Nightmare : [17]

2.6K 347 16
                                    


Kumohon tetaplah di sini. Jangan menyerah.

[17]

Hari demi hari berganti. Menunggu proses pemulihan Jimin membuat BTS menjalani panjangnya hari tanpa schedule. Keadaan ini kemudian berdampak pada penurunan BTS di berbagai ranking K-Pop idol yang selalu diumumkan setiap bulannya. Padahal selama beberapa bulan terakhir, BTS telah berada pada puncaknya dan membuat mereka selalu berada di peringkat teratas. Namun kini, untuk masuk ke 5 besar saja mereka tak mampu.

Belum lagi rating mereka di v live, biasanya BTS menempati posisi teratas karena banyaknya konten mereka untuk penggemar. Namun karena sekarang tidak ada update-an mungkin membuat sebagian pengikut mereka jenuh sehingga followers ikut mengalami penurunan. Begitu juga dengan akun twitter mereka yang mengalami penurunan followers dengan jumlah yang drastis.

***

"Hyung, apa yang harus kita lakukan dengan kondisi BTS saat ini?"

"Kurasa kita terlalu lama membuat ARMY menunggu."

Pertanyaan kedua maknae line BTS tersebut memecah keheningan ruangan yang ditempati Jimin. Saat ini hanya ada member BTS yang berkumpul di sana menjaga Jimin. Mereka tengah berkumpul di sofa, berkutat memainkan ponsel mereka. Apa yang mereka lakukan adalah memantau perkembangan grup mereka di media sosial, mungkin bukan perkembangan, namun lebih tepatnya penurunan.

"Kita tidak bisa menyesali apapun, ini 'kan sudah menjadi kesepakatan kita dari awal." ujar Jin selaku member tertua.

"Aku takut, hyung.. Takut jika perlahan ARMY akan meninggalkan kita." Jungkook tertunduk.

"Semuanya akan menjadi buruk jika kau terus berpikir yang negatif." lanjut Jin.

"Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Jangan ada pikiran buruk apapun. Hilangkan beban yang ada di pikiran kalian." Namjoon berbicara sebagai leader.

"Dan juga kita akan kembali menemui ARMY pada tanggal 10 nanti, jadwal Wings Tour Final yang terakhir itu tidak bisa kita ubah."

"Bagaimana dengan Jimin?"

"Apapun yang terjadi, kita tetap akan meneruskan konser itu."

"Dengan kondisi kita yang sekarang, apa jumlah ARMY Bomb akan tetap terlihat seperti milky way?"

"Aku yakin, mereka yang benar-benar tulus mencintai kita, tidak akan pernah meninggalkan kita."

"Uwaa.. uri Yoongi hyung bijak sekali." Hoseok memainkan perannya sebagai happy virus dan membuat member lain tertawa.

Tanpa mereka sadari di saat yang bersamaan, Jimin menangis dalam tidurnya.

"Hyung! Jimin hyung!" Jungkook berujar tiba-tiba.

Atensi para member beralih pada Jimin yang terlihat meneteskan air mata.

"Jimin-ah.. Kau sadar, 'kan? Ayo lihat kami." Taehyung menggenggam punggung tangan Jimin yang masih terpasang infus.

Perlahan Jimin membuka matanya. Ia kemudian menunjuk ke arah sesuatu.

"Aku terus saja membuat masalah bagi grup ini. Apa aku harus keluar saja?" tulis Jimin.

"Tidak! Apa maksudmu, Park Jimin!?" teriak Yoongi setelah membaca tulisan yang ditulis Jimin pada sebuah kertas.

Ya, saat ini hanya kertas dan pena yang menjadi alat komunikasi bagi Jimin. Rasanya ia sudah tak mampu untuk berbicara banyak. Bahkan ia harus berusaha keras untuk mengeluarkan suara untuk sepatah kata.

Member BTS terkejut dan segera mendekat pada Yoongi. Menilik deretan aksara yang ditulis Jimin sehingga membuat Yoongi bisa sampai membentak Jimin.

"Jangan pikirkan apapun. Kau hanya harus sembuh dan kembali ke panggung untuk menunjukkan sisi kerenmu itu. Jika aku harus memilih siapa orang yang paling keren, aku akan memilihmu Jimin-ah." kata Jin lembut menenangkan adiknya itu.

"Aku member terakhir yang bergabung dengan kalian. Mungkin jika aku tidak bergabung saat itu, BTS tidak akan bermasalah seperti ini."

"Buang pikiran burukmu itu, Park Jimin!"

Kali ini Taehyung, sahabatnya sendiri yang membentaknya dengan bariton. Jimin yang memang sudah lemah, makin lemah karena bentakan.

"Kalian sudah terlalu lama membuat ARMY menunggu. Aku khawatir tentang itu."

"Hei! ARMY menunggumu. Kami semua menunggumu. Komentar di twitter kita semua isinya tentang ARMY dan banyak orang yang mendoakan kesembuhanmu." jelas Namjoon.

"Kalian bohong. Bukankah sekarang sedang banyaknya pemberitaan mengenai penurunan rating BTS?"

Jungkook kemudian menarik kertas dan pena yang sedang dipegang Jimin. Dengan segera ia meremat kertas yang telah ia tarik paksa itu. Mencegah hyung-nya untuk lebih jauh lagi menuliskan tentang pemikiran buruk yang tengah berkecamuk dalam pikirannya.

"Hyung, BTS itu tidak bisa tanpa satu orang dari kita. Jangan merasa tertekan karena hal ini. Aku yakin tadi kau juga sudah mendengar kalimat bijak dari Yoongi hyung." Setetes air mata mengalir membasahi pipi Jungkook.

"Maaf telah membentakmu tadi." lirih Taehyung.

Sebenarnya Taehyung sengaja mengeraskan suaranya dan terlihat seperti membentak Jimin, hal yang tak sepantasnya ia lakukan pada orang yang lemah, apalagi orang itu adalah sahabatnya sendiri. Namun ia melakukan untuk menyadarkan Jimin, karena Taehyung tahu salah satu hal paling sensitif yang paling ia khawatirkan dari diri Jimin saat ia sedang down adalah rasa pesimis. Jimin selalu merasa cemas dan tidak akan berhenti memikirkan hal-hal buruk saat perasaannya dirasa tidak enak. 

Nightmare - Park Jimin ✔Where stories live. Discover now