Playing With Fire

ep. 5 : Injury

Biar ga bingung, aku jelasin dulu ya. Jadi hampir semua chapter dibuku ini isinya flashback sebelum keempat member blackpink tewas. Kalo kembali ke realita (waktu sekarang), ada tandanya kok, kaya gini;

Ok langsung aja. Ep 5, dimulai.

Jennie merapalkan senyumannya ketika surat kaleng miliknya telah resmi terkirim secara rahasia ke kantor dispatch.

Apalagi memangnya yang diharapkan perempuan itu, selain jatuhnya harga diri Lisa juga Hanbin secara bersamaan hingga keduanya bisa merasakan apa yang saat ini ia rasakan?

Mengetahui bahwa Taeyong masih mendekam di kantor polisi membuat pikiran Jennie lari kemana-mana. Ia hanya ingin, pelaku sebenarnya dibalas setara dengan apa yang telah diperbuatnya.

Tidak butuh waktu lama untuk menunggu kapan peristiwa gempar itu akan dibeberkan.

Masyarakat sekitar yang telah mendengar hot news tersebut, banyak yang berbondong-bondong mendatangi gedung YG hanya untuk menunggu pernyataan resmi dari Yang Hyunsuk.

Berterimakasihlah kepada Jennie yang membuat para oknum-oknum dispatch tidak terlalu kesulitan dalam melakukan pekerjaannya, juga para wartawan sekaligus staf-staf stasiun televisi yang sekarang gempar menunggu uang masuk, karena telah menyiarkan berita yang cukup 'mengejutkan' masyarakat itu.

Blackpink baru saja menggelar comeback-nya. Jika salah satu membernya kedapatan berciuman dengan salah satu member grup laki-laki seagensi pula, bagaimana jadinya berita itu tidak viral? Belum lagi reaksi dan tanggapan para penggemar. Wah.

Tidak peduli tentang apa saja yang akan didapat keduanya setelah ke'bocoran' peristiwa itu, yang pasti sekarang Jennie bisa tertawa licik diatas penderitaan keduanya.

Aku menyudutkan diriku cepat, saat mengetahui seorang perempuan masuk ke dalam ruangan yang tadinya diisi sendiri oleh Jennie, yang kemudian mendorong tubuh perempuan itu kuat.

"Gitu ya lo!?"

"Bitch."Jennie mengangkat tubuhnya yang tersungkur, kemudian membalas perlakuan Jisoo.

"Stress ya?!"teriak Jennie kalap.

Jisoo tersenyum heran sambil menunjuk tubuh perempuan itu dengan jari telunjuknya. "Kenapa? Lo iri sama Lisa gara-gara dipepet Hanbin terus? Loh, lupa ya, yang mutusin kemarin siapa yang gak terima sekarang siapa? Aneh gue liat lo Jen, gak ada puas-puasnya. Serakah! Mirror girl, lo yang lebih cocok dikata bitch."

"Bukan urusan lo Jis campurin urusan kita bertiga. Jangan mentang-mentang muka dua lo udah kebongkar, jadi lo sok ngebela-bela Lisa di depan gue. Dasar fake!"

"Lo yang fake, tolol. Lo yang muka dua. Lo emang harus diajarin cara temenan lagi deh kayaknya. Solidaritas lo gak ada. Mau menang sendiri. Pantes gak ada yang tahan lama-lama ngikut sama lo"

"Solidaritas gak ada? Masa ada yang rela cowoknya dibagi-bagi demi temen yang datangnya pas butuh doang sih? Temen ya temen, cowo ya cowo. Mesti gue jelasin lagi apa, Taeyong itu gak bakal pernah suka sama elo. Dia sukanya sama gue. Kim, Jennie. Jennie, Kim. Bukan Kim Jisoo-ku yang malang"

"—lagian ini semua bukan urusan lo. Urus aja diri lo sendiri. Di deketin Bobby tetap gak mau, terima kenyataan aja kali."

Aku melangkahkan kakiku cepat, sebelum akhirnya dilewati oleh Jennie yang mendesis gusar meninggalkan Jisoo sendirian di ruangan itu.

Aku memejamkan mataku cepat, saat mengetahui bahwa didalam ruangan CEO Yang, sekarang yang terdengar hanyalah bunyi libasan,—yang ntah memakai apa, dan aku juga tidak tahu sebenarnya apa yang tengah mereka lakukan didalam sana.

Walaupun aku meyakini itu adalah Lisa dan Hanbin, tidak membuatku percaya kalau Jennie juga sedang berada didalam.

Ntah menyaksikan, atau malah ikut dihukum oleh lelaki setengah baya itu.

Karena siapa yang tahu, bahwa agensi ini tidak se'indah' yang orang lain kira?

Buktinya, sudah tak terhitung lagi berapa banyak orang yang keluar dari ruangan itu dengan badan penuh luka, yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri, yang tidak lama setelahnya mereka putuskan untuk keluar dari YG-ku ini?