Extra Part 2

11K 699 29
                                    

Suara tangisan bayi terdengar membuat kebisingan di sebuah rumah besar keluarga Syarief. Namun bukan itu yang membuat sang pemilik rumah kebingungan. Dia merasa panik menenangkan dua orang yang menangis. Yang pertama adalah bayi mereka yang baru saja dua minggu yang lalu lahir. Bernama Bryan Digo Syarief. Bayi laki laki itu terus saja menangis tidak berhenti. Dan yang kedua adalah sang istri sisi. Yeah entah kenapa istrinya ini setiap kali putra mereka menangis perempuan itu juga akan ikut menangis.

Digo merasa bingung. Menenangkan siapa. Putra mereka atau istrinya yang masih saja meraung dan berbicara melihat putranya menangis. Bukannya menenangkan putranya malah ikut menangis.

Sudah satu minggu yang lalu sisi selalu seperti itu. Kadang kala istrinya tertawa melihat bayi mereka tertawa atau menangis. Sisi merasa cemas dan menunggu bayi mereka yang tidur karena takut bayi mereka di culik. Entah apa yang ada di pikiran sisi digo tidak tahu. Digo merasa bingung dengan perubahan mood sisi.

"Hua.... hiks... hiks... babynya nangis! Digo gimana... hiks hiks hiks... babynya hiks.... babynyaa...." seru sisi dengan tangisan. Digo menggaruk kepalanya merasa bingung. Dia menggengdong putra kecilnya dan berjalan menghampiri sisi yang duduk di atas ranjang sesegukan menangis.

"Sayang... babynya nangis itu haus minta asi. Minta di gendong sama mamanya." Kata digo menenangkan. Wanita itu menghentikan tangisnya menatap sang suami.

"Babynya minta asi? Bukan karena di gigit nyamuk?" Tanya sisi polos. Digo terkekeh mendengarnya dan menggeleng.

"Bukan sayang. Ayo kamu harus kasih babynya asi." Suruh digo. Sisi menatap digo sinis.

"Kamu aja yang kasih baby asinya. Aku gak mau!" Seru sisi dan menidurkan badannya membelakangi digo. Digo ternganga mendengar itu.

"Gimana aku bisa kasih asi yangg... yang bisa kasih asi cuma kamu." Jelas digo lembut dan menyentuh bahunya pelan.

"Ini kasihan babynya nangis terus lhoo..." Kata digo merengek. Mendengar suara digo membuat sisi menoleh dan terkekeh. Dia mendudukkan dirinya.

"Iya maaf sini aku kasih asi." Ucap sisi. Digo tersenyum dan memberikan bayinya.

Inilah yang di sukai digo. Melihat istrinya yang menyusui putra nya. Entah kenapa digo suka sekali melihatnya. Melihat istrinya dengan lembut menyentuh babynya.

●○●

"Aku gak mau! Dia itu siapa bukan anak aku! Anak kamu tuhh! Jadi kamu yang harus rawat dia! Enak aja! Bukan anak aku di suruh rawat! Apalagi di kasih asi?! Aku mana ada asi! Hamil aja belum apalagi punya anak!" Seru sisi.

Digo ternganga di tempatnya berdiri sambil menggendong bayi yang tengah menangis. Apa apaan sisi?! Kenapa dia bisa bicara seperti itu? Kalau dia tahu jika bayi ini anakanya sudah pasti anak sisi juga dan kenapa dia yang di salahkan?!

"Sisi?! Kalau bayi ini anak aku berarti juga anak kamu sayang! Kan kamu istri aku!" Seru digo menghentikan langkah sisi yang akan berjalan menaiki tangga.

"Iya kamu suami aku! Jadi aku sudah punya bayi? Bayinya nangis? Sini sini sama mama sayang. Papa kamu itu emang gak bisa jagain kamu." Ucap sisi menghampiri digo dan menggendong bayinya.

Digo hanya menggeleng meski dia yang di salahkan. Digo menatap sisi merasa aneh dengan perubahan sisi. Semakin hari semakin menjadi dan bahkan hari ini sisi melupakan bayinya. Beruntung digo masih cuti 3 minggu.

"Si kamu gak apa apakan?" Tanya digo. Sisi menoleh menatap digo.

"Kenapa emang sama aku?" Tanya sisi. Digo menghela nafas dan menggeleng. Mungkin saja memang perubahan mood sisi sedang aneh. Dia berjalan ke arah ruang makan untuk sarapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. Arrogant My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang