coretan keenam; that girl

102 10 4
                                    

-
THAT GIRL

-THAT GIRL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Gadis itu mengacak-acak rambutnya, kemudian mengikatnya secara asal dengan scrunchies berwarna coklat yang ada di pergelangan tangganya. Dia terduduk diatas tempat tidurnya dan memandang seisi kamarnya yang berantakan. Isinya bener-bener mirip kapal pecah. Banyak bungkusan makanan yang sudah habis tercecer bersama dengan baju-bajunya di lantai.

Gadis itu menguap, turun dari tempat tidurnya dan tak sengaja menginjak sekaleng minuman bersoda yang membuat bunyi keras, refleks dia menutup telinganya.

Kemudian dia berjalan dan membuka jendelan kamar apartemennya. Diluar ternyata sudah gelap, dia bahkan lupa pukul berapa sekarang. Gadis itu melirik jam dinding di kamar apartemennya yang ternyata sudah tidak bergerak lagi.

Sial, bahkan jam dindingnya rusak entah sejak kapan.

Gadis itu menyeret kakinya keluar dari kamar apartemennya, tak berbeda dengan kamarnya, ruangan lain di apartemennya sama berantakan. Ada sekotak piza di depan TV yang kalau dia tidak salah ingat sudah dua bulan di sana.

Gadis itu memegang kepalanya yang pusing. Sudah satu tahun dia hidup seperti ini, seperti zombie, hanya terkurung di apartemennya yang berantakan seorang diri.

Gadis itu kembali masuk kedalam kamarnya, menginjak sampah-sampah itu tanpa berniat membersihkannya. Dia masuk kedalam kamar mandi dan memutuskan untuk mandi karena baru saja melihat zombie di kaca yang tak lain dirinya sendiri.

Gadis itu keluar kamar mandi, sudah lebih bersih, wajahnya lebih cerah, tapi tatapan matanya sama, tidak menunjukan adanya gairah hidup disana.

Gadis itu membuka lemarinya dan meraih sebuah hoodie hitam, memakainya asal dan menghela nafas panjang. Bersiap memulai petualangan.

Dia meraih ponselnya di atas nakas dan memasukan kedalam kantong hoodie dan segera keluar dari kamarnya.

Gadis itu membuka pintu apartemennya dan menghela nafas. Ini kali pertamanya memutuskan keluar setelah setahun mengurung diri.

Sekarang disini gadis itu, disebuah minimarket dekat apartemennya. Berkali-kali menghela nafas panjang sebelum memutuskan masuk, tudung hoodienya dia naikan, dia menyusuri sepanjang rak dan mengambil barang-barang yang dikiranya perlu.

Tiba hal paling mendebarkan. Membayar di kasir. Shit, here we go again. Gadis itu berjalan mendekati meja kasir, seorang pria dibalik meja kasir setia memandangnya dengan senyuman. Gadis itu menebak-nebak, apa yang harus dilakukanya.

Dia lupa cara berinteraksi dengan manusia dan rasanya sangat membuatnya tak nyaman.

"Apakah kau orang baru di tempat ini?" tanya kasir itu sambil menghitung belanjaanya.

Gadis itu kebingungan.

"You okay?" lanjut kasir itu. Dia memandang gadis didepanya dan sepertinya tak baik-baik saja. Siapa gadis aneh yang muncul tengah malam ini. Pandangan matanya kosong dan dia nampak ketakutan.

"Hey?"

Gadis itu masih tak menjawab dan hanya menunduk.

Kasir itu menyerah, dia menyebutkan total yang harus dibayar. Gadis itu memberikan uang pas dan langsung meraih kantong belanjaanya. Berjalan tergesa-gesa pergi darisana. Kasir itu memandang gadis itu aneh.

Sepanjang jalan kembali menuju apartemennya, dia berusaha menghindari kontak mata dengan beberapa orang yang ditemuinya. Bener-bener menakutkan. Namun naasnya dia justru menabrak seorang pria tua yang nampak sedang mabuk.

"Bitch gunakan mata sialanmu itu."

Gadis itu gementaran, bener kan meraka manusia sangat menyeramkan. Dia berusaha berdiri dengan ketakutan, dan tanpa memperdulikan belanjaanya yang susah payah dia dapatkan, gadis itu berlari pergi. Nafasnya acak-acakan, dia sangat ketakutan, benda pipih di kantong hoodienya bergetar. Dia mengeluarkanya cepat, dan menjawab panggilan dari seseorang.

"Sampai kapan lo mau kayak gini?" suara berat mengema disana.

Gadis itu mengalihkan pandangnya, dan berhenti pada seorang lelaki di ujung jalan yang langsung mengangkat tanggan padanya.

"Kamu belum berhenti nguntit aku?" jawab gadis itu lirih, suaranya begitu kecil dan terdengar kesakitan.

"Iya kan cuma lo satu-satunya robot gue yang kabur."

BOOM.

***

ditulis oleh carlin yang sebenarnya lagi binggung mau tulis apa karena udah lama ga nulis, terus ngetik aja gitu, soalnya hampa banget hari-hari belakangan ini.

25 April 2022.

Her thoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang