Bagian 8

3.6K 538 40
                                    

Yunho menggendong Jaejoong pada punggungnya. Ia melangkah pasti menaiki bukit yang indah dan cukup sejuk. Dua jam lalu Yunho mengajak Jaejoong untuk pergi keluar rumah. Awalnya Junsu menolak karena Siwon menyuruh Junsu untuk menjaga Jaejoong, tetapi akhirnya Junsu mengalah karena Jaejoong sendiri yang memaksanya.

"Aku berat tidak?" Tanya Jaejoong tepat pada telinga Yunho. Yunho pun tersenyum dengan terus memantapkan langkahnya.

"Ya, kau berat sekali. Tulang punggungku bisa-bisa patah setelah ini." Gurau Yunho.

"Ish! Baru segini saja tulangmu patah? Kau tidak pantas jadi ketua Dark Y jika begitu, bagaimana jika Dark Y aku ambil alih." Jaejoong terkekeh dan mengeratkan pegangan pada leher Yunho.

"Kau hanya pantas menjadi pendampingku." Ujar Yunho membuat Jaejoong tersipu malu.

"Tetapi aku buta, bagaimana jika aku malah menyusahkanmu?" Tanya Jaejoong. Yunho hanya tersenyum. Ia menghentikan langkah dan menurunkan Jaejoong.

"Kita sudah sampai? Ada dimana ini Yun?" Tanya Jaejoong penasaran. Aroma rumput bahkan angin yang berhembus sangat membuat Jaejoong merasa nyaman.

"Ini tempat yang sangat indah. Ada banyak bukit kecil, lalu padang rumput yang sangat luas."

"Benarkah? Ah pasti indah, jika aku tahu kau mengajakku ke tempat ini aku pasti akan membawa kamera dan memintamu memotretnya." Kekeh Jaejoong, Yunho hanya mampu menatap wajah cantik dan tetap ceria Jaejoong. Ia pun meraih tangan Jaejoong dan mengusapnya lembut.

"Kau tahu awalnya aku sangat tidak menyukaimu? Kau selalu membuntuti kemana pun aku pergi, kau menganggap aku ini lemah. Jika boleh jujur aku pun sempat menyuruh anak buahku mengerjaimu Jae. Ingat saat sebuah motor menyerempetmu?"

"Ah jadi itu ulahmu?! Ash kau kejam! Kau ingin aku mati huh?!"

"Jae, tenang dulu. Dengarkan sampai aku selesai."

"Tetap saja kau menyebalkan Yun!" Yunho pun tersenyum.

"Tapi karena terbiasa kau ikuti, saat kau tidak ada terasa aneh. Aku tidak memungkiri jika aku mulai menyukai saat-saat kau di sampingku. Aku tidak dapat mengelak jika aku ingin kau tetap disisiku Jae, aku pun tak ingin kau terluka. Aku ingin terus melihat kau tertawa, dan tanpa rasa takut. Jika boleh aku jujur, aku menyukaimu." Ujar Yunho membuat pipi Jaejoong merona, bahkan jantungnya sangat berdegup sangat cepat.

"Kau sedang menyatakan cinta padaku Yun?" Tanya Jaejoong.

"Menurutmu?" Jaejoong pun mengangguk.

"Kau benar-benar melakukannya?" Tanya Jaejoong kembali. Yunho pun mengecup lembut tangan Jaejoong.

"Ya. Aku mencintaimu Kim Jaejoong." Yunho menatap wajah cantik Jaejoong, entah mengapa wajah itu selalu membuatnya tenang.

"Tetapi aku buta Yun. Aku malah semakin membuatmu susah." Wajah Jaejoong terlihat murung, bagaimana pun memang dirinya pasti membuat Yunho sulit.

"Aku tidak mempermasalahkan jika kau buta. Karena bagaimana pun aku akan membuatmu kembali melihat, jika tidak dapat kembali melihat pun aku tidak masalah, karena aku mencintai dirimu bukan kondisimu." Jaejoong terkekeh begitu keras membuat Yunho terheran.

"Wae?" Tanya Yunho, Jaejoong pun menggelengkan kepalanya.

"Tidak aku sangka kau pandai juga merangkai kata-kata."

"Tsk! Kau ini ya."

"Apa-apa? Aku kenapa? Aku tampan? Jelas."

"Kau itu cantik. Berhenti mengatakan kau tampan." Jaejoong hanya mampu mengercutkan bibirnya.

Darkness✔Where stories live. Discover now