20

90 13 6
                                    

Kepercayaan tidak sepenting itu. Sebab ketika kamu dikhianati, kamu akan menyadari betapa rapuhnya kepercayaan itu.

⚖️

Claretta memandangi Kent yang terbujur lemas dari sofa yang berada disudut ruangan. Mengalihkan pandangannya menuju pintu yang dibuka perlahan.

Joe masih disana.

Dengan senyum mengembang mendekat ke arah Claretta yang menatapnya bimbang. Claretta bukan seseorang yang mudah bergaul. Jadi bisa dipastikan suasana disini akan menjadi sangat canggung.

"Nggak ada yang pengen lo tanyain, Ta?" Joe duduk di tepi ranjang. Sibuk dengan minuman kaleng yang tampak kesulitan dibukanya.

"Egh.. banyak sih." Claretta sedikit ragu. Takut jika pertanyaan yang ditepisnya itu hanya akan membuat keadaan semakin buruk.

Sedetik kemudian,getaran dari dalam tasnya membuatnya segera beringsut untuk mengambil.
Sebuah pesan WA diterimanya.

Arkana Dewangga
Kalok kamu penasaran sama sesuatu. Tanya ke Joe. Jam 9 dia bakal ke cafenya. Jadi masih ada waktu.

Belum selesai Claretta mencermati pesan singkat itu, sebuah pesan kembali diterimanya.

Arkana Dewangga
Aku enggak mau kamu dibekukan penasaran.

Claretta tersenyum. Arkana terlalu mengerti dirinya. Tentu saja karena Claretta terlalu menampakkan raut penasarannnya.
Merasa dibukakan lampu hijau, Claretta segera memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memuaskan jin penasaran yang merasukinya.

"Jadi... gini." Claretta mengambil nafas dalam-dalam. Joe tampak mengangkat kepalanya menatap Claretta.
"Sejujurnya aku gak pandai bergaul. Tapi karena kamu temen Arka, otomatis kamu bakal temenan sama aku. Jadi semoga kita berteman dengan baik."

Joe tertawa kecil menanggapi Claretta yang masih sungkan kepadanya. "Lo santai aja, Ta. Gue gak bakal gigit makanan temen gue. "

Claretta mengangguk-anggukan kepala. Setelah kemudian kata-kata itu berhasil tersampaikan di kepalanya.

Wait....

What??

Makanan? Emangnya aku mirip bantalan. Emang aku bulet tapi ya kalik mirip makanan. Jangan-jangan di mata Joe aku tampak seperti bakso, Claretta membatin. Meredam sedikit kesal yang menganggu.

"Setau aku tuh Kent sama Arkana gak akur. Mereka itu selalu berantem di sekolah. Nah trus ini gimana ceritanya Arkana bisa sebut Kent bagian berharga dalam hidupnya?"

Joe tersenyum miring. "Lo cemburu gara-gara Arkana nyebut Kent berharga?" Claretta mengernyitkan dahi. Memberi isyarat jika bukan itu maksud perkataannya. Joe kembali tersenyum tanpa alasan.

"Ikut gue."

Tanpa pikir panjang Claretta segera mengikuti Joe yang berjalan di depannya. Mengalihkan rasa penasarannya sesaat dengan mengamati interior rumah yang disebut markas ini.

Joe tampak memasuki sebuah ruang kecil di samping pintu utama. Claretta sedikit kaget karena tidak menyadari jika disitu ada pintu lain.

Anonymous BoyWhere stories live. Discover now