebam dan bekas air mata di pipi sisi membuat digo menangis. Dia menitihkan air matanya. Apa mungkin gadis ini sudah tau jika dia sudah kehilangan bayinya? Iya itu sudah pasti. Sisi sudah sangat membencinya. Dia membunuh bayinya sendiri dan sisi tidak akan memaafkannya.

"Sayang maafin papa yang gak tau kehadiran kamu dan membuat kamu pergi meninggalkan papa dan mama sebelum kita melihat kamu. Si maafin aku. Gara gara aku kamu jadi sedih. Maafin aku yang egois dan tidak memikirkan perasaan kamu. Aku... aku sadar bahwa selama ini aku cinta sama kamu. Tapi terlambat aku sudah nyakitin kamu sedalam ini. Kamu gak pantas dapat cowok brengsek kayak aku kamu gak pantas. Cinta kamu gak pantas buat aku si... lebih baik kamu bersama orang yang lebih baik dan menyayangi kamu. Maafin aku..." kata digo pelan. Pemuda itu mencium kening sisi dengan lembut. Dia sangat mencintai sisi. Sisi membuka matanya dan menatap digo yang menatapnya sendu.

Mr. Arrogant My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang