43

665 151 8
                                    

[ SUGA ]


Crap. Aku baru saja seperti mendapat serangan jantung.

Apa dunia memang berputar sangat cepat atau aku saja yang sedang tertinggal? Karena seminggu setelah Namjoon menyerahkan berkas wajib militerku, aku sudah mendapat panggilan untuk tes kesehatan.

Seminggu dari sekarang aku harus datang untuk menjalani tes itu, kemudian apapun hasilnya, aku akan memulai wajib militerku pada Februari tahun depan. Itu berarti sekitar dua setengah bulan lagi, 'kan? Semua ini terlalu cepat.

"Suga, kamu sedang apa?" tanpa aku sadari, Namjoon sudah masuk ke ruanganku. "Sebentar lagi rapat akan mulai."

"Oke, aku turun sekarang!"

Benar, aku harus fokus. Meski tanganku bergetar, aku sadar bahwa waktuku sebagai Direktur di sini hanya tersisa sedikit. Aku harus bekerja maksimal di setiap kesempatan, termasuk rapat hari ini.

Aku melangkah keluar dari ruangan dan menyusul Namjoon yang sudah menungguku di lift. Rapat akan diadakan di lantai empat, dihadiri oleh pengurus utama beserta koordinator setiap bidang. Jam di tanganku menunjukkan pukul tiga kurang sepuluh menit. Ini rapat paling sore yang pernah diadakan.

Begitu pintu lift terbuka, aku menemukan sosok Wendy yang berdiri di hadapanku. Wendy mengenakan kemeja biru muda dengan bawahan celana kain hitam yang bergaya sangat formal. Dia menguncir rambutnya yang saat ini sudah berwarna cokelat gelap.

"Selamat sore, Pak Direktur. Mari aku antar ke ruang rapat," kata Wendy sambil tersenyum.

Oh, Tuhan. Apa dia baru saja tersenyum padaku? Mungkin aku sedang bermimpi. Ya, aku pasti bermimpi.

Tidak, ternyata aku tidak sedang bermimpi. Karena ketika aku mencubit punggung tanganku, pemandangan di sekitarku tidak berubah. Aku tetap melangkah menuju ruang rapat, mengikuti Wendy yang berjalan di depanku.

Setelah menunjuk kursiku, Wendy terlihat berbicara sangat serius dengan Namjoon dan Hoseok. Mereka pasti sedang membahas bahan presentasi mereka secara singkat.

Berbeda dengan namanya yang disebut 'rapat besar', ruangan yang digunakan bukanlah ruang rapat paling besar di Century Music. Podium tetap ada, tapi hanya ada satu layar presentasi. Begitu juga dengan jumlah kursi yang kurang dari lima belas.

Tepat pukul tiga, Hoseok berdiri di podium sambil tersenyum cerah. Kursi yang ada terisi penuh dan ruangan seketika hening.

"Selamat sore, keluargaku. Sehat semua, 'kan?" tanya Hoseok ramah seperti biasa dan kami semua mengangguk. "Sebelum presentasi dibuka, harap matikan ponsel dan pusatkan segala perhatian kalian padaku. Oke? Kalian boleh bertanya saat aku memberi kesempatan."

Aku menegakkan tubuh dan melipat kedua tangan di atas meja. Aku ingat saat rapat yang membahas debut Wendy, aku menjadi salah satu yang memberi presentasi. Tapi kali ini, posisiku digantikan oleh Namjoon.

Yah, kalian pasti sudah tahu alasanku. Selain karena sebentar lagi posisi Direktur akan kuberikan pada Namjoon, aku juga tidak bisa berada di dekat Wendy. Lebih tepatnya, tidak mau.

"Baiklah, sebagai permulaan, aku akan menjelaskan kembali konsep debut Wendy," jelas Hoseok. "Kalian semua pasti ingat bahwa konsep debut Wendy adalah fresh doll."

Harus aku akui, aku suka cara Hoseok mengungkapkan ide-ide cemerlangnya. Dia memang berbakat menyusun konsep dan memberi warna pada Century Music. Karena itu setelah ini dia yang akan memegang jabatan Wakil Direktur.

"Atas dasar itu, aku memutuskan untuk mengembangkan fresh doll ini dan membuat kelanjutannya," lanjut Hoseok. "Dan konsep itu berkaitan dengan ini semua."

Before the Concert ✔️Where stories live. Discover now