44. Keep Husnudzon

1.8K 93 17
                                    

Melabuhkan cinta pada sosok yang pernah di miliki orang lain, terlebih saudara kandung sendiri tentu akan banyak tantangan.
🍁

Ridho melihat dari kejauhan, Nur tampak sibuk dengan pembicaraan di ponselnya. Tak mau termakan oleh rasa kepo, Ridho pun menepuk bahu sang istri beberapa kali sambil membisikkan sesuatu pada telinga Nur.

Plukk.. plluk.. "Dek.. kamu bicara sama siapa..?" Tanya Ridho.

Nur yang sedikit terkejut ternyata spontan saja menyentuh gambar merah berbentuk ponsel. Tanpa keduanya sadari ponsel pun mati dan tentu saja suara bisikan Ridho tadi masuk dan terdengar oleh Risky yang memang sedang menelfonnya.

Telfon seketika saja terputus lantas Nur membalik badan kearah Ridho dengan sedikit meringis.

"Eh.. mmmas.. heheh.. ada apa..?" Sambung Nur.

Ridho sedikit nyengir melihat reaksi lucu Nur yang sangat menggemaskan "..iss..issh istriku lucunya.. kamu itu telfon siapa tadi..?"

"Anu..itu mas.. itu tadi.. "

"Siapa sih sayang..?"

Balas Ridho dengan memeluk Nur yang tengah gugup. Seketika Nur yang tengah bingung malah mendadak lebih bingung berlipat. Apa yang harus ia katakan pada sang suami soal Risky, batin Nur hanya menerka dan memikirkan jalan yang dirasanya buntu.

Ridho melepaskan pelukannya "..ishh.. bilang aja kalau pagi ini minta peluk.."

Nur tersenyum lantas mengalihkan topik pembicaraan "..eh mas..makan yuk.. tadi aku masak spesial loh.."

"Oo iya.. ayok-ayok.." Ridho pun melupakan pertanyaan yang ada dibenaknya lantas keduanya pergi menuju dapur.

.
Selepas makan Ridho bersiap menuju kamar, disana terlihat baby kecilnya Nuris yang tengah berbaring menghabiskan susu dalam dot.

Ridho menghampiri "anak abi...udah mau bobo ya..?" Tanya Ridho.

Tak ada jawaban dari putri kecilnya hanya sedikit senyum dengan pandangan kosong. Ridho kembali bertanya-tanya mengapa Nuris tetap tidak ada respon dengan apapun yang ada di hadapannya. Ridho kembali menampik segala perasaannya lantas bersiap ganti baju untuk segera menuju resto perdananya.

"Loh mas.. mau pergi pagi ini..?" Tanya Nur sambil menyelimuti putrinya yang sudah tertidur.

"Iya nanti aku mau ke resto sayang.. kamu mau ikut.. ? ikut ya.. ntar aku kenalin sama partner kerja aku." Pinta Ridho.

"Afwan mas.. kayaknya ndak bisa yo.. soalnya kan.." Tunjuk Nur kepada buah hatinya yang tengah tertidur pulas.

Ridho cukup mengerti lantas mengecup kening sang istri.

"Aku berangkat dulu kalo gitu. Baik-baik di rumah ya sayang.. Assalamualaikum." Ridho pergi dengan motor gedenya.

Beberapa menit setelah kepergian Ridho. Nur merasakan ada sesuatu yang mengganjal dengan dirinya. Entah rasa apa itu. Antara gundah dan kekhawatiran yang tak beralasan.

Nur mulai mencari kesibukan. Mulai dari memasak, mencuci dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah. Namun semua itu dirasanya masih belum menemui kelegaan.

"Astagfirullah hal adzim.. ya Allah.. mengapa hamba terus memikirkan mas Ridho."
Batin Nur di dalam hatinya.

Waktu terus berlalu hingga waktu dhuhur sudah selesai dan murrotal yang ia dengar sudah mulai finish. Nur masih sibuk mengemasi masakan buatannya kedalam wadah berbentuk kotak. Nuris yang sudah rapi pun sudah siap untuk diajaknya pergi.

Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang